Lifestyle

Fenomena Circle Kampus yang Paradoks, Ilusi Kebersamaan yang Melelahkan: Catat Solusinya

KEHIDUPAN kampus sering kali digambarkan sebagai masa-masa penuh kebebasan, penemuan diri, dan tentu saja, persahabatan. Kita membentuk lingkaran pert

Editor: Emil Mahmud
Magang FIB UNAND / Aisa Elvira
CIRCLE LINGKARAN KAMPUS - Beberapa mahasiswa terlihat serius menyimak perkuliahan berlangsung di salah satu ruang kelas kampus. Foto ini digunakan dalam pemberitaan mengenai tekanan psikologis yang dirasakan mahasiswa akibat terjebak dalam circle pertemanan kampus yang tampak harmonis di permukaan, namun menyimpan potensi hubungan toxic yang memengaruhi fokus belajar dan kesehatan mental. 

KEHIDUPAN kampus sering kali digambarkan sebagai masa-masa penuh kebebasan, penemuan diri, dan tentu saja, persahabatan. Kita membentuk lingkaran pertemanan, berbagi suka dan duka, serta menciptakan kenangan tak terlupakan.

Namun, pernahkah kamu merasa terjebak dalam sebuah circle pertemanan di kampus yang justru membuatmu merasa lelah, meskipun di dalamnya penuh dengan tawa dan canda?

Fenomena ini mungkin terdengar paradoks. Bagaimana mungkin sebuah kelompok yang tampak menyenangkan dari luar justru menguras energi dari dalam?

Jawabannya terletak pada ketidaksesuaian nilai, tujuan, atau bahkan sekadar vibe antara dirimu dan anggota circle tersebut.

Ilusi Kebersamaan yang Melelahkan

Di permukaan, semuanya tampak baik-baik saja. Kalian mungkin sering menghabiskan waktu bersama, entah itu di kantin, perpustakaan (meskipun jarang menyentuh buku), atau sekadar nongkrong di tempat-tempat hits sekitar kampus.

Gelak tawa seringkali pecah, obrolan mengalir tanpa henti, dan foto-foto kebersamaan menghiasi media sosial. Namun, di balik semua itu, ada perasaan aneh yang menggerogoti:

1. Energi Terkuras 

Setiap interaksi terasa seperti sandiwara. Kamu merasa harus terus "on" dan menyesuaikan diri dengan selera humor atau topik pembicaraan yang sebenarnya tidak terlalu kamu nikmati.

2.  Tidak Ada Dukungan Nyata

Saat kamu menghadapi masalah akademik atau personal, circle ini mungkin kurang memberikan dukungan yang kamu butuhkan. Mereka lebih fokus pada kesenangan sesaat daripada mendengarkan keluh kesahmu.

3. Tujuan yang Berbeda

Kamu mungkin memiliki ambisi akademik atau minat yang berbeda jauh dengan anggota circle. Alih-alih saling memotivasi, kamu justru merasa tertahan atau bahkan diremehkan.

4. Merasa Tidak Menjadi Diri Sendiri

Demi diterima dan menjadi bagian dari kelompok, kamu mungkin terpaksa menyembunyikan sebagian dari dirimu yang sebenarnya. Ini tentu saja sangat melelahkan secara emosional.

Halaman
123
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved