Ramadhan 2023

Lamang Tapai Banyak Diburu Saat Ramadhan, Pedagang Bisa Raih Omset hingga Rp 800 Ribu Sehari

Jajan legendaris Minang ini terbuat dari beras ketan lalu dimasak dengan santan dalam bambu yang dilapisi daun pisang. Rasanya manis dan gurih.

Penulis: Rima Kurniati | Editor: Rahmadi
TribunPadang.com/Rima Kurniati
Pedagang lamang tapai di Pasar Pabukoaan yang digelar Pemko Padang di RTH Imam Bonjol Kota Padang. 

TRIBUNPADANG.COM, PADANG- Lamang tapai, salah satu Kuliner khas Sumatera Barat (Sumbar) yang banyak diburu masyarakat saat Ramadhan.

Jajan legendaris Minang ini terbuat dari beras ketan lalu dimasak dengan santan dalam bambu yang dilapisi daun pisang. Rasanya manis dan gurih.

Dicampur dengan kuah tapai yang terbuat dari ketan hitam, perpaduan lamang tapai sangat pas sebagai menu berbuka dan mengenyangkan tentunya.

Kuliner tradisional ini dapat ditemukan di Pasar Pabukoaan yang digelar Pemko Padang di RTH Imam Bonjol Kota Padang.

Salah seorang penjual lamang tapai Zulherman mengaku, lamang tapai dijual dengan harga mulai Rp 10 Ribu satu porsi.

Baca juga: Kenalkan Tradisi, Emak-emak di Padang Masak Lamang Jelang Pergantian Tahun 2023

Lamang tapai yang dijual di Pasar Pabukoaan di RTH Imam Bonjol Kota Padang.
Lamang tapai yang dijual di Pasar Pabukoaan di RTH Imam Bonjol Kota Padang.

"Kalau lamang saja Rp 10 Ribu, tapai Rp 5 Ribu. Sementara lamang satu batang Rp 60 Ribu," ujar Zuherman, Kamis (30/3/2023).

Zuherman sudah berjulan lamang tapai sejak 1990 an. Setiap tahun, Zuherman bersama sang istri menjual lamang tapai di lokasi tersebut. 

Hanya dua tahun belakangan yang tidak, saat Pasar Pabukoaan ditiadakan karena pandemi covid-19.

Zuherman bercerita, lamang dan tapai dibuatnya sendiri bersama sang istri. 

Setiap pagi, Ia membuat lamang sekitar 20 liter ketan, yang bisa menghasilkan 40 batang lamang.

Baca juga: Tak Kalah Saing dengan Jajanan Kekinian, Lamang Masih Eksis di Pasar Sijunjung

Sementara tapai sekitar 5 kilogram beras ketan. Kesemuanya habis saat dijual di Pasar Pabukoan tersebut.

"Alhamdulillah, biasanya habis semuanya, pas magrib habis," ujar Zuherman.

Zuherman mengaku belajar membuat lamang tapai dari orang tuanya. Ia membutuhkan waktu dua sampai tiga jam untuk memasak lamang.

"Habis subuh, kelapa dikukur dan semua bahan disiapkan. Jam 7 pagi mulai dibakar selama dua jam," ujarnya.

Selain lamang tapai, Ia juga menjual palai bada dan pragedel kentang.

Baca juga: Wisata Sumatera Barat: Mencicipi Lamang Tapai, Olahan Beras Ketan yang Dimasak Menggunakan Bambu

"Biasanya habis semua. Kalau habis bisa bawa uang sekitar Rp 800 Ribu," ujarnya.

Sumber: Tribun Padang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved