Melihat Kolase Anyaman Bunyi, Karya Biki Wabihamdika di Pekan Kebudayaan Daerah 2022

Biki Wabihamdika, seniman asal Gantung Ciri, Kabupaten Solok ikut pameran di Pekan Kebudayaan Daerah 2022. Ia berkolaborasi dengan Anggraeni Widhiasih

Penulis: Alif Ilham Fajriadi | Editor: Fuadi Zikri
TribunPadang.com/Alif Ilham Fajriadi
Biki Wabihamdika sedang berfoto dengan karyanya di Galeri Pameran Dinas Kebudayaan Sumatera Barat, Minggu (2/10/20222). Biki berkolaborasi dengan seniman grafis, Anggraeni Widhiasih, dengan judul karya Anyaman Bunyi. 

TRIBUNPADANG.COM, PADANG - Biki Wabihamdika, seniman asal Gantung Ciri, Kabupaten Solok ikut pameran di Pekan Kebudayaan Daerah 2022.

Biki berkolaborasi dengan Anggraeni Widhiasih, seniman berbasis visual grafis. Karya mereka dipajang di Galeri Pameran Dinas Kebudayaan Provinsi Sumatera Barat hingga 5 Oktober 2022 mendatang.

Berawal dari riset yang telah dimulai sejak 2019, Biki akhirnya mampu menghadirkan karya tersebut dengan bentuk kolase.

"Di proyek kali ini, kami membaca lebih jauh lagi bagaimana fenomena-fenomena yang ada di lapangan untuk mampu direspons dengan cara berkesenian," ungkap Biki, Senin (3/10/2022).

Baca juga: Tak Hanya Makanan Khas Sumbar, Mi Kari Khas Malaysia Ikut Hadir di Pekan Kebudayaan Daerah 2022

Baca juga: Pekan Kebudayaan Daerah 2022 Hadirkan Stan Kuliner, Promosikan Olahan Khas Berbagai Daerah di Sumbar

Biki menjelaskan, karya yang dinamakan Anyaman Bunyi itu mencoba menunjukkan keterkaitan teknologi dalam setiap cara berkebudayaan.

Selain itu, Biki melihat bahwa teknologi hadir dan merespons lanskap unik yang ada di sekitar dan direkam oleh kesenian.

"Cara kerja yang kami lakukan pada karya ini adalah metode arsip, jadi kami merekam kejadian-kejadian yang berhubungan dengan kebutuhan riset kami, lalu direspons lewat berkesenian," jelas alumni ISI Padang Panjang, Prodi Karawitan itu.

Anyaman Bunyi 2
Karya Anyaman Bunyi dengan teknik kolase, dibuat oleh Biki Wabihamdika dan Anggraeni Widhiasih. Karya tersebut dipamerkan di Galeri Pameran Dinas Kebudayaan Sumatera Barat dari 1-5 Oktober 2022.

Biki menuturkan, yang menarik dari fenomena pengarsipan dalam kegiatan seni ini adalah seniman mampu untuk merekam data yang ia temukan di lapangan dan memproduksinya menjadi sebuah karya.

"Karya ini kami tarik dari fenomena yang ada di lapangan, khususnya itu bunyi-bunyian yang kami temukan dalam riset jalur dagang di Pariaman," tutur Biki yang juga anggota Komunitas Gubuak Kopi itu.

"Melalui riset jalur dagang itu juga, saya menemukan data yang menarik tentang bunyi-bunyian yang dihasilkan oleh teknologi dan bisa dibedah dengan cara-cara berkesenian," tambah Biki.

Biki menyebut, kesenian itu hadir berdasarkan kebutuhan pada zamannya, dan karena itu juga seniman tak bisa lepas dari lingkungan mereka.

"Karya ini lebih dekat dengan masyarakat. Sebab, membahas tentang teknologi dan kemajuannya dengan lingkungan yang ada di sekitar," kata Biki.

Pada karya yang mereka pajang di Pekan Kebudayaan Daerah 2022 itu, Biki menyampaikan, langkah kerja berkesenian yang ia ambil dimulai dari pengarsipan.

Caranya dengan mendata dan mencari lagi arsip-arsip kereta yang berhubungan dengan jalur dagang, selain itu juga rel-rel kereta yang ada di Sumatera Barat.

"Kami meng-capturenya dan juga beberapa bahan bunyi-bunyian seperti gandang tambua, dan kami menjadikannya sebuah gambar," ucap Biki.

Halaman
12
Sumber: Tribun Padang
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved