Dugaan Korupsi di Kemendikbud

Kesan Penggunaan Chromebook di SMP Tahfidz Rahmatul Aisy Solok, Hanya Bisa untuk Aplikasi Ringan

Dari sekian banyak daerah yang menerima bantuan Chromebook ini, salah satunya adalah Kabupaten Solok.

Penulis: Ghaffar Ramdi | Editor: Rahmadi
Tribunnews.com
KASUS KORUPSI CHROMEBOOK - Penampakan Chromebook yang membuak eks Mendikbud turu dipanggil. Sekitar 25 sekolah yang terdiri atas sekolah dasar dan sekolah menengah pertama di Kabupaten Solok menjadi penerima dari bantuan Kemendikbud masa kepemimpinan Nadiem Makarim. 

TRIBUNPADANG.COM, SOLOK - Kejaksaan Agung tengah mengusut dugaan korupsi laptop Chromebook di Kementerian Pendidikan, Kebudayaan (Kemendikbud) pada 2020-2022 dengan anggaran pengadaan laptop itu Rp9,3 triliun.

Berdasarkan penelusuran TribunPadang.com, pengadaan laptop itu merupakan bagian dari program digitalisasi pendidikan yang digagas saat Nadiem Makarim menjabat Mendikbud.

Namun belakangan proses pengadaan laptop itu diduga bermasalah. Kejaksaan Agung menyebut 1,2 juta unit laptop yang dibeli atas arahan Nadiem itu tidak bisa digunakan secara optimal oleh guru dan murid.

Dari sekian banyak daerah yang menerima bantuan Chromebook ini, salah satunya adalah Kabupaten Solok.

Sekitar 25 sekolah yang terdiri atas sekolah dasar dan sekolah menengah pertama di Kabupaten Solok menjadi penerima dari bantuan Kemendikbud masa kepemimpinan Nadiem Makarim.

Baca juga: HUT Ke-26 Persatuan Purnawirawan Polri, Wawako Maigus Nasir Hadiri Syukuran di Polresta Padang

Kepala Sekolah Menengah Pertama (SMP) Tahfidz Rahmatul Aisy Lembah Gumanti, Maulida menyebut bahwa sekolahnya juga menjadi salah satu penerima bantuan Chromebook dari Kemendikbud.

"Alhamdulillah, sekolah kami menjadi salah satu penerima dari bantuan Chromebook dari Kemendibud beberapa tahun lalu dan total kami menerima 15 Chromebook," katanya.

Maulida menyebut, selama digunakan Chromebook bantuan Kemendikbud ini hanya bisa dipakai untuk aktivitas ringan saja.

"Kebetulan saya juga guru yang mengampu mata pelajar TIK, jadi selama digunakan Chromebook ini hanya sebatas digunakan untuk membuka aplikasi ringan saja," katanya, Jumat (18/7/2025).

Dirinya menyampaikan, Chromebook ini merupakan produk dari Google, jadi tidak seperti kebanyakan laptop pada umumnya, Chromebook ini tidak pakai sistem operasi Windows.

Baca juga: Pelaku Perampokan Nenek Guslina di Padang Akhirnya Mengaku Usai Diinterogasi 12 Jam di Polres

"Jadi itu adalah keterbatasan dari Chromebook ini selama kami gunakan untuk menunjang program kurikulum Merdeka Belajar. Kalau dibandingkan, memang lebih nyaman pakai laptop pada umumnya," jelas Maulida.

Maulida mengungkapkan, selama tiga tahun belakang dipakai, kalau untuk pemakaian searching dan terkoneksi ke internet, Chromebook tersebut sudah cukup.

"Satu hal lagi yang menjadi pembeda dari Chromebook ini adalah ukurannya yang kecil dan minimalis. Jadi tidak banyak makan tempat di sekolah," terangnya.

Saat ditanya TribunPadang.com mengapa  SMP Tahfidz Rahmatul Aisy Lembah Gumanti menjadi sekolah swasta satu-satunya yang menerima bantuan Chromebook ini, Maulida urung manyampaikan.

Maulida menambahkan, serah terima Chromebook yang berada di SMP Tahfidz Rahmatul Aisy Lembah Gumanti dilakukan ketika zaman kepala sekolah sebelum dirinya.

Baca juga: Nongkrong Jadi Lebih Seru di Xpress Restaurant Hotel Amaris Padang

"Saat sekarang kebetulan saya yang bertugas sebagai kepala sekolah, untuk bagaimana cara SMP SMP Tahfidz Rahmatul Aysi Lembah Gumanti mendapatkan bantuan Chromebook ini saya juga kurang memahami prosedurnya," pungkas Maulida.(*)

Sumber: Tribun Padang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved