Harimau di Bukittinggi

TMSBK Bukittinggi Rawat 13 Harimau Sumatera, 1 Ekor dari BKSDA Sumbar

Dinas Pariwisata Bukittinggi mengungkapkan jumah harimau Sumatera di Taman Margasatwa Bukit Kinantan (TMSBK) Bukittinggi berjumlah 13 ekor.

Penulis: Muhammad Iqbal | Editor: Rahmadi
TribunPadang.com/Muhammad Iqbal
HARIMAU SUMATERA - Kepala Dinas Pariwisata Bukittinggi, Rofie Hendria saat ditemui di kantornya, Rabu (2/7/2025). Rofie mengatakan total jumlah harimau Sumatera di TMSBK Bukittinggi berjumlah 13 ekor, termasuk 1 ekor titipan konflik di Agam. 

TRIBUNPADANG.COM, BUKITTINGGI - Dinas Pariwisata Bukittinggi mengungkapkan jumah harimau Sumatera di Taman Margasatwa Bukit Kinantan (TMSBK) Bukittinggi berjumlah 13 ekor.

Pernyataan itu disampaikan langsung oleh Kepala Dinas Pariwisata Bukittinggi, Rofie Hendria di kantornya, Rabu (2/7/2025).

Kata Rofie, untuk saat sekarang, total harimau Sumatera di TMSBK Bukittinggi berjumlah 13 ekor.

"Jumlah tersebut sudah masuk 1 ekor harimau titipan dari BKSDA beberapa waktu lalu," jelas Rofie.

"Harimau titipan itu dulunya pernah konflik di daerah Agam, sekarang dirawat di TMSBK Bukittinggi," tambahnya.

Baca juga: Anak Harimau Sumatera Mati di TMSBK Bukittinggi, Yani Induknya Diduga Bawa Gen Cacat Keturunan

Sebelumnya diberitakan tentang anak harimau Sumatera mati di Taman Margasatwa Bukit Kinantan (TMSBK) Bukittinggi, induknya bernama Yani dicurigai mengidap kelainan genetik.

Hal itu disampaikan oleh Kepala Dinas Pariwisata Bukittinggi, Rofie Hendria saat ditemui Tribunpadang.com di ruangannya, Rabu (2/7/2025).

Kata Rofie, induk harimau Sumatera bernama Yani tersebut sudah pernah hamil sebelumnya sebanyak 2 kali.

Namun, anaknya selalu mati saat proses kehamilan. Rofie menyebut, hanya kali ini yang bertahan selama 6 hari.

"Ini adalah proses kelahiran ketiga dan anaknya selalu mati. Setelah diteliti oleh dokter hewan, dicurigai ada kelainan genetik dari indukan Yani ini," ungkapnya.

Baca juga: Polresta Bukittinggi Amankan Pelaku Penyalahgunaan Narkotika, Polisi Sita 1 Paket Sabu

Tidak hanya itu, Rofie juga mengungkapkan harimau Sumatera Yani ini merupakan anak dari indukan bernama Sean.

"Sean pernah dibesarkan di TMSBK, sekarang berada di Bali. Ternyata selama kehamilan, anak Sean juga selalu lahir cacat dan mati," ucap Rofie.

"Hanya Yani, induk dari anak harimau Sumatera yang mati pada Selasa (1/7/2025) bertahan hidup hingga sekarang. Namun, anak Yani juga selalu mati," sambungnya.

Rofie menuturkan, berdasarkan pemeriksaan tim dokter di TMSBK atau dalam bahasa kesehatan hewannya terdapat kelainan genetik.

"Dicurigai, indukan Yani bernama Sean dulunya pernah kawin sedarah. Sehingga menyebabkan cacat dalam tubuhnya," pungkas Rofie.

Baca juga: BBTNKS Lakukan Survei Harimau Sumatera 2025, Siapkan Blok Monitoring Baru di Sumbar

"Harimau itu sama dengan kuda, tidak bisa kawan sedarah," tambahnya.

Ia menambahkan, terkhusus indukan Yani, untuk ke depannya akan dilakukan penelitian lebih lanjut.

"Karena setiap melahirkan, ini termasuk yang ke 3 kali, anaknya selalu mati," tuturnya.(*)

Sumber: Tribun Padang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved