Gunung Marapi Erupsi

PVMBG Sebut Potensi Bahaya Gas Vulkanik Beracun di Puncak Gunung Marapi

Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menyampaikan potensi bahaya gas-gas vulkanik beracun di sekitar puncak Gunung Marapi.

Penulis: Rima Kurniati | Editor: Fuadi Zikri
TribunPadang.com/Rezi Azwar
Ilustrasi - Seorang warga memandangi Gunung Marapi yang tengah menghembuskan abu vulkanik di Nagari Batu Palano, Sungai Pua, Kabupaten Agam, Sumbar, Kamis (7/12/2023). 

TRIBUNPADANG.COM, PADANG - Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menyampaikan potensi bahaya gas-gas vulkanik beracun di sekitar puncak Gunung Marapi.

Kepala PVMBG, Hendra Gunawan, melalui keterangan tertulis terkait evaluasi perkembangan Gunung Marapi dari 9 hingga15 Januari 2024, menyampaikan bahwa jumlah erupsi harian cenderung menurun secara fluktuatif.

Namun sebaliknya jumlah gempa Low Frequency dan Vulkanik Dalam (VA) cenderung meningkat yang mengindikasikan pasokan magma dari/kedalaman masih terjadi dan cenderung meningkat.

Baseline RSAM juga masih menunjukkan di atas normal dengan data tiltmeter cenderung mendatar.

"Aktivitas vulkanik Gunung Marapi saat ini masih tergolong tinggi yang tercermin dari aktivitas erupsi yang masih teramati secara visual, serta gempa Erupsi dan gempa hembusan masih terekam yang disertai dengan tremor menerus," kata Hendra Gunawan, dikutip, Jumat (19/1/2024)

Dijelaskannya, data gas SO2 dari satelit Sentinel juga menunjukkan laju emisi (fluks) yang masih tergolong tinggi sebagai indikasi erupsi saat ini bersifat magmatik.

Berkaitan dengan hal itu maka sebagai upaya mitigasi, tingkat aktivitas Gunung Marapi telah dinaikkan dari Level II (Waspada) menjadi Level III (Siaga) terhitung sejak tanggal 9 Januari 2024 pukul 18:00 WIB.

Baca juga: Gunung Marapi Erupsi Jumat Siang, Abu Membubung Tinggi hingga 500 Meter ke Langit

Dijelaskannya, kondisi tersebut juga berpotensi menyebabkan ancaman bahaya erupsi sebagai berikut.

"Jika pasokan magma dari kedalaman terus berlangsung dan cenderung meningkat maka erupsi dapat terjadi dengan energi yang lebih besar dengan potensi/ancaman bahaya dari lontaran material vulkanik berukuran batu (bom), lapili, atau pasir diperkirakan dapat menjangkau wilayah radius 4,5 km dari pusat erupsi/Kawah Verbeek," katanya.

Sedangkan untuk potensi atau ancaman dari abu erupsi dapat menyebar lebih luas atau jauh yang tergantung pada arah dan kecepatan angin.

Material erupsi yang jatuh dan terendapkan di bagian puncak dan lereng Gunung Marapi dapat menjadi lahar saat bercampur dengan air hujan.

Oleh karena itu, terdapat potensi bahaya dari aliran atau banjir lahar pada lembah atau aliran sungai- sungai yang berhulu di bagian puncak Gunung Marapi.

"Terdapat potensi bahaya dari gas-gas vulkanik beracun seperti gas CO2, CO, SO2, dan H₂S di area kawah/puncak Gunung Marapi," katanya.

Ia juga rekomendasikan agar masyarakat di sekitar Gunung Marapi dan pendaki atau pengunjung, wisatawan agar tidak memasuki dan tidak melakukan kegiatan di dalam wilayah radius 4,5 km dari pusat erupsi (Kawah Verbeek) Gunung Marapi.

Masyarakat yang bermukim di sekitar lembah/aliran/bantaran sungai-sungai yang berhulu di puncak Gunung Marapi agar selalu mewaspadai potensi/ancaman bahaya lahar yang dapat terjadi terutama di saat musim hujan.

Halaman
12
Sumber: Tribun Padang
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved