Cuaca Buruk di Padang

November Cuaca Laut Padang Paling Labil, Perairan Tenang Bisa Berubah Ekstrem Beberapa Jam

BMKG menyebut, bulan November ini termasuk periode cuaca yang paling labil di wilayah perairan Sumbar, termasuk Kota Padang.

Penulis: Muhammad Afdal Afrianto | Editor: Rahmadi
TribunPadang.com/Rezi Azwar
CUACA SUMBAR - Pemandangan dari puncak Gunung Padang, Kecamatan Padang Selatan, Kota Padang, Sumatera Barat, Sabtu (23/8/2025). BMKG menyebut, bulan November ini termasuk periode cuaca yang paling labil di wilayah perairan Sumbar, termasuk Kota Padang. 

Ringkasan Berita:
  • Cuaca laut di Kota Padang, Sumatera Barat mulai membaik setelah beberapa hari dilanda gelombang tinggi.
  • BMKG mengingatkan kondisi ini belum stabil dan bisa berubah cepat dalam hitungan jam.
  • Kecepatan angin masih berpotensi meningkat hingga 20 knot, gelombang bisa capai 1,7 meter.
  • Nelayan diminta tetap waspada, terutama saat melaut di sore dan malam hari.

 

TRIBUNPADANG.COM, PADANG – Meski cuaca laut di wilayah Sumatera Barat (Sumbar) mulai berangsur membaik, nelayan diminta tetap waspada terhadap potensi perubahan kondisi laut yang cepat.

BMKG menyebut, bulan November ini termasuk periode cuaca yang paling labil di wilayah perairan Sumbar, termasuk Kota Padang.

Koordinator Bidang Prakirawan BMKG Stasiun Maritim Teluk Bayur, Budi Iman Samiaji, mengatakan cuaca buruk yang sempat melanda perairan Sumbar beberapa hari terakhir kini mulai mengalami penurunan intensitas. 
Namun, kondisi ini belum bisa disebut stabil.

“Tiga hari ke depan memang terlihat mulai membaik. Tapi lima hari ke depan belum bisa dipastikan apakah akan tetap tenang atau muncul lagi cuaca buruk,” ujar Budi Iman Samiaji kepada TribunPadang.com, Selasa (11/11/2025).

Menurutnya, pada bulan November, cuaca memang mudah berubah.  Dalam waktu singkat, kondisi cerah bisa berganti dengan hujan lebat, angin kencang, hingga gelombang tinggi.

Baca juga: Kisah Warga Padang yang Tumbuh Bersama Banjir Rob, Yusni Ingat saat Air Pernah Setinggi Pinggang

“Ini masa yang labil. Antara cerah dan hujan bergantian cepat sekali. Jadi laut juga ikut terpengaruh,” katanya.

Budi menjelaskan, kecepatan angin di perairan Sumbar saat ini berkisar antara 2 hingga 8 knot, sedangkan saat kondisi cuaca buruk bisa mencapai 15 hingga 20 knot.

Sementara itu, tinggi gelombang laut di pesisir barat Sumbar dan sekitar timur Mentawai berkisar 1 hingga 1,2 meter. 

Namun pada saat cuaca ekstrem, gelombang dapat meningkat hingga 1,7 meter.

“Kalau sudah di atas 1,5 meter, itu sudah kategori waspada. Apalagi jika bersamaan dengan air laut pasang,” katanya.

Baca juga: Banjir Rob Jadi Musibah Tahunan di Purus Atas Padang, Warga: Kalau Hujan, Air Masuk ke Rumah

Budi menambahkan, kendati cuaca cenderung membaik, nelayan disarankan tetap berhati-hati saat melaut, terutama di sore dan malam hari.

“Nelayan sebenarnya masih bisa melaut. Tapi kalau sore hari sudah terlihat gelap atau mendung, sebaiknya jangan memaksakan diri. Dan kalaupun melaut, jangan terlalu jauh dari bibir pantai,” imbaunya.

Ia menegaskan, kondisi laut yang mudah berubah memerlukan kewaspadaan ekstra agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan di tengah laut.

“Perubahan cuaca sekarang cepat sekali. Bisa tiba-tiba tenang, lalu beberapa jam kemudian berubah drastis. Itu yang harus diwaspadai,” tutupnya.(*)

 

Sumber: Tribun Padang
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved