Citizen Journalism
Totto-Chan dan Jiwa Manusia : Menurut Lacan
Sastra seringkali menjadi cara terbaik kita untuk melihat ke dalam pikiran dan perasaan manusia. Novel Totto-Chan: Si Gadis Kecil di Tepi Jendela kary
Kepala Sekolah Kobayashi berperan penting sebagai "Nama-Sang-Ayah" yang membimbing, bukan menindas, memberikan aturan yang fleksibel.
Namun, di tengah kebahagiaan itu, kenyataan perang yang mengerikan (Real) menunjukkan batasan dunia khayalan dan aturan yang ada. Peristiwa traumatis ini mengungkapkan bahwa ada hal-hal dalam hidup yang tidak bisa dijelaskan dengan kata-kata atau diatasi dengan khayalan.
Kehilangan sekolah Tomoe—"objet petit a" yang hilang—membuat Totto-Chan terus punya keinginan, mencari sesuatu untuk mengisi kekosongan itu.
Pada akhirnya, Totto-Chan mengajarkan kita tentang pentingnya pendidikan yang memahami anak, tapi juga menunjukkan bagaimana kita semua, sebagai manusia, harus menghadapi dunia yang terus berubah.
Melalui kacamata Lacan, kita melihat Totto-Chan sebagai seseorang yang terus dibentuk oleh khayalannya, aturan di sekitarnya, dan kenyataan yang kadang pahit, menjadikannya sebuah kisah yang kaya untuk memahami jiwa manusia.(*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.