Kabupaten Padang Pariaman

Pihak Keluarga Bela Cintia Minta Pelaku Penembakan dan Motifnya Bisa Terungkap

Sejak warga Padang Pariaman Bela Cintia mengalami luka tembak pada 24 Februari 2024, belum ada kejelasan dari peristiwa ini. Paman korban Ali Mukminin

Penulis: Panji Rahmat | Editor: Fuadi Zikri
TribunPadang.com/Panji Rahmat
Ali mukminin (Paman Bela Cintia) korban luka tembak yang masih belum jelas pelaku dan motifnya saat ditemui. 

Bela yang sudah berhari-hari terkapar, akhirnya, memberanikan diri untuk meninggalkan kasurnya. Coba menggerakkan badan dan berjalan.

Sampai di rumah Bela masih belum bisa beraktifitas normal, rasa sakit masih menggerogoti hari-harinya.

Baca juga: Kasus Polisi Tembak Polisi di Bogor, Densus 88 Bantah: Tertembak Bukan Ditembak

"Beberapa hari masih menahan sakit, sebelum akhirnya ia bisa beradaptasi dan beraktifitas, meski hanya aktifitas ringan," jelas Leni.

Selama di rumah ia sempat mengalami demam dan pusing, hanya saja Leni tidak bisa memastikan apakah itu dampak dari kehadiran peluru di perut Bela.

Meski sudah pulang ke rumah, sekali dua pekan Bela tetap menjalani kontrol ke RSUD Pariaman.

Ia pergi kontrol ditemani oleh ibu dan pamannya. Untuk sampai ke RSUD Pariaman, Leni harus mengeluarkan uang sebanyak Rp100 ribu untuk biaya transportasi.

Kondisi keuangan yang pas-pasan membuat ibu rumah tangga itu harus meminjam ke tetangga dan sanak saudara.

"Saya mau anak saya lekas sembuh, meski harus minjam sana sini tidak masalah yang penting sembuh," ujar ibu rumah tangga itu.

Di tengah kondisi sedang menjalani ibadah puasa keduanya, memulai perjalanan untuk kontrol menggunakan ojek, lalu naik angkutan umum dan kembali naik ojek untuk sampai ke RSUD Pariaman.

Setelah kontrol kedua ini, Bela masih harus menjalani minimal empat kali kontrol lagi, sampai luka bekas operasi yang gagal kering.

"Berdasarkan anjuran dokter, Bela baru bisa menjalani operasi lagi dua bulan ke depan," katanya sembari menunggu di ruang tunggu pengambilan obat RSUD Pariaman, Kamis (21/3/2024).

Setidaknya ada empat kali lagi Leni harus mengetok pintu rumah tetangga dan saudaranya untuk meminjam uang.

Ia mengaku biaya berobat bela selama di rumah sakit memang ditanggung BPJS kesehatan, tapi untuk biaya transportasi tidak.

Pihak keluarga yang tergolong ekonomi menengah ke bawah ini, belum tersentuh bantuan atas apa musibah yang melandanya.

Leni berharap, kondisi Bela terus membaik, sehingga bisa beraktifitas seperti biasa.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Padang
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved