Dugaan TPPO

Pemprov Sumbar Beri Pendampingan Remaja Perempuan Asal Pesisir Selatan Diduga Korban TPPO di Jakarta

Pemprov Sumatera Barat (Sumbar) berikan pendampingan seorang remaja asal Pesisir Selatan diduga menjadi korban Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO)

Penulis: Rahmadisuardi | Editor: Rahmadi
Istimewa
Ilustrasi perdagangan orang. Pemprov Sumatera Barat (Sumbar) berikan pendampingan seorang remaja asal Pesisir Selatan diduga menjadi korban Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) 

TRIBUNPADANG.COM - Pemerintan Provinsi (Pemprov) Sumatera Barat (Sumbar) berikan pendampingan seorang remaja asal Pesisir Selatan diduga menjadi korban Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) di Jakarta.

Pemprov melalui DP3AP2KB  UPTD Perlindungan Perempuan dan Anak bertemu dengan korban di Jakarta. Kemudian melakukan koordinasi dengan berbagai pihak dan melakukan penjangkauan dan pendampingan terhadap korban

"Korban merupakan seorang gadis belia berusia 14 tahun asal Pesisir Selatan,"  kata Kepala DP3AP2KB Prov. Sumbar, Herlin Sridiani dicuplik dari laman Pemprov Sumbar, Sabtu (24/2/2024).

Saat ini, gadis yatim piatu asal Persisir Selatan ini ditempatkan di Panti Sosial Bina Insani Cipayung Jakarta Utara.

“Kondisinya baik, kelelahan pasti ya. Saat ini kami bersama Badan Penghubung Prov. Sumbar, UPTD PPA DKI Jakarta, UPPA Polres Jakarta Utara tengah memberi pendampingan psikologis dan hukum terhadap korban,” jelas mantan direktur RSUD Dr. Rasyidin Padang ini.

Baca juga: 994 Tersangka TPPO Ditangkap Polisi Selama 4 Bulan, Selamatkan 2.585 Korban

Kronologis yang disampaikan korbanbegitu miris. Puluhan anak-anak dibawa dari Pesisir Selatan ke Padang, kemudian ke Pekanbaru hingga ke Pulau Batam, baru sampai ke Jakarta

Selanjutnya mereka dipisahkan sampai tidak pernah ketemu satu dengan yang lainnya. Awalnya mereka dijanjikan uang 5 juta plus iphone dan bekerja di Padang. Namun faktanya, jauh panggang dari api. 

Singkat cerita, korban ditemukan kebingungan oleh seorang penjual kopi keliling Wahati (50th) dibawah kolong Tol Ancol. Ia menangis dan meminta perlindungan agar bisa tinggal di rumah Wahati.

“Ini sangat sensitif, penanganan perlu dilakukan secara soft, agar jangan sampai korban mengalami trauma yang berkepanjangan. Kami akan terus berkoordinasi dengan berbagai pihak, termasuk dengan DPPPA Kabupaten  Pesisir Selatan, hingga Bareskrim Polri,” pungkasnya. (*)

Sumber: Tribun Padang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved