Kota Solok

BMKG Ungkap Penyebab Hujan Lebat dan Angin Kencang Terjang Kota Solok Minggu Sore

Desindra menyebut, wilayah Sumatera Barat saat ini telah memasuki musim penghujan sejak akhir September hingga Maret 2026 mendatang. 

Penulis: Muhammad Afdal Afrianto | Editor: Rezi Azwar
Warga/Martin
POHON TUMBANG- Hujan lebat disertai angin kencang yang melanda Kota Solok pada Minggu (5/10/2025) sore menyebabkan sejumlah kerusakan di berbagai titik. Hujan lebat disertai angin kencang melanda Kota Solok, Minggu (5/10/2025) sore. Kepala BMKG Stasiun Minangkabau, Desindra Deddy Kurniawan, menjelaskan bahwa fenomena tersebut disebabkan oleh pertumbuhan awan cumulonimbus (Cb) yang masif di wilayah Sumatera Barat, termasuk Kota Solok. 

TRIBUNPADANG.COM, SOLOK – Hujan lebat disertai angin kencang melanda Kota Solok, Minggu (5/10/2025) sore. 

Akibat peristiwa ini, sejumlah rumah warga dilaporkan mengalami kerusakan. Bahkan, atap perkantoran serta tempat usaha ikut beterbangan diterjang angin kencang.

Kepala BMKG Stasiun Minangkabau, Desindra Deddy Kurniawan, menjelaskan bahwa fenomena tersebut disebabkan oleh pertumbuhan awan cumulonimbus (Cb) yang masif di wilayah Sumatera Barat, termasuk Kota Solok.

“Kejadian di Solok kemarin memang dipicu oleh awan konvektif jenis cumulonimbus. Awan ini dapat memunculkan hujan lebat disertai angin kencang, bahkan puting beliung jika terbentuk corong ke permukaan,” ujar Desindra saat diwawancarai TribunPadang.com, Senin (6/10/2025).

Baca juga: 2.558 Warga Bukittinggi Terima PKH, 5.185 sebagai Penerima Program Sembako

Desindra menyebut, wilayah Sumatera Barat saat ini telah memasuki musim penghujan sejak akhir September hingga Maret 2026 mendatang. 

Kondisi ini turut diperparah oleh fenomena global Indian Ocean Dipole (IOD) dengan anomali negatif sebesar 1,2 yang memicu meningkatnya pasokan uap air di wilayah barat Sumatera.

“IOD negatif ini membuat kelembaban udara tinggi dan memicu banyaknya pembentukan awan hujan di Sumbar. Selain itu, suhu muka laut di barat Sumatera juga menghangat, menambah suplai uap air di atmosfer,” terangnya.

BMKG juga mencatat adanya pola konvergensi atau belokan angin di wilayah Sumbar yang menjadi faktor tambahan pertumbuhan awan hujan intensif.

Baca juga: Pemko Bukittinggi Distribusikan 2.351 Buku Tabungan dan Kartu Kesejahteraan Sosial untuk Masyarakat

Meski sempat terjadi hembusan angin kuat, Desindra memastikan bahwa kejadian di Solok bukan puting beliung, karena tidak ditemukan adanya belalai atau corong angin yang mencapai permukaan tanah.

“Kalau tidak terlihat corong dari awan ke permukaan, maka tidak dikategorikan puting beliung, tapi angin kencang. Durasi angin kencang biasanya lebih lama, bisa di atas 10 menit,” jelasnya.

Menurut BMKG, intensitas hujan di Sumatera Barat diprediksi akan terus meningkat dan mencapai puncaknya pada November 2025. Masyarakat diminta waspada terhadap potensi cuaca ekstrem seperti hujan sangat lebat, petir, maupun hujan es.

Desindra mengimbau masyarakat agar tidak berlindung di bawah pohon, tiang listrik, atau papan reklame saat hujan disertai angin kencang. Ia juga mengingatkan pentingnya memantau informasi resmi cuaca dari BMKG.

Baca juga: PLN Sulap Limbah Jagung Jadi Listrik, Petani Tuban Dapat Tambahan Penghasilan

“Silakan pantau informasi terkini melalui aplikasi Info BMKG, media sosial resmi BMKG Minangkabau. Peringatan dini cuaca ekstrem kami perbarui secara berkala, tiga jam sebelum kejadian,” tutupnya.

Sebelumnya diberitakan, hujan lebat disertai angin kencang yang melanda Kota Solok, Sumatera Barat pada Minggu (5/10/2025) sore menyebabkan sejumlah kerusakan di berbagai titik.

Berdasarkan data sementara dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Solok, tercatat 16 titik terdampak pohon tumbang akibat cuaca ekstrem tersebut.

Sumber: Tribun Padang
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved