Gunung Marapi Erupsi

Naik Level Siaga Gunung Marapi Sumbar Meletus 3 Kali Pagi Ini, Kolom Abu Erupsi Capai 800 Meter

Ketinggian kolom abu erupsi Gunung Marapi, Sumatra Barat mencapai 800 meter dari puncak setelah meletus lagi, Kamis (7/11/2024) pagi.

Penulis: Fajar Alfaridho Herman | Editor: afrizal
PGA Marapi
Visualisasi puncak Gunung Marapi Sumbar pasca erupsi terjadi pada hari Kamis (7/11/2024) pagi. 

"Masyarakat yang bermukim di sekitar lembah,aliran atau bantaran sungai-sungai yang berhulu di puncak Gunung Marapi agar selalu mewaspadai potensi ancaman bahaya lahar yang dapat terjadi terutama di saat musim hujan," terangnya.

Wafid menghimbau jika terjadi hujan abu maka masyarakat diimbau untuk menggunakan masker penutup hidung dan mulut untuk menghindari gangguan saluran pernapasan (ISPA).

Ia juga menyebutkan seluruh pihak agar menjaga suasana yang kondusif di masyarakat, tidak menyebarkan narasi bohong (hoax), dan tidak terpancing isu-isu yang tidak jelas sumbernya. Masyarakat harap selalu mengikuti arahan dari Pemerintah Daerah.

"Pemerintah Daerah Kota Bukittinggi, Kota Padang Panjang, Kabupaten Tanah Datar, dan Kabupaten Agam agar senantiasa berkoordinasi dengan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi di Bandung atau dengan Pos Pengamatan Gunung Marapi di Bukittinggi untuk mendapatkan informasi langsung tentang aktivitas Gunung Marapi," katanya.

Berdasarkan keterangan tertulis yang diterima TribunPadang.com, perubahan status Gunung Marapi Sumatera Barat ini setelah dilakukannya evaluasi aktivitas oleh pihak Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG).

Menurut Kepala Badan Geologi, Muhammad Wafid, Gunung Marapi termasuk gunung yang sering mengalami erupsi. Sejak tahun 1807 erupsi memiliki masa istirahat terpendek kurang dari 1 tahun dan terlama 17 tahun (rata-rata istirahat 3,5 tahun). 

Baca juga: Erupsi Gunung Marapi Sumbar Lontarkan Abu Vulkanik 300 Meter, BMKG: Mengarah ke Tanah Datar

"Sejak tahun 1987 sampai sekarang erupsinya bersifat eksplosif yang berpusat di Kawah Verbeek. Aktivitas erupsi biasanya disertai suara gemuruh dengan produk erupsi dapat berupa abu, lapili, dan terkadang juga diikuti oleh lontaran material pijar dan bom vulkanik," terangnya lewat keterangan tertulis.

Rangkaian erupsi atau letusan secara tidak kontinyu masih berlanjut sampai saat ini sebagai akibat dari dinamika naik turunnya pasokan fluida dari kedalaman tubuh Gunung Marapi, yang teramati utamanya dari fluktuasi tinggi kolom abu erupsi maupun kegempaan. 

Selanjutnya, jelas Wafid, secara visual dalam beberapa hari terakhir aktivitas Gunung Marapi cenderung mengalami peningkatan. 

Aktivitas hembusan dan erupsi atau letusan semakin intensif dimana tinggi kolom abu erupsi teramati 2000 meter di atas puncak pada 27 Oktober 2024 dan 1500 meter di atas puncak pada 6 November 2024 pukul 05:44 WIB.

Kemudian secara kegempaan, sejak 7 Oktober 2024 terdapat kecenderungan peningkatan terutama gempa Vulkanik Dalam (VA) yang berasosiasi dengan peningkatan pasokan fluida dari kedalaman. 

"Kenaikan kegempaan ini juga selaras dengan adanya deformasi inflasi di bagian puncak Gunung Marapi dan dari data variasi kecepatan seismik dan koherensi menunjukkan terganggunya kondisi medium bawah permukaan tubuh Gunung Marapi akibat peningkatan tekanan (stress) pada tubuh gunung," jelasnya.

Berdasarkan evaluasi data-data pemantauan, maka secara umum aktivitas Gunung Marapi mengalami peningkatan. 

"Dengan demikian aktivitas erupsi atau letusan dapat terjadi sewaktu-waktu sebagai bentuk pelepasan dari akumulasi energi, dan dapat terjadi semakin intensif dengan jangkauan lontaran material letusan yang semakin jauh bila pasokan fluida (magma dan gas) dari kedalaman berlanjut mengalami peningkatan," ujarnya.

Oleh karena itu, kata Wafid, berdasarkan hasil analisis dan evaluasi secara menyeluruh maka Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menaikkan tingkat aktivitas Gunung Marapi dari Level II (Waspada) menjadi Level III (Siaga) terhitung dari tanggal 6 November 2024 pukul 15:00 WIB

Sumber: Tribun Padang
Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved