BERITA POPULER SUMBAR

3 BERITA POPULER SUMBAR: Anak Harimau Terluka, Korban Banjir Mengungsi dan Petani Terjebak Sungai

Tujuh Petani Palembayan terjeba semenjak Sabtu, 22 November 2025, dan Kantor SAR Kelas A Padang untuk segera memberangkatkan

Editor: Rahmadi
BKSDA Sumbar
HARIMAU SUMATERA TERJERAT: Penampakan anak Harimau Sumatera yang terkena jerat babi di ladang masyrakat di Koto Tabang, Nagari Koto Rantang, Kecamatan Palupuh, Kabupaten Agam, Sumatera Barat, Sabtu, (22/11/2025). Kepala Resor Konservask Wilayah II BKSDA Sumbar, Ade Putra sebut anak Harimau Sumatera yang terkena jerat babi berumur di bawah 1 tahun, dengan jenis kelamin betina, Minggu (23/11/2025). 

Seluruh korban diketahui beralamat di Salareh Aia Barat.

Abdul Malik menjelaskan kronologi kejadian bermula ketika ketujuh korban berangkat ke ladang atau sawah mereka pada Sabtu, 22 November 2025, pukul 08.00 WIB, dengan bekal yang cukup untuk satu hari.

Namun, intensitas hujan yang tinggi menyebabkan sungai meluap hebat, memutus akses mereka untuk pulang.

"Kontak terakhir yang berhasil dilakukan adalah pada Sabtu malam, sekitar pukul 20.00 WIB, dengan salah satu korban atas nama Deni. Mereka semua berhasil berkumpul di satu titik, namun hingga kini belum bisa dievakuasi karena kondisi luapan sungai," terang Abdul Malik.

Menanggapi situasi mendesak ini, Kantor SAR Padang langsung mengaktifkan operasi dengan semangat Quick Action.

Tim Rescue dari Pos Pencarian dan Pertolongan Pasaman segera diberangkatkan pada pukul 14.04 WIB dengan kekuatan enam personel.

"Lokasi kejadian diperkirakan Jarak tempuh darat dari Pos Pasaman ke lokasi kejadian cukup jauh, mencapai 56,8 kilometer, dengan estimasi perjalanan sekitar dua jam," jelasnya.

Baca juga: Anak Harimau Terjerat di Palupuh Agam, BKSDA: Diduga Satu Keluarga dengan Muncul di Kawasan BRIN

Guna mendukung misi penyelamatan, tim dilengkapi dengan berbagai alat utama (alut) dan peralatan SAR (palsar) yang mumpuni, termasuk Rescue Car, perahu karet (LCR lengkap dengan mesin tempel), peralatan mountenering, peralatan SAR air, peralatan medis, dan peralatan komunikasi.

Namun, Abdul Malik mengakui bahwa operasi SAR ini menghadapi tantangan serius.

"Faktor penghambat utama kami adalah debit air sungai yang masih tinggi dan kondisi cuaca di lokasi yang saat ini terpantau hujan dengan kecepatan angin 8 knot," katanya.

Abdul Malik memastikan bahwa tim di lapangan akan bekerja secara profesional, modern, dan teruji, sesuai dengan slogan Kantor SAR Padang, untuk memastikan seluruh warga yang terjebak dapat dievakuasi dengan selamat.(*)

Sumber: Tribun Padang
Halaman 4/4
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved