Cuaca Buruk di Padang
Kisah Warga Padang yang Tumbuh Bersama Banjir Rob, Yusni Ingat saat Air Pernah Setinggi Pinggang
“Kalau warga yang baru melakukan pembangunan, mereka langsung memasang pondasi lebih tinggi, supaya aman,” ujarnya.
Penulis: Panji Rahmat | Editor: Rezi Azwar
Ringkasan Berita:
- Kisah Yusni yang belajar dari musibah banjir rob dengan meninggikan rumahnya agar tidak dimasuki air.
- Banjir rob kembali terjadi pada pekan pertama November 2025, menggenangi pemukiman masyarakat meski tidak tinggi.
- Warga bernama Yulit mengaku harus bergantian untuk tidur, agar saat air naik ada yang berjaga dan membangun keluarga lain untuk mengevakuasi barang.
TRIBUNPADANG.COM, PADANG – Alam Takambang Jadi Guru (Alam Terkembang Jadi Guru) pepatah Minang yang sangat melekat bagi masyarakat Purus Atas, Kelurahan Rimbo Kaluang, Kecamatan Padang Barat, Kota Padang, Sumatera Barat, yang harus berjibaku setiap tahun dengan musibah banjir rob, Selasa (11/11/2025).
Seperti halnya Yusni (68) yang sudah sejak kecil menghadapi bencana banjir rob, bahkan yang paling membekas baginya saat tahun 1990-an, karena air mencapai setinggi pinggang dan masuk ke dalam rumahnya.
Namun, belakangan kondisi terus berubah, masyarakat mulai paham cara mengatasi bencana ini dengan meningkatkan kewaspadaan, mulai dari mengemasi barang ke tempat lebih tinggi sampai meninggikan bagian tertentu dari rumahnya.
“Kalau warga yang baru melakukan pembangunan, mereka langsung memasang pondasi lebih tinggi, supaya aman,” ujarnya.
Baca juga: Cuaca Laut Padang Belum Stabil, Nelayan Jangan Melaut Terlalu Jauh dari Daratan
Yusni berkisah, banjir rob ini sudah seperti satu kesatuan dengan perjalanan hidupnya, karena belum ada solusi yang jelas dari pemerintah atas kejadian menahun ini.
Buktinya dalam pekan pertama November 2025, banjir rob kembali menggenangi pemukiman masyarakat, meski tidak tinggi tapi tetap mengganggu aktivitas masyarakat.
“Kalau pasang naik beberapa kali, tapi yang meluap ada sekali. Kebetulan kalau di bagian tempat saya tinggal rumah sudah ditinggikan jadi tidak masuk. Tapi, di dekat pintu air biasanya itu lebih besar,” ujarnya.
Banjir rob dinikmati dengan cara berbeda oleh Yulit (48) yang sudah lebih menerima keadaan ketimbang menyalahkan pemerintah.
Baca juga: Banjir Rob Jadi Musibah Tahunan di Purus Atas Padang, Warga: Kalau Hujan, Air Masuk ke Rumah
Ia mengaku selalu waspada jika perhitungan bulan menurut nelayan sudah masuk untuk banjir rob terjadi.
“Biasanya barang-barang sudah saya kemasi dan waktu tidur akan saya persingkat. Takut nanti setelah pasang naik hujan terjadi,” ujarnya.
Hujan ini menurutnya masalah yang sulit diprediksi oleh masyarakat, karena banjir rob yang disertai hujan bisa membuat genangan air lebih tinggi dan masuk ke dalam rumah.
Bersama keluarganya, Yulit mengaku bergantian untuk tidur agar nanti jika air naik ada yang berjaga dan membangun keluarga lain untuk mengevakuasi barang.
Baca juga: BPBD Bukittinggi Minta Warga Waspadai Cuaca Ekstrem, Hujan dan Angin Kencang Kerap Melanda
“Bahkan dulu pernah kami harus sampai mengungsi kalau airnya terlalu tinggi,” tuturnya.
Semua antisipasi ini menurutnya tidak hadir dari sosialisasi-sosialisasi dari pemerintah, namun hanya pengalaman setiap tahun yang ia alami. (TribunPadang.com/Panji Rahmat)
| Banjir Rob Jadi Musibah Tahunan di Purus Atas Padang, Warga: Kalau Hujan, Air Masuk ke Rumah |
|
|---|
| Hujan dan Angin Kencang Akibatkan 9 Pohon Tumbang dan 1 Titik Banjir di Padang |
|
|---|
| FOTO: Penampakan Sampah Menumpuk di Pantai Muaro Lasak Padang |
|
|---|
| Pantai Muaro Lasak Padang Dipenuhi Sampah, Warga Sebut Sudah Dua Hari Menumpuk |
|
|---|
| Peringatan Dini Padang Potensi Hujan Lebat Disertai Petir dan Angin Kencang hingga 2 Hari ke Depan |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/padang/foto/bank/originals/warga-di-Purus-Atas-Padang-11112025.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.