Kota Pariaman

Desa Wisata Apar Pariaman Terbengkalai Gegara Polemik Pengelolaan, Kunjungan Wisata Turun Drastis

Sejak adanya kesalahpahaman antara pihak pengelola dengan masyarakat setempat, destinasi Desa Wisata Apar Kota Pariaman

Penulis: Panji Rahmat | Editor: Rahmadi
TribunPadang.com/Panji Rahmat
Sejumlah wisatawan sedang berswafoto di destinasi Desa Wisata Apar Kota Pariaman yang sudah empat bulan tidak terurus, Selasa (2/1/2023). 

TRIBUNPADANG.COM, PARIAMAN - Sejak adanya kesalahpahaman antara pihak pengelola dengan masyarakat setempat, destinasi Desa Wisata Apar Kota Pariaman menjadi mati suri.

Ketua BumDes Apar Mandiri Fadel Muhammad, sebagai pengelola menyebut kesalah pahaman ini terjadi karena tidak adanya kejelasan status pengelola dari Desa Wisata Apar.

Ketidak jelasan ini terjadi setelah pihaknya (BumDes Apar Mandiri) yang awalnya dipercaya untuk mengelola Desa Wisata Apar malah diintervensi oleh masyarakat setempat.

"Banyaknya campur tangan masyarakat ini, akhirnya kami menarik diri sejak Agustus 2023," ujarnya, Selasa (2/1/2023).

Terhitung sejak saat itu sudah empat bulan Desa Wisata Apar tidak terkelola dengan baik, kurang lebih sudah hampir lima bulan.

Baca juga: Wisata Pantai Apar Pariaman Sepi Pengunjung saat Libur Natal, Pengelola Vakum Sejak Agustus

Fadel mengaku ini bukan kali pertama hal serupa terjadi, sebelumnya persoalan seperti ini sering muncul tapi hanya riak-riak.

Tapi belakangan intervensi ini terus terjadi, sehingga membuat para wisatawan tidak nyaman, berdasarkan laporan yang ia terima.

Kendati demikian Fadel sudah meminta agar dilakukan mediasi pada Kepala Desa dengan melibatkan niniak mamak, tokoh masyarakat, Pokdarwis, karang taruna dan lainnya.

"Tapi permintaan ini belum dipenuhi, kami maunya ada duduk bersama. Supaya ada kejelasan pengelolaan Desa Wisata Apar," ujarnya.

Menurutnya dengan ketidak jelasan ini, Desa Wisata Apar jadi tidak terurus. Dari segi kebersihan terpantau banyak sampah berserakan di sepanjang pantai hingga kawasan hutan mangrove.

Baca juga: Tingkatkan Kualitas Pertanian, Pemko Pariaman Adakan Pelatihan Smart Farming di Kampung Apar

Selain itu, keamanan para wisatawan juga tidak terjaga lagi, karena tidak ada penarikan retribusi. Sehingga potensi pungutan liar sangat besar saat berkunjung.

Dampaknya jumlah kunjungan terus menurun, terlebih Fadel juga menghentikan sementara waktu agent travel yang hendak berkunjung karena tidak adanya kejelasan pengelolaan ini.

Hal serupa ini menurut Fadel sangat berdampak saat libur Nataru 2023, kunjungan wisatawan yang biasanya meningkat, malah turun drastis.

"Biasanya kalau sudah libur panjang seperti kemaren, kunjungan bisa dua sampai tiga kali lipat. Soalnya Desa Wisata Apar merupakan destinasi favorit di Kota Pariaman," katanya.

Fadel berharap persoalan yang terjadi di Desa Wisata Apar yang pernah meraih peringkat tiga Adwi tahun 2021 ini, bisa segera diselesaikan.(*)

Sumber: Tribun Padang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved