Keracunan di Lapas Biaro

Wakil Ketua DPRD Sumbar Soroti Dugaan Kesengajaan di Balik Kasus Keracunan Napi Lapas Bukittinggi

DPRD Sumatera Barat menyoroti dugaan unsur kesengajaan dalam kasus keracunan narapidana di Lapas Bukittinggi.

Penulis: Muhammad Afdal Afrianto | Editor: Rahmadi
TribunPadang.com/Muhammad Iqbal
KERACUNAN WARGA BINAAN- Suasana Lapas Kelas IIA Bukitinggi pada saat malam hari, Rabu (30/4/2025). Wakil Ketua DPRD Sumatera Barat, Nanda Satria, menyoroti insiden keracunan warga binaan di Lapas Bukittinggi, dan akan berkoordinasi dengan DPR RI. 

TRIBUNPADANG.COM, PADANG – DPRD Sumatera Barat menyoroti dugaan unsur kesengajaan dalam kasus keracunan narapidana di Lapas Bukittinggi.

Wakil Ketua DPRD Sumbar, Nanda Satria, meminta aparat penegak hukum mengusut tuntas penyebab pasti insiden tersebut, termasuk kemungkinan adanya niat mencelakai sesama napi.

Nanda berharap Komisi I DPRD Sumbar dapat terlibat langsung dalam tim investigasi untuk mengungkap penyebab insiden keracunan massal tersebut.

“Nanti saya akan koordinasi dengan Komisi I. Harapannya, Komisi I bisa masuk dalam tim investigasi agar proses pengusutan lebih transparan,” kata Nanda saat diwawancarai TribunPadang.com, Kamis (1/5/2025).

Ia menilai kejadian ini harus menjadi peringatan keras bagi pihak Lapas Biaro, terutama dalam hal pengawasan internal.

Baca juga: Menteri PPPA Buka PLN Gender Summit 2025, Komitmen Kesetaraan dan Inklusivitas di Lingkungan Kerja

"Insiden ini perlu menjadi peringatan tegas bagi Kalapas. Alkohol sebanyak itu seharusnya terpantau oleh unit kesehatan. Meski digunakan untuk menghapus tato, tetap harus diawasi,” ungkapnya.

Nanda juga meminta aparat penegak hukum menyelidiki dugaan apakah alkohol tersebut sengaja dimasukkan ke dalam minuman atau tercampur secara tidak sengaja.

“Kita perlu pastikan apakah ini murni kelalaian atau ada unsur kesengajaan untuk mencelakai sesama napi. Ini penting untuk diusut secara serius,” tegasnya.

Ia menekankan pentingnya pengusutan kasus ini dilakukan secara terbuka agar tidak menimbulkan spekulasi di tengah masyarakat.

Baca juga: Semifinal Liga Europa : Tottenham Hotspur & Man United Terbuka Lebar Menuju Final

“Transparansi sangat penting dalam kasus ini agar tidak menimbulkan keresahan publik,” katanya.

Selain itu, ia menyoroti lemahnya sistem pengawasan di dalam lapas yang memungkinkan alkohol berbahan dasar parfum bisa masuk dan digunakan oleh narapidana.

“Kalaupun benar alkohol itu digunakan untuk hapus tato, tetap saja pengawasan dari petugas wajib dilakukan. Ini menjadi tanda tanya besar soal kontrol di lapas,” tambahnya.

Nanda menegaskan, insiden seperti ini tidak boleh terulang. Ia mendorong agar pengawasan di seluruh lembaga pemasyarakatan diperketat sebagai langkah antisipasi ke depan.(*)

Sumber: Tribun Padang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved