Banjir Lahar Dingin Gunung Marapi

Jatuh Bangun Seswati Naiki Tangga Selamatkan Diri saat Dihantam Banjir Lahar Dingin Agam Sumbar

Seswati, warga Kapalo Koto, Sungai Pua, Agam, Sumbar mengenang perjuangan hebatnya dihantam banjir bandang lahar dingin yang melanda daerah itu, Sabtu

Penulis: Panji Rahmat | Editor: Rizka Desri Yusfita
TribunPadang.com/Panji Rahmat
Seswati warga Kapalo Koto, Sungai Pua, Agam, Sumatera Barat periode berlayar kondisi rumahnya yang rusak berat dihantam banjir lahar dingin, Rabu (17/5/2024) 

Suara air malam itu mengalahkan suara adik perempuan Seswati.

"Saya bilang ke dia, sekarang berdoa dan berzikir saja, semoga keduanya selamat," ujarnya mencontohkan percakapan di tengah malam yang gelap gulita, Rabu (15/5/2024).

Baca juga: 5 FAKTA tentang Banjir Bandang Lahar Dingin Sumbar, Penyebab hingga Jumlah Korban Terkini

Bersama tangis dan doa, mereka bertiga berpelukan berharap keselamatan dari yang maha kuasa.

Di tengah hantaman air, kondisi teras rumah juga mulai goyang, 30 menit mereka duduk di sana, menunggu air kembali normal.

Saat menunggu, anak dan keponakan Seswati muncul dari pohon jambu ke teras rumah.

Sekarang mereka sudah lengkap, panjatan doa makin kuat dan dekapan dalam malam yang gelap dan dingin itu semakin hangat.

Setengah jam mereka berdoa, akhirnya air mulai normal, Seswati dan yang lainnya dievakuasi warga ke tempat pengungsian.

Di tempat pengungsian baru, Seswati membersihkan badannya yang penuh lumpur karena hempasan air.

"Bersih-bersih dan tidur di rumah warga yang posisinya lebih aman. Sampai pagi baru bisa lihat kondisi rumah," ujarnya.

Baca juga: Ernita Alami Trauma Mendalam Pasca Banjir Bandang Terjang Nagari Pandai Sikek Tanah Datar Sumbar

Di terpaan cahaya matahari pagi, rumah Seswati di bagian lantai satu sudah habis betul.

Dari luar ia melihat ada pohon, batu, becak dan motor entah dari mana memenuhi bagian dalam rumahnya.

Kondisi rumah yang rusak berat, membuat Seswati diminta warga agar tidak memasukinya.

Hingga hari ini, Seswati mengaku belum melihat ke dalam rumah.

Ia menilai kondisi rumah serupa itu tidak mungkin bisa lagi ditinggali.

"Perbaikanya harus menyeluruh, karena sudah rapi sekali dihantam banjir," terangnya, melihat rumah permanen yang susah payah ia bangun puluhan tahun lalu itu.

Baca juga: Petani Bukik Batabuah Agam tak Percaya Batu-Batu Besar Bisa Turun dari Perut Gunung Marapi

Sumber: Tribun Padang
Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved