Citizen Journalism

Totto-Chan dan Jiwa Manusia : Menurut Lacan

Sastra seringkali menjadi cara terbaik kita untuk melihat ke dalam pikiran dan perasaan manusia. Novel Totto-Chan: Si Gadis Kecil di Tepi Jendela kary

Editor: Emil Mahmud
ILUSTRASI: ISTIMEWA
ILUSTRASI COVER NOVEL - Novel Totto-Chan: Si Gadis Kecil di Tepi Jendela karya Tetsuko Kuroyanagi adalah salah satu contohnya. Ini adalah kisah nyata yang hangat tentang masa kecil Totto-Chan di sekolah Tomoe Gakuen yang istimewa, di Jepang saat Perang Dunia II akan berakhir. 

Pertemuan pertamanya dengan Totto-Chan adalah contoh terbaik. Kobayashi "mendengarkan Totto-Chan berbicara selama empat jam penuh" tanpa memotongnya, tentang segala hal yang ingin diceritakannya, mulai dari kereta api kesayangannya hingga kisah anjingnya.

Tindakan mendengarkan ini sangat penting. Itu membuat Totto-Chan merasa dihargai dan punya suara. Kobayashi membiarkan Totto-Chan mengungkapkan segala khayalannya, dan dengan begitu, ia membantu Totto-Chan menata pikirannya menjadi sesuatu yang bisa dipahami (masuk ke dunia bahasa dan Simbolik).

Kobayashi tidak menggunakan Falus (simbol kekuasaan) untuk menghukum, tapi untuk membebaskan. Kebijakannya, seperti membiarkan anak-anak "memilih mata pelajaran sendiri" atau "belajar di luar kelas," adalah cara dia membangun sistem aturan (Simbolik) yang memungkinkan anak tumbuh alami, bukan dipaksa. Dia menunjukkan bahwa aturan bisa jadi panduan yang baik, bukan cuma larangan.

3.Guru-Guru dan Teman-Teman Tomoe: Lingkungan yang Membentuk Diri

Selain Kobayashi, guru-guru lain dan teman-teman Totto-Chan juga berperan penting. Guru-guru di Tomoe sangat sabar dan kreatif, berbeda dengan guru di sekolah lamanya.

Mereka adalah bagian dari "Yang Besar Lain" yang mendukung, yang menciptakan aturan yang fleksibel tapi tetap membimbing. Mereka menganggap kesalahan sebagai bagian dari belajar, dan setiap anak dihargai keunikannya.

Teman-teman Totto-Chan juga mengajarkan banyak hal. Interaksinya dengan Yasuaki (anak yang lumpuh polio) atau Miyo-chan (yang suka mencuri) mengajarkan Totto-Chan tentang empati, toleransi, dan bagaimana bersosialisasi. Ini adalah bagian dari bagaimana Totto-Chan belajar aturan masyarakat bukan cuma dari orang dewasa, tapi juga dari teman sebaya. Mereka menjadi cermin bagi Totto-Chan, membantunya melihat dirinya dan posisinya dalam hubungan sosial yang lebih kompleks. 

4.Keinginan dan Pencarian Abadi

Keinginan Totto-Chan sepanjang novel bisa dijelaskan dengan konsep Lacan tentang keinginan. Keinginan, kata Lacan, tidak pernah bisa benar-benar terpenuhi karena objek yang kita cari (objet petit a) itu selalu hilang. Awalnya, Totto-Chan sangat ingin diterima dan dipahami. Di sekolah lama, keinginannya tidak terpenuhi.

Sekolah Tomoe Gakuen sempat menjadi "objet petit a" yang membawa kebahagiaan besar bagi Totto-Chan. Di sana, ia merasa puas dan diterima. Tapi kehancuran Tomoe karena perang menunjukkan bahwa kepuasan ini hanya sementara. Objek keinginan itu (Tomoe yang utuh) hilang.

Ini membuktikan bahwa "objet petit a" adalah sesuatu yang tidak bisa kita miliki selamanya, dan itulah yang terus mendorong kita untuk menginginkan hal lain. Kehilangan Tomoe meninggalkan "lubang" yang dalam dalam jiwa Totto-Chan.

Meski begitu, pengalaman kehilangan ini juga memicu keinginan baru. Dari sudut pandang Lacan, trauma dari Real itulah yang mendorong kita untuk terus berkeinginan, mencari "objet petit a" baru untuk mengisi kekosongan. Kenangan akan Tomoe dan pelajaran dari Kepala Sekolah Kobayashi membentuk Totto-Chan. Ia terus mencari makna, koneksi, dan tempat di dunia yang baru. Keinginannya untuk masa depan adalah respons terhadap "lubang" yang ditinggalkan oleh "objet petit a" yang hilang itu.

Kesimpulan

Totto-Chan: Si Gadis Kecil di Tepi Jendela bukan sekadar cerita anak-anak biasa; ini adalah kisah mendalam tentang bagaimana seseorang menjadi dirinya sendiri, yang bisa kita pahami lebih dalam dengan psikoanalisis Jacques Lacan.

Perjalanan Totto-Chan, dari khayalan yang kuat di awal hidupnya, lalu masuk ke dunia aturan yang baik di Tomoe, adalah gambaran jelas tentang pertumbuhan jiwa.

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved