Harimau Sumatera
BBTNKS Lakukan Survei Harimau Sumatera 2025, Siapkan Blok Monitoring Baru di Sumbar
Menurut Haidir, harimau sumatera (Panthera tigris sumatrae) yang hidup di TNKS memiliki peran kunci dalam menjaga keseimbangan ekosistem.
Penulis: Fajar Alfaridho Herman | Editor: Rezi Azwar
TRIBUNPADANG.COM, PADANG - Balai Besar Taman Nasional Kerinci Seblat (BBTNKS) resmi memulai kegiatan kick off survei harimau sumatera melalui program Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS) Wide-Survey Harimau Sumatera, yang ditujukan untuk memperoleh data terbaru terkait populasi dan sebaran harimau di kawasan TNKS, Selasa (1/7/2025).
Kepala BBTNKS, Haidir, menjelaskan bahwa kegiatan ini merupakan bagian penting dari upaya konservasi jangka panjang.
“Data yang kita kumpulkan ini sangat penting dan diperlukan untuk kegiatan pengelolaan, seperti pemulihan habitat harimau jika ada yang rusak. Ini sangat penting dilakukan dalam kegiatan konservasi harimau di TNKS,” ujarnya.
Menurut Haidir, harimau sumatera (Panthera tigris sumatrae) yang hidup di TNKS memiliki peran kunci dalam menjaga keseimbangan ekosistem.
Baca juga: Pemko Pariaman Dinilai Kurang Serius Promosikan Festival Tabuik 2025, Dikhawatirkan Sepi Pengunjung
Selain menjadi predator puncak dalam rantai makanan, harimau sumatera juga tergolong sebagai spesies payung (umbrella species).
Yaitu konservasi terhadap harimau juga berdampak positif pada perlindungan spesies lain yang hidup dalam habitat yang sama.
Survei ini akan menggunakan metode monitoring berbasis kamera jebak (camera trap) serta pendekatan Sumatra Wide Tiger Survey (SWTS), yang telah diterapkan oleh BBTNKS sejak 2004. Nantinya, kawasan TNKS akan dibagi ke dalam sejumlah blok monitoring.
“Survey kali ini akan dilakukan mulai bulan Juli 2025 dengan berbagai persiapan yang sudah matang,” ujar Haidir.
Baca juga: Antisipasi Konflik Harimau di Sumbar, Warga Diminta Tak Beraktivitas hingga Malam Hari
Adapun berdasarkan data terakhir tahun 2024, jumlah harimau sumatera yang tercatat secara langsung di database TNKS mencapai 105 individu.
Namun, dari hasil analisis dan perkiraan survei, populasinya diperkirakan berada di angka 115 hingga 130 individu.
Untuk meningkatkan akurasi data, BBTNKS menambah wilayah blok monitoring di Provinsi Sumatera Barat, khususnya di Kabupaten Solok Selatan dan Kabupaten Pesisir Selatan.
Kedua blok baru ini mencakup area seluas sekitar 39.000 hektare dari total 340.000 hektare kawasan TNKS yang berada di Sumatera Barat.
BBTNKS berharap survei ini akan menjadi langkah berkelanjutan dalam menjaga kelestarian harimau sumatera yang kini berstatus kritis. “Kita berharap kegiatan ini bisa berjalan dengan baik dan tetap berkelanjutan hingga berkesinambungan,” pungkas Haidir. (TribunPadang.com/Fajar Alfaridho Herman)
Populasi Harimau Sumatera di TNKS Capai 105 Ekor, BBTNKS: Jumlah Ideal Sesuai Luas Wilayah Jelajah |
![]() |
---|
Antisipasi Konflik Harimau di Sumbar, Warga Diminta Tak Beraktivitas hingga Malam Hari |
![]() |
---|
Harimau Lanustika, yang Pernah Serang Manusia, Dikembalikan ke Alam Liar Tunggu GPS Collar dari KKH |
![]() |
---|
Harimau Puti Maua Agam Tampak Kurusan, Berbobot 65 Kilogram, PR-HSD Berikan Pakan yang Cukup |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.