Gunung Marapi Erupsi

Aktivitas Gunung Marapi Turun Sepekan Terakhir, PVMBG Catat Gempa Hembusan Lebih Dominan

Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menyampaikan bahwa aktivitas Gunung Marapi mengalami penurunan sepekan terakhir.

Penulis: Fajar Alfaridho Herman | Editor: Fuadi Zikri
PGA Marapi
Visualisasi Gunung Marapi dari kamera CCTV Pos PGA Bukittinggi, Kamis (25/4/2024). 

TRIBUNPADANG.COM, BUKITTINGGI - Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menyampaikan bahwa aktivitas Gunung Marapi mengalami penurunan sepekan terakhir.

Kepala Pusat Badan Geologi dan PVMBG, Hendra Gunawan mengatakan, selama periode 16 hingga 22 April 2024, pihaknya mencatat kegempaan Gunung Marapi didominasi oleh gempa hembusan.

Ia menuturkan selama periode itu terekam empat kali gempa erupsi atau letusan. Sedangkan gempa hembusan mencapai 38 kali.

Selain itu pihaknya hanya mencatat lima kali gempa tornillo, tujuh kali gempa hybrid atau fase Banyak, dan tujuh kali gempa dan ulkanik dangkal.

Kemudian lima kali gempa vulkanik dalam, 16 kali gempa tektonik lokal, 16 kali gempa tektonik jauh, dan tremor menerus dengan amplitudo 0,5-4 mm (dominan 2 mm).

"Data grafik tiltmeter Stasiun Batupalano cenderung sedikit naik (inflasi) baik pada sumbu tangensial maupun radial," katanya, Kamis (25/4/2024).

Menurut Hendra, berdasarkan evaluasi data-data di atas maka secara umum aktivitas Gunung Marapi cenderung menurun. 

Baca juga: PVMBG Nyatakan Status Gunung Marapi Masih Siaga Meski Aktivitas Erupsi Menurun

Aktivitas menurun, status tetap siaga

Meski aktivitas Gunung Marapi cenderung menurun, Hendra menyatakan status Gunung Marapi tetap berada pada Level III atau siaga.

Sebab pihaknya menilai aktivitas Gunung Marapi masih bersifat fluktuatif dan tergolong tinggi karena potensi erupsi atau letusan masih dapat terjadi. 

Oleh karena itu masih diperlukan waktu untuk melihat konsistensi atau kestabilan dari aktivitas Gunung Marapi.

"Adapun potensi atau ancaman bahaya yang dapat terjadi adalah jika pasokan magma dari kedalaman berlangsung kembali dan cenderung meningkat maka erupsi dapat terjadi dengan energi yang lebih besar dengan potensi atau ancaman bahaya dari lontaran material vulkanik berukuran batu (bom), lapili, atau pasir diperkirakan dapat menjangkau wilayah radius 4,5 km dari pusat erupsi atau Kawah Verbeek. Sedangkan untuk potensi atau ancaman dari abu erupsi dapat menyebar lebih luas atau jauh yang tergantung pada arah dan kecepatan angin," jelasnya.

Material erupsi yang jatuh dan terendapkan di bagian puncak dan lereng Gunung Marapi, ia bilang dapat menjadi lahar saat bercampur dengan air hujan. 

Oleh karena itu terdapat potensi bahaya aliran atau banjir lahar pada lembah atau aliran sungai-sungai yang berhulu di bagian puncak Gunung Marapi.

Terdapat potensi bahaya dari gas-gas vulkanik beracun seperti gas CO2, CO, SO2, dan H2S di area kawah atau puncak Gunung Marapi.

Hendra mengimbau agar masyarakat selalu mematuhi segala rekomendasi yang sudah dikeluarkan oleh Badan Geologi dan PVMBG.

_____
Baca berita terbaru di Saluran TribunPadang.com dan Google News

Sumber: Tribun Padang
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved