Banjir Lahar Dingin Gunung Marapi
Sebelum Ada Sabo Dam, Kawasan Sekitar Gunung Marapi bakal Dipasang Sistem Peringatan Dini Khusus
BNPB akan membangun sistem peringatan dini banjir lahar hujan dan tanah longsor atau 'galodo' di sekitar kawasan rawan bencana Gunung Marapi.
Penulis: Rahmadisuardi | Editor: Rahmadi
TRIBUNPADANG.COM, BUKITTINGGI - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) akan membangun sistem peringatan dini banjir lahar hujan dan tanah longsor atau 'galodo' di sekitar kawasan rawan bencana Gunung Marapi, Sumatera Barat (Sumbar).
Hal ini disampaikan oleh Kepala BNPB Letnan Jenderal TNI Suharyanto pada rapat koordinasi penanganan darurat, yang di gelar di Istana Bung Hatta, Bukittinggi, pada Kamis (16/5/2024).
Rapat koordinasi tersebut dipimpin oleh Kepala BNPB dan dihadiri oleh Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati, Wakil Gubernur Sumatra Barat Audy Joinaldy, dan Anggota DPR RI Komisi VIII John Kenedy Azis.
'Galodo' sendiri merupakan istilah yang dikenal oleh masyarakat Minangkabau berupa aliran sungai disertai dengan sedimen (pasir, kerikil, batu dan air ) dalam satu paket/ unit dengan kecepatan tinggi atau air bah.
Suharyanto mengatakan pihaknya akan mendorong penguatan sistem peringatan dini bagi masyarakat khususnya yang berada tidak jauh dari kaki Gunungapi Marapi di Kabupaten Tanah Datar dan Kabupaten Agam.
Baca juga: Tempuh Perjalanan 12 Jam, Korem 023/KS Kirim Langsung Bantuan untuk Korban Banjir Bandang di Sumbar
Nantinya, pembangunan sistem peringatan dini tersebut akan bekerjasama dengan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG).
"Segera buat sistem peringatan dini menggunakan kabel untuk mengukur tinggi muka air karena kan itu tidak mahal, jadi bisa menggunakan hibah dan rehabilitasi atau dana siap pakai nanti kami akan terus mendampingi pemerintah daerah," kata Suharyanto dicuplik dari keterangan resmi, Jumat (17/5/2024).
Pembuatan sistem peringatan dini tersebut sesuai dengan rekomendasi yang disampaikan oleh BMKG. Di mana pada rapat koordiansi tersebut Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengatakan, perlu adanya sistem peringatan dini bencana banjir bandang atau galodo langsung di masyarakat.
Sebab, peringatan dini yang selama ini ada dan dikeluarkan BMKG hanya terkait dengan peringatan dini hujan.
"Sebelum terbangunnya sabo dam hujannya harus terus dimonitor peringatan dini yang kami sampaikan adalah peringatan dini hujan dan ini tidak terkait dengan peringatan dini banjir lahar jadi harus ada alat untuk mengukur tinggi muka air di sungai aliran lahar, seperti bentang kabel jadi kalau sudah terputus sirine akan berbunyi dan itu dipasang di hulu atas," jelas Dwikorita.
Baca juga: Tanggapan Masyarakat Terkait Relokasi Rumah di Bantaran Sungai yang Berhulu di Gunung Marapi Sumbar
Dwikorita menyampaikan, setelah melakukan analisa di wilayah Sumatra Barat, ditemukan bahwa meskipun musim kemarau namun wilayah Sumatra Barat tetap hujan.
Sehingga diperlukan penanganan jangka panjang secara permanen berupa kesiapsiagaan dan mitigasi guna mengantisipasi bencana serupa terulang lagi.
"Karena memang di sekitar kaki Gunungapi Marapi banyak pertemuan sungai, bahkan hingga tiga sungai maka ini perlu ditangani dengan kesiapsiagaan dan mitigasi jangka panjang ini menjadi ancaman berikutnya dikhawatirkan lebih besar kami tidak menakuti tapi ini harus ditangani bersama, apabila tidak ada hujan insyaAllah aman," kata Dwikorita dalam paparannya saat rapat koordinasi tersebut.
Langkah Mitigasi dan Kesiapsiagaan
Guna mengantisipasi bencana susulan, mitigasi dan kesiapsiagaan menjadi salah satu aspek yang perlu diperkuat lagi. Untuk itu, BNPB bersama dengan BMKG masih akan melakukan teknologi modifikasi cuaca (TMC), mengingat masih ada potensi banjir lahar yang baru dengan volume yang lebih besar menyusul prakiraan cuaca yang telah dideteksi oleh BMKG.
Pemkab Agam Usulkan Ratusan Bantuan Rumah bagi Korban Banjir Lahar Dingin, Pembangunan Bertahap |
![]() |
---|
BPBD Agam: Bantuan Rehab Rumah untuk Korban Banjir Lahar Dingin Gunung Marapi Sumbar dalam Proses |
![]() |
---|
5 Bulan Banjir Lahar Dingin Gunung Marapi Sumbar Berlalu, Bantuan dari Presiden Tak Kunjung Cair |
![]() |
---|
Pasca Banjir Lahar Dingin Gunung Marapi, Ombudsman: Korban Tagih Janji-Janji Pemerintah |
![]() |
---|
Mulai Bisa Dilalui 21 Juli, Perbaikan Jalan Padang-Bukittinggi Lembah Anai Baru 40 Persen |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.