Mengintip Bagian Dalam Jam Gadang Bukittinggi, Ternyata Bertingkat Enam

Terkadang berpose di depan Jam Gadang menjadi sebuah keharusan bila berkunjung ke Sumbar, terutama Kota Bukittinggi.

Penulis: Muhammad Fuadi Zikri | Editor: afrizal
TribunPadang.com/FuadiZikri
Penampakan Jam Gadang Bukittinggi dari dalam. 

Sementara bangunannya didesain oleh seorang arsitek asal Koto Gadang, Agam bernama Yazid Rajo Mangkuto

"Pembangunannya memakan biaya 21 ribu gulden, 15 ribu untuk bangunannya, 6 ribu untuk pekerja," ujar Erman, saat menghadiri Pagelaran Budaya Sadar Bencana di pelataran Jam Gadang, Sabtu, 14 Mei 2022 lalu.

Orang nomor satu di Bukittinggi itu menyebut menara Jam Gadang ini dibangun tanpa menggunakan besi sebagai penyangga.

Sama halnya dengan menara masjid tua di Minangkabau, bangunannya dibangun hanya menggunakan bata merah dengan kapur putih bercampur pasir sebagai perekat.

Diketahui, mesin Jam Gadangnya didatangkan dari Jerman oleh Ratu Belanda, Wilhelmina sebagai hadiah karena berhasil merebut Fort De Kock ketika itu.

Setelah dibangun, jam gadang ini pernah mengalami perubahan bentuk pada saat pendudukan Jepang dengan bangunan khas negeri sakura.

Pasca kemerdekaan, bangunannya juga mengalami perubahan ke bentuk yang sekarang ini.

Hingga berdiri kokoh saat ini, bangunan Jam Gadang ini sudah melewati berbagai perbaikan dan renovasi.

Berdasarkan catatan yang ada, pada gempa darat 2007, bangunan Jam Gadang pernah mengalami kerusakan cukup parah.

Bandul di dalam mesin raksasa patah yang membuat jam terhenti. Dampak gempa juga membuat bangunan miring dua derajat dan retak kecil di beberapa bagian.

Otoritas setempat melakukan perbaikan serius untuk menanganinya hingga pulih.

Alasan tak terbuka untuk umum

Kepala Dinas Pariwisata, Pemuda, dan Olahraga, Hendry menyebut Jam Gadang ini tak buka untuk umum karena berbagai pertimbangan.

Kata dia, alasan utamanya adalah untuk menjaga dan merawat bangunan Jam Gadang agar tetap berdiri kokoh seperti saat ini.

Menurutnya, jika dibuka untuk umum, pengunjung yang akan masuk dipastikan akan membludak dan dikhawatirkan akan menimbulkan kerusakan,

"Mengingat bangunan Jam Gadang ini kan bangunan tua, jadi perlu kajian untuk membuka untuk umum," ujarnya kepada TribunPadang.com, Selasa, 17 Mei 2022.(*)

 

Sumber: Tribun Padang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved