Pengangguran di Sumbar

Pengangguran di Sumbar: Sosiolog UNP Erianjoni Nilai Mental Generasi Z Rapuh dan Ingin Sukses Instan

Keberadaan sekaligus posisi Sumatera Barat menepati peringkat 10 besar jumlah angka penggangguran nasional, menurut Sosiolog UNP Erianjoni

Penulis: Panji Rahmat | Editor: Emil Mahmud
TribunPadang.com/Muhammad Afdal Afrianto
ANALSIS SOSIOLOG UNP - Sosiolog Universitas Negeri Padang (UNP) Erianjoni menganalisis keberadaan sekaligus posisi Sumatera Barat menepati peringkat 10 besar jumlah angka penggangguran nasional lantaran disebabkan faktor muldimensi persoalan. RI menjajaki kerja sama strategis dalam bidang UMKM, makanan halal, hingga pelibatan mahasiswa dalam pelayanan ibadah haji. 

“Secara persentase memang turun, tetapi secara jumlah ada sedikit kenaikan. Dan tentu data BPS itu sudah melalui proses sensus dan metode baku, sehingga itu menjadi acuan kami untuk menurunkan angka pengangguran,” ujar Firdaus Firman saat ditemui TribunPadang.com di ruang kerjanya, Jumat (14/11/2025).

Firdaus menjelaskan salah satu penyebab utama tingginya angka pengangguran di Sumbar adalah bertambahnya jumlah angkatan kerja dalam beberapa waktu terakhir.

“Jumlah angkatan kerja kita bertambah. Sehingga meskipun serapan kerja ada, tetap saja angka pencari kerja terus meningkat,” paparnya.

Menurutnya, dinamika pertumbuhan angkatan kerja ini membuat jumlah pengangguran di Sumbar lebih sulit ditekan jika tidak diiringi ketersediaan lapangan pekerjaan baru yang memadai.

Pemerintah Provinsi Sumbar menurutnya telah melakukan berbagai upaya untuk mengatasi persoalan ini.

Salah satunya dengan memperluas akses pelatihan vokasi melalui 14 Balai Latihan Kerja (BLK) tingkat provinsi dan kabupaten/kota.

“Kami terus mengadakan pelatihan, baik melalui balai vokasi maupun BLK Padang. Ada pelatihan pengelasan, bengkel, pembuatan kue untuk ibu-ibu, barista, hingga pelatihan konten kreator,” jelas Firdaus.

Selain itu, Disnakertrans Sumbar menurutnya juga mendorong kerja sama dengan BP3MI untuk membuka lebih banyak peluang pekerjaan luar negeri dan program pemagangan.

“Kami intens komunikasi dengan BP3MI untuk penempatan tenaga kerja ke luar negeri. Termasuk pemagangan luar negeri, sekarang sedang berlangsung beberapa pelatihan persiapan G7,” katanya.

Menurutnya, peluang kerja di luar negeri cukup besar, terutama pada sektor agroforestry, pengelasan, hospitality, perhotelan, dan restoran.

Selain itu, job fair yang rutin digelar di Padang dan kabupaten dan kota lain juga menjadi upaya strategis mempertemukan pencari kerja dengan perusahaan yang membuka lowongan.

“Job fair itu menjadi salah satu solusi, termasuk program pemagangan dalam negeri yang saat ini masih terbuka untuk 80 ribu peserta,” jelasnya.

Ia menambahkan bahwa pemerintah pusat juga menargetkan peningkatan penempatan tenaga kerja ke luar negeri hingga 500 ribu orang, yang diharapkan ikut berdampak pada penurunan angka pengangguran di Sumbar.

Firdaus optimistis berbagai program tersebut akan memberikan dampak signifikan bagi penurunan angka pengangguran di Sumbar.

“Kita harapkan penempatan tenaga kerja, baik di dalam maupun luar negeri, bisa mengurangi jumlah pengangguran. Sumbar memiliki potensi tenaga kerja yang kompetitif, dan kita dorong untuk memanfaatkan peluang yang tersedia,” ujarnya.

Sumber: Tribun Padang
Halaman 4/4
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved