Kota Solok
Pelajari Pengelolaan Sampah ke Cilegon, Pemko Solok Ingin Ubah Sampah jadi Sumber Energi Terbarukan
Wali Kota Solok Zul Elfian Umar mengunjungi Kota Cilegon, Provinsi Banten, untuk mempelajari kebijakan kota itu dalam pengelolaan sampah.
Penulis: Nandito Putra | Editor: Rahmadi
TRIBUNPADANG.COM, SOLOK - Wali Kota Solok Zul Elfian Umar mengunjungi Kota Cilegon, Provinsi Banten, untuk mempelajari kebijakan kota itu dalam pengelolaan sampah pada Senin (20/3/2023).
Zul Elfian dalam keterangan tertulisnya mengatakan kunjungan ke Cilegon adalah bentuk keseriusan Kota Solok untuk bisa menduplikasi program pengolahan sampah.
“Inovasi terkait pengolahan sampah yang dilakukan Pemko Cilegon ini sudah terbukti manfaatnya. Bukan saja mengatasi persoalan sampah tetapi juga mendatangkan pendapatan,” katanya, Selasa (21/3/2023).
Menurut Zul Elfian, sampah menjadi persoalan perkotaan yang kini banyak dihadapi pemerintah.
Ia mengatakan Pemko Solok akan mempelajari kebijakan Pemko Cilegon yang berhasil mengolah sampah menjadi Bahan Bakar Jumputan Padat atau BBJB Plant.
Baca juga: Tingkatkan Kapasitas Guru Tahfiz, Pemkab Solok Selatan Beri Pelatihan dan BPJS Ketenagakerjaan
“Bayangkan tanpa menggunakan APBD, Cilegon bisa membangun pengolahan sampah. Bahkan banyak yang mendukung. Makanya kita jauh-jauh mau belajar. Pemimpin yang baik adalah yang mau belajar dari orang lain yang kinerjanya terbukti baik,” katanya.
Terpisah, Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Solok, Edrizal, mengatakan produksi sampah Kota Solok dalam sehari bisa mencapai 45 ton.
Angka tersebut bisa naik pada momen tertentu, seperti bulan Ramadan. Sebagian besar sampah tersebut, kata dia, merupakan sampah organik.
“Produksi sampah Kota Solok per tahun bisa mencapai sekitar 19.663 ton. Sementara yang terolah dan termanfaatkan baru 15,10 persen. Selebihnya tertangani dan bermuara di TPA,” katanya saat dihubungi, Selasa (21/3/2023).
Edrizal bilang saat ini pihaknya baru mengelola sampah organik menjadi produk kompos.
Baca juga: Bupati Epyardi Asda Minta Pendakwah di Solok Tidak Sampaikan Ceramah Kontroversial di Bulan Ramadan
Ia melanjutkan, DLH Kota Solok sudah memiliki rumah kompos yang dibangun menggunakan Dana Alokasi Khusus (DAK) tahun anggaran 2021.
“Sampah organik yang terkumpul diproses sekitar 21 hari, hasil prosesing akan dibawa ke rumah kompos. Produknya bisa kompos padat dan cair,” jelasnya.
Menurut Edrizal, Cilegon merupakan kota pertama di Indonesia yang berhasil mengubah sampah menjadi bahan bakar briket.
“Hal ini sebuah keberhasilan bagi sebuah kota dalam pengelolaan sampah. Untuk itulah kita ingin mendapatkan masukan dan saran, karena Pemko Solok terus berupaya mendapatkan bantuan hibah dari Kementerian LHK berupa teknologi Refuse Derived Fuel (RDF) untuk pengolahan sampah di Kota Solok,” katanya.
Melalui teknologi itu, kata Edrizal, nantinya sampah-sampah yang ditampung di TPA akan menjadi energi terbarukan atau diproses menjadi energi alternatif untuk pembangkit listrik.
Baca juga: Dukung Kegiatan Olahraga, Pemko Solok Kucurkan Dana Hibah Rp. 6 Miliar untuk KONI
“Metode RDF ini adalah pemanfaatan sampah sebagai bahan bakar atau sumber energi. Bahan bakar hasil olahannya nanti akan dimanfaatkan oleh PT Semen Padang. Hal ini sangat positif sekali dalam upaya pengelolaan sampah di Kota Solok nantinya,” ungkapnya.
KPU Kota Solok Rekapitulasi PDPB Triwulan II 2025, Jumlah Pemilih Bertambah 624 Jiwa |
![]() |
---|
19 Pelajar SMA di Kota Solok Dimankan Gegara Ugal-ugalan dan Tak Pakai Helm saat Rayakan Kelulusan |
![]() |
---|
Pastikan Tak Ada Pungli di Pasar Raya Solok, DPKUKM Imbau Pedagang Lapor Jika Ada Pungutan Liar |
![]() |
---|
Satlantas Polres Solok Kota Intensifkan Patroli Ramadan, Cegah Tawuran dan Balap Liar |
![]() |
---|
Ramadhani Kirana Putra Pidato Perdana, Ajak Warga Bangun Kota Solok Madani |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.