Harimau di Agam

BKSDA Sumbar Masih Kaji Pelepasliaran Anak Harimau Sumatera yang Terjebak Jerat Babi di Agam

Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumatera Barat menyatakan masih akan mengkaji kemungkinan pelepasliaran anak harimau sumatera

TribunPadang.com/Muhammad Iqbal
HARIMAU DI AGAM - Posko tim BKSDA, COP, Pagari dan Mahasiswa Kehutanan Unri pasca kemunculan Harimau Sumatera di kawasan kantor BRIN Agam, Kamis (16/10/2025). Posko yang dipakai merupakan sebuah musala di kawasan kantor BRIN Agam, di Bukit Koto Tabang, Nagari Koto Rantang, Kecamatan Palupuh, Kabupaten Agam. 

TRIBUNPADANG.COM, PADANG – Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumatera Barat menyatakan masih akan mengkaji kemungkinan pelepasliaran anak harimau sumatera betina berusia sekitar 9 hingga 11 bulan yang terjebak jerat babi milik warga di Korong Batu Gadang, Nagari Koto Tabang, Kecamatan Palupuh, Kabupaten Agam, pada Sabtu (22/11/2025) sore.


Anak harimau sumatera tersebut sebelumnya terkena jerat babi yang dipasang warga di area dekat kebun singkong.


Hal itu disampaikan Kepala Seksi Konservasi Wilayah I BKSDA Sumbar, Antonius Vevri.


“Terkait apakah akan kembali dilepasliarkan, ini perlu kajian khusus,” ujar Antonius Vevri kepada TribunPadang.com, Minggu (23/11/2025).


Menurutnya, kajian tersebut harus dilakukan secara mendalam untuk memastikan keselamatan satwa yang masih tergolong anakan itu.


“Karena ini anakan yang belum sampai satu tahun, tingkat kemandiriannya belum kuat. Oleh karena itu perlu dikaji lagi,” jelasnya.


BKSDA Sumbar, kata Antonius, akan meminta pandangan para pakar sebelum mengambil keputusan apakah harimau sumatera (Panthera tigris sumatrae) tersebut layak dilepasliarkan kembali ke habitatnya.


“Untuk hal ini, kami akan meminta pertimbangan pakar,” ujarnya.


Saat ini, fokus utama BKSDA adalah memulihkan kondisi fisik dan mental satwa dilindungi tersebut.


“Saat ini kami fokus pada proses penyembuhan dan rehabilitasi agar tidak ada trauma pada satwa ini,” lanjutnya.


Sebelumnya diberitakan, BKSDA Sumatera Barat berhasil mengevakuasi anak harimau sumatera betina itu setelah mendapatkan laporan dari Wali Jorong setempat. Lokasinya berada tidak jauh dari kebun singkong milik warga.


Laporan masuk sekitar pukul 13.30 WIB, dan tim yang saat itu juga tengah menangani konflik harimau di Palambayan langsung menuju lokasi. Mereka tiba sekitar pukul 16.30 WIB dan melakukan penyelamatan dengan membebaskan satwa dari jerat.


Karena posisinya membahayakan, harimau tersebut dibius menggunakan sumpit sebelum dievakuasi. Sekitar pukul 17.40 WIB, harimau berhasil diselamatkan.


Setelah dievakuasi, harimau dibawa ke Taman Marga Satwa Budaya Kinantan (TMSBK) Bukittinggi untuk pemeriksaan lebih lanjut. Ia sudah sadar dari pembiusan pada malam hari.


BKSDA menduga harimau tersebut mengalami luka bekas jerat, meski tidak ditemukan luka terbuka. Observasi masih terus dilakukan untuk memastikan adanya lebam atau bengkak. Satwa itu dilaporkan sudah bisa berjalan.


Untuk sementara, anak harimau sumatera itu dirawat intensif oleh dokter hewan di TMSBK Bukittinggi.


(TribunPadang.com/Muhammad Afdal Afrianto)

Sumber: Tribun Padang
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved