Keracunan MBG di Agam

Status KLB Belum Dicabut, Dinkes Agam Tetap Buka Posko Pascakeracunan MBG, 1 Korban Dirawat Membaik

Pemerintah Kabupaten atau Pemkab Agam melalui Dinas Kesehatan (Dinkes) masih menetapkan status Kejadian Luar Biasa (KLB) usai insiden

TribunPadang.com/Panji Rahmat
KERACUNAN MASSAL MBG- Siswa MTS Muhammadiyah Manggopoh, Kecamatan Lubuk Basung, Kabupaten Agam, Sumatera Barat menjalani perawatan intensif di Puskesmas Manggopoh setelah mengalami gejala muntah, pusing dan sesak nafas diduga setelah mengkonsumsi makanan dari program MBG, Kamis (2/10/2025). Para siswa ini mengalami gejala tersebut sejak malam hari, dan tetap berusaha menjalani proses belajar mengajar hari ini, namun di tengah proses belajar mengajar kondisi ketiganya terus memburuk dan dilarikan ke Puskesmas. 

TRIBUNPADANG.COM, AGAM – Pemerintah Kabupaten atau Pemkab Agam melalui Dinas Kesehatan (Dinkes) masih menetapkan status Kejadian Luar Biasa (KLB) usai insiden keracunan massal yang diduga disebabkan menu Makan Bergizi Gratis (MBG) di Desa Manggopoh dan Kampung Tengah, Rabu (1/10/2025) malam.


Kepala Dinas Kesehatan Agam, Hendri Rusdian, mengatakan pihaknya masih melakukan pemantauan kondisi korban dan membuka posko kesehatan di wilayah terdampak.


“Posko kesehatan masih tetap kita buka di wilayah kerja Puskesmas Manggopoh. Kawan-kawan di puskesmas terus memantau kondisi masyarakat dan siswa penerima MBG,” kata Hendri Rusdian kepada TribunPadang.com, Sabtu (4/10/2025).


Menurutnya, hingga kini status KLB belum dicabut karena masih ada satu korban yang dirawat di RSUD Lubuk Basung, sementara 119 orang lainnya sudah dinyatakan pulih dan kembali ke rumah masing-masing.


“Kita lihat dulu perkembangannya. Kalau memang dalam beberapa hari ke depan tidak ada lagi laporan keluhan baru, barulah nanti status KLB ini bisa kita cabut,” jelas Hendri Rusdian.


Ia menambahkan, tim Dinkes Agam bersama Puskesmas Manggopoh juga sudah melakukan penelusuran ke sejumlah sekolah penerima program MBG untuk memastikan tidak ada korban tambahan.


“Sudah kami lakukan pelacakan ke TK, SD, dan MTSN yang menerima MBG. Alhamdulillah, sejak kemarin tidak ada lagi laporan baru,” ujar Hendri Rusdian.


Sementara itu, penyelidikan penyebab keracunan masih menunggu hasil uji laboratorium dari BPOM Padang. Dinkes Agam telah mengirimkan beberapa sampel untuk diperiksa.


“Sampelnya sudah dikirim Kamis pagi, meliputi nasi goreng, muntahan korban, tinja korban, dan air minum. Kita tunggu hasilnya dari BPOM, biasanya 14 hari kerja,” terang Hendri Rusdian.


Meski insiden ini sempat membuat panik masyarakat, Hendri berharap program Makan Bergizi Gratis tidak dihentikan permanen. Ia menilai program tersebut sangat membantu pemenuhan gizi anak sekolah, asalkan pelaksanaannya lebih diawasi dan sesuai prosedur.


“Kita berharap nanti dapur MBG bisa beroperasi kembali, tapi dengan standar keamanan pangan yang lebih ketat agar kejadian serupa tidak terulang,” pungkas Hendri Rusdian.

Baca juga: Dinkes Agam Tunggu Hasil Lab BPOM Padang & Penyebab Keracunan, 1 Korban Dirawat di RSUD Lubuk Basung

Kondisi 1 Korban Dirawat Mulai Membaik

Hingga kini, satu dari 120 korban keracunan massal yang diduga akibat menu Makan Bergizi Gratis (MBG) di Desa Manggopoh dan Kampung Tengah, Kabupaten Agam, Sumatera Barat, masih menjalani perawatan di RSUD Lubuk Basung.


Korban tersebut merupakan siswa laki-laki Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTSN), yang hingga Sabtu (4/10/2025) masih dirawat intensif oleh tim medis.


Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Agam, Hendri Rusdian, mengatakan kondisi korban mulai menunjukkan tanda-tanda membaik meski masih memerlukan pengawasan dokter.

Sumber: Tribun Padang
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved