Citizen Journalism

Totto-Chan dan Jiwa Manusia : Menurut Lacan

Sastra seringkali menjadi cara terbaik kita untuk melihat ke dalam pikiran dan perasaan manusia. Novel Totto-Chan: Si Gadis Kecil di Tepi Jendela kary

Editor: Emil Mahmud
ILUSTRASI: ISTIMEWA
ILUSTRASI COVER NOVEL - Novel Totto-Chan: Si Gadis Kecil di Tepi Jendela karya Tetsuko Kuroyanagi adalah salah satu contohnya. Ini adalah kisah nyata yang hangat tentang masa kecil Totto-Chan di sekolah Tomoe Gakuen yang istimewa, di Jepang saat Perang Dunia II akan berakhir. 

Kepala Sekolah Kobayashi berperan penting sebagai "Nama-Sang-Ayah" yang membimbing, bukan menindas, memberikan aturan yang fleksibel.

Namun, di tengah kebahagiaan itu, kenyataan perang yang mengerikan (Real) menunjukkan batasan dunia khayalan dan aturan yang ada. Peristiwa traumatis ini mengungkapkan bahwa ada hal-hal dalam hidup yang tidak bisa dijelaskan dengan kata-kata atau diatasi dengan khayalan.

Kehilangan sekolah Tomoe—"objet petit a" yang hilang—membuat Totto-Chan terus punya keinginan, mencari sesuatu untuk mengisi kekosongan itu.

Pada akhirnya, Totto-Chan mengajarkan kita tentang pentingnya pendidikan yang memahami anak, tapi juga menunjukkan bagaimana kita semua, sebagai manusia, harus menghadapi dunia yang terus berubah.

Melalui kacamata Lacan, kita melihat Totto-Chan sebagai seseorang yang terus dibentuk oleh khayalannya, aturan di sekitarnya, dan kenyataan yang kadang pahit, menjadikannya sebuah kisah yang kaya untuk memahami jiwa manusia.(*)

Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved