Cuaca Buruk di Padang
Perlawanan Senyap Warga Padang Melawan Banjir Rob yang Datang Setiap Tahun
Di tengah ketidakpastian iklim, warga Purus Atas memiliki sistem peringatan dini yang dibangun dari pengalaman turun-temurun.
Penulis: Panji Rahmat | Editor: Rezi Azwar
Ringkasan Berita:
- Musibah banjir rob sudah menjadi peristiwa yang menahun di Purus Atas, Padang.
- Warga yang tinggal di daerah langganan banjir meninggikan bangunan rumah agar tidak dimasuki air saat banjir rob.
- Pengamat Lingkungan dari Universitas Andalas, Prof Isril Berd, menilai pemerintah memiliki peran krusial dalam normalisasi arus sungai.
TRIBUNPADANG.COM, PADANG – Di Purus Atas, Kelurahan Rimbo Kaluang, Kecamatan Padang Barat, Kota Padang, Sumatera Barat, pepatah Minang “Alam Takambang Jadi Guru” tak lagi sekadar kearifan lokal.
Bagi masyarakat di sana, pepatah itu adalah kurikulum pahit yang harus mereka pelajari setiap tahun, bahkan setiap bulan, kurikulum tentang cara bertahan hidup di tengah kepungan banjir rob yang datang setiap tahunnya.
Bencana tahunan ini, yang terjadi akibat pertemuan ganas gelombang pasang laut dengan air darat, telah menjadi bagian tak terpisahkan dari denyut nadi kehidupan warga dekat muara Pantai Padang.
Mereka tidak lagi menunggu janji atau sentuhan pemerintah. Mereka bergerak sendiri.
Baca juga: Banjir Rob Melanda Kota Padang, Pengamat Lingkungan: Pemerintah Harus Mulai Perbaiki Hulu Sungai
Di tengah ketidakpastian iklim, warga Purus Atas memiliki sistem peringatan dini yang dibangun dari pengalaman turun-temurun.
Syafril (75), seorang nelayan setempat, menyebut fenomena ini sering terjadi di bulan besar atau bulan 14 (November 2025).
“Kewaspadan akan menyelimuti masyarakat ketika perhitungan bulan sudah masuk ke bulan 14. Itu sudah petanda untuk lebih waspada,” ujar Syafril, yang ditemui TribunPadang.com di sekitar lokasi air meluap.
Perhitungan tradisional para nelayan ini terbukti lebih andal dibanding prediksi resmi.
Baca juga: November Cuaca Laut Padang Paling Labil, Perairan Tenang Bisa Berubah Ekstrem Beberapa Jam
Dua hari sebelum air kali meluap hingga di atas mata kaki pada pekan pertama November 2025, Syafril dan tetangga langganan banjir rob sudah lebih dulu mengemasi barang-barang berharga mereka ke tempat yang lebih tinggi.
Pasang naik yang terjadi pada sore hari, kata Syafril, kerap membuat tanggul tak mampu menahan volume air, dan kali yang hanya berjarak ratusan meter dari muara Pantai Padang langsung meluap.
Mereka tahu, jika rob ini datang tanpa ditemani hujan lebat, itu masih tergolong normal.
“Tapi kalau disertai hujan, airnya bisa masuk ke rumah. Dulu bahkan setinggi pinggang dan durasinya bisa sampai pagi hari baru surut,” kenangnya, menggambarkan kengerian masa lampau.
Tumbuh Bersama Air Pasang
Banjir rob di Purus Atas telah menciptakan generasi yang tumbuh bersama air pasang. Yusni (68), adalah salah satunya.
Sejak kecil ia telah akrab dengan bencana ini. Kenangan paling membekas adalah pada tahun 1990-an, saat air mencapai setinggi pinggang dan masuk ke rumahnya.
Cuaca Buruk di Padang
Banjir Rob di Padang
Padang
Padang Barat
Banjir Rob
Multiangle
Universitas Andalas
Prof. Isril Berd
| November Cuaca Laut Padang Paling Labil, Perairan Tenang Bisa Berubah Ekstrem Beberapa Jam |
|
|---|
| Kisah Warga Padang yang Tumbuh Bersama Banjir Rob, Yusni Ingat saat Air Pernah Setinggi Pinggang |
|
|---|
| Cuaca Laut Padang Belum Stabil, Nelayan Jangan Melaut Terlalu Jauh dari Daratan |
|
|---|
| Banjir Rob Jadi Musibah Tahunan di Purus Atas Padang, Warga: Kalau Hujan, Air Masuk ke Rumah |
|
|---|
| Hujan dan Angin Kencang Akibatkan 9 Pohon Tumbang dan 1 Titik Banjir di Padang |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/padang/foto/bank/originals/banjir-rob-di-purus-padang-11112025.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.