Kasus ISPA di Padang

Kasus ISPA di Puskesmas Andalas Capai 2.400 Selama 3 Bulan, Warga Diminta Waspadai Cuaca Ekstrem

Puskesmas Andalas, Kecamatan Padang Timur, Kota Padang, Sumatera Barat, mencatat sebanyak 2.400 kasus Infeksi Saluran

Penulis: Arif Ramanda Kurnia | Editor: Mona Triana
TribunPadang.com/Arif Ramanda Kurnia
ISPA: Puskesmas Andalas, Kecamatan Padang Timur, Kota Padang, Sumatera Barat mencatat 2400 kasus penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) selama Agustus sampai Oktober 2025. Kepala Puskesmas Andalas, Weni Fitria Nazulis saat ditemui, Rabu (12/11/2025) menjelaskan tingginya kasus ISPA disebabkan perubahan cuaca yang tak menentu di Kota Padang, Sumatera Barat. 

TRIBUNPADANG.COM, PADANG - Puskesmas Andalas, Kecamatan Padang Timur, Kota Padang, Sumatera Barat, mencatat sebanyak 2.400 kasus Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) selama periode Agustus hingga Oktober 2025.

Kepala Puskesmas Andalas, Weni Fitria Nazulis, menjelaskan tingginya angka kasus ISPA dipicu oleh perubahan cuaca yang tidak menentu di wilayah Kota Padang.

“Perubahan cuaca ekstrem dari panas ke hujan memicu meningkatnya risiko ISPA, terutama pada anak-anak dan lansia. Kami terus mengimbau masyarakat agar menjaga daya tahan tubuh dan kebersihan lingkungan,” ujar Weni saat ditemui TribunPadang.com, Rabu (12/11/2025).

Menurutnya, fluktuasi suhu dan kelembapan udara turut memengaruhi stabilitas virus di udara.

Virus penyebab ISPA cenderung bertahan lebih lama dalam kondisi kering dan dingin. 

Baca juga: Angka Suspek Campak di Puskesmas Pauh Padang Melonjak Sejak Oktober 2025, Imunisasi Masih Rendah

Selain itu, perubahan perilaku masyarakat saat cuaca ekstrem seperti lebih banyak beraktivitas di ruang tertutup juga meningkatkan risiko penularan.

Tak hanya ISPA, Weni menyebutkan bahwa sebanyak 27 suspek campak juga tercatat di wilayah kerja Puskesmas Andalas sepanjang Mei hingga Oktober 2025.

Ia menekankan pentingnya imunisasi untuk mencegah penyebaran virus campak yang masih ditemukan di sejumlah wilayah.

“Virus campak bisa dicegah melalui imunisasi yang sudah disediakan gratis oleh pemerintah. Anak-anak yang telah diimunisasi umumnya lebih terlindungi dari risiko penularan,” jelasnya.

Imunisasi berperan penting dalam mencegah komplikasi serius akibat campak, seperti radang paru-paru, infeksi telinga, hingga gangguan pada otak.

Baca juga: Kepala Puskesmas Andalas Imbau Warga Kenali Gejala Campak dan Perkuat Imunisasi Anak

Saat ini terdapat 58 Posyandu aktif di wilayah kerja Puskesmas Andalas yang menjadi pusat layanan imunisasi dan kesehatan anak.

Program pencegahan penyakit campak terus digencarkan melalui kerja sama lintas instansi dan dukungan masyarakat.

“Sinergi antarinstansi dan partisipasi masyarakat menjadi kunci keberhasilan pencegahan penyakit menular seperti campak. Sebagian besar penularan terjadi di sekolah maupun lingkungan sekitar, sehingga perlu upaya bersama,” tutur Weni.

 

Sumber: Tribun Padang
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved