Karhutla di Lima Puluh Kota

Pesawat yang Dioperasikan untuk Menciptakan Hujan Buatan Mampu Mengangkut 1 Ton Garam

Pesawat akan mengangkut 1 ton garam untuk disemai di lokasi karhutla yang memasuki tanggap darurat saat ini.

Penulis: Muhammad Iqbal | Editor: Rezi Azwar
BPB Limapuluh Kota
KEBAKARAN HUTAN DAN LAHAN - Karhutla di Sarilamak, Kecamatan Harau, Kabupaten Limapuluh Kota, Sumatera Barat. Pesawat jenis Cessna mampu mengangkut 1 ton butir garam untuk menciptakan hujan buatan atau Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) dalam penanganan kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di Lima Puluh Kota dan Solok, Provinsi Sumatera Barat (Sumbar). 

TRIBUNPADANG.COM, BUKITTINGGI - Pesawat jenis Cessna mampu mengangkut 1 ton butir garam untuk menciptakan hujan buatan atau Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) dalam penanganan kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di Lima Puluh Kota dan Solok, Provinsi Sumatera Barat (Sumbar).

Diketahui, beberapa daerah di Provinsi Sumbar dilanda karhutla hingga memasuki tahap tanggap darurat akibat cuaca panas.

Dua daerah yang saat ini memasuki tahap tanggap darurat antara lain Kabupaten Lima Puluh Kota dan Solok.

Karhutla di dua daerah tersebut sulit ditangani oleh petugas di lapangan menggunakan alat manual, sehingga harus dilakukan OMC atau hujan buatan.

Baca juga: Damkar Solok Catat 154 Karhutla Selama Juli 2025, Cuaca Panas dan Pembakaran Liar Jadi Pemicu

Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik (Kabid KL) BPBD Sumbar, Fajar Sukma, mengatakan sistem penggunaan OMC untuk penanganan karhutla dilakukan dengan cara menggunakan garam dan disemai.

"Nanti, pesawat jenis Cessna mengangkut garam tersebut untuk disemai dari udara di titik api," ungkapnya.

Pesawat akan mengangkut 1 ton garam untuk disemai di lokasi karhutla yang memasuki tanggap darurat saat ini.

"Jadi, garam itu dalam karung, per karungnya 20 kilogram, dibawa menggunakan pesawat sampai 1 ton beratnya," terang Fajar.

Baca juga: Hari Ini, BPBD Sumbar Gelar Modifikasi Cuaca dalam Penanganan Karhutla di Lima Puluh Kota dan Solok

Kata Fajar, penyemaian garam juga harus berdekatan dengan titik awan.

"Disemai dekat titik awan atau benih awan," sebutnya.

"Tujuannya untuk merespon awan itu agar turun hujan, seperti itu penggunaannya," sambungnya.

Fajar menuturkan, tingkat keberhasilannya sekitar 20 sampai 30 persen.

"Kita akan lihat penggunaannya 5 hari ini sampai tanggal 29 Juli 2025, jika tidak akan diperpanjang," pungkasnya.

Baca juga: Ngaku Sultan Anak Konglomerat, Christian Putra Penipu Modus Kasihan Diamankan Warga di Purwakarta

KEBAKARAN HUTAN DAN LAHAN - Penampakan pesawat jenis Ceesna yang akan berangkat ke Kabupaten Lima Puluh Kota dan Solok untuk tangani kebakaran hutan dan lahan di Bandara Internasional Minangkabau (BIM), Jumat (25/7/2025). Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Sumbar, Fajar Sukma, sebut pesawat jenis Cessna sudah berangkat pukul 11:00 WIB untuk penanganan titik karhutla di dua kabupaten di Sumbar.
KEBAKARAN HUTAN DAN LAHAN - Penampakan pesawat jenis Ceesna yang akan berangkat ke Kabupaten Lima Puluh Kota dan Solok untuk tangani kebakaran hutan dan lahan di Bandara Internasional Minangkabau (BIM), Jumat (25/7/2025). Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Sumbar, Fajar Sukma, sebut pesawat jenis Cessna sudah berangkat pukul 11:00 WIB untuk penanganan titik karhutla di dua kabupaten di Sumbar. (Dokumentasi/BPBD Sumbar)

Sebelumnya diberitakan, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Sumbar menggunakan Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) atau hujan buatan dalam penanganan kebakaran hutan dan lahan (Karhutla), pada Jumat (25/7/2025).

Pernyataan tersebut disampaikan oleh Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Sumbar, Fajar Sukma, saat dikonfirmasi melalui WhatsApp, Jumat (25/7/2025) siang.

Halaman
12
Sumber: Tribun Padang
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved