Gunung Marapi Erupsi

Gunung Marapi di Sumatera Barat Makin Sering 'Batuk', Sudah 15 Kali Erupsi Sepanjang April 2025

Erupsi dengan kolom abu tertinggi tercatat pada 3 April 2025, yaitu 1.500 Meter

Penulis: Muhammad Iqbal | Editor: afrizal
PGA Bukittinggi
ERUPSI GUNUNG MARAPI: Visualisasi Gunung Marapi saat terjadi erupsi, Senin (25/4/2025) pukul 16:41 WIB sore. Intensitas erupsi Gunung Marapi beberapa pekan terakhir semakin tinggi. Sepanjang 1-25 April 2025, setidaknya tercatat 15 kali Gunung Marapi "batuk". 

Seminggu berlalu, pada 16 April 2025, kembali erupsi dengan kolom abu setinggi 800 Meter pada pukul 11:37 WIB.

"Tanggal 19 April juga erupsi, kolom abu setinggi 1.000 Meter. Lalu pada 21 April erupsi 2 kali, tinggi kolom abu pertama 500 Meter dan kedua tertutup oleh kabut," jelasnya.

"Sama dengan erupsi di tanggal 21, pada 22 April 2025 juga erupsi dan tinggi kolom abu tertutup oleh kabut," tambahnya.

Baca juga: Aktivitas Erupsi Gunung Marapi Tidak Ganggu Penerbangan Arus Balik di Bandara Minangkabau

Terakhir kata Teguh, pada Jumat (25/4/2025) kemarin kembali erupsi sebanyak 2 kali. Pertama pada pukul 13:13 WIB dengan kolom abu setinggi 800 Meter.

"Sedangkan erupsi kedua pada pukul 16:41 WIB, tinggi kolom abu hanya 350 Meter," tutur Teguh.

Mulai Relokasi

Sementara Pemerintah Kabupaten Agam, Sumatera Barat mulai merelokasi sejumlah warga yang sebelumnya menjadi korban banjir lahar dingin dan rumahnya yang berada di zona merah aliran sungai yang berhulu di Gunung Marapi, Rabu (23/4/2025).

Pemerintah Kabupaten Agam diwakili oleh Camat IV Angkek, Rahmad Fajri, dan Wali Nagari Bukik Batabuah, Firdaus, yang melepas secara simbolis warga yang direlokasi.

Rahmad mengatakan untuk tahap awal, sebanyak 48 Kepala Keluarga (KK) dari Kecamatan Canduang dan Kecamatan IV Angkek.

Puluhan warga tersebut diberangkatkan dari Lapangan Sepak Bola Batu Taba, lokasi yang dijadikan titik kumpul sebelum menuju ke lokasi baru di Lubuk Basung.

Sebelum berangkat, Rahmad menyebutkan agar masyarakat yang direlokasi agar bisa segera menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitar.

"Kita menekankan pentingnya adaptasi dan kebersamaan dalam membangun komunitas baru yang aman dan nyaman. Kita berharap warga yang direlokasi dapat membaur dengan masyarakat di tempat tinggalnya yang baru, ikuti aturan yang ada di lingkungan yang baru," katanya kepada wartawan.

Rahmad mengungkapkan bahwa warga yang direlokasi diberangkatkan menggunakan bus dan truk untuk mengangkut barang-barang pribadi.

"Teknisnya, mereka berangkat dengan barang-barangnya, warga dengan bus dan barang-barang dengan truk ke rumah masing-masing," ujarnya.

Ia menambahkan, bahwa seluruh proses relokasi difasilitasi oleh Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman (Perkim) Kabupaten Agam.

Halaman
123
Sumber: Tribun Padang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved