Banjir di Pasaman

Usai Banjir, Puluhan Kubik Kayu Diduga Bekas Illegal Logging Terdampar di Aliran Batang Panapa

Kepala BPBD Pasaman, Alim Bazar menyampaikan sedikitnya 60 kubik kayu dibawa arus saat banjir bandang menerjang Panapa, Lubuk Sikaping pada Sabtu ...

Penulis: Ahmad Romi | Editor: Fuadi Zikri
Istimewa
Penampakan potongan-potongan kayu yang menyumbat aliran sungai dan jembatan di Lubuk Sikaping, Pasaman Barat pasca-banjir, Senin (4/12/2023). Banjir terjadi pada Sabtu (2/12/2023) malam. 

TRIBUNPADANG.COM, PASAMAN - Kepala BPBD Pasaman, Alim Bazar menyampaikan sedikitnya 60 kubik kayu dibawa arus saat banjir bandang menerjang Panapa, Lubuk Sikaping pada Sabtu (2/12/2023) malam kemarin.

Ia menyebut, pada Minggu (3/12/2023) kemarin pihaknya membersihkan material kayu yang menyumbat aliran sungai dan jembatan itu.

“Sehari kemarin kita telah keluarkan potongan kayu-kayu yang tertumpuk di jembatan dan sungai Batang Panapa, yang menjadi penyebab terjadinya luapan banjir ke pemukiman warga,” kata Alim kepada TribunPadang.com, Senin (4/12/2023).

Ia menyebut, hal itu terjadi karena diduga adanya oknum yang melakukan pembukaan lahan perkebunan ataupun illegal logging di daerah hulu sungai.

“Kita minta ini nantinya agar diusut oleh pihak yang berwenang,” ungkapnya.

Ia menjelaskan, bahwa lokasi hulu sungai yang diduga menjadi lokasi illegal logging ini berjarak sekitar dua hingga tiga kilometer dari pemukiman warga arah ke Bukittinggi.

“Lokasinya cukup dekat. Selama ini kita telah berkolaborasi dengan Dinas Kehutanan dalam hal pencegahan, namun karena keterbatasan personel, makanya hal ini belum maksimal bisa kita pantau,” ujarnya.

Penampakan potongan-potongan kayu yang menyumbat aliran sungai
Petugas menggunakan alat berat membersihkan potongan-potongan kayu yang menyumbat aliran sungai dan jembatan di Lubuk Sikaping, Pasaman Barat pasca-banjir, Senin (4/12/2023). Banjir terjadi pada Sabtu (2/12/2023) malam.

 

Baca juga: Pasca Banjir Bandang di Pasaman, Sejumlah Potongan Kayu Berserakan di Jalan dan Jembatan

Ia menekankan, kepada oknum atau pelaku penebangan hutan atau pembukaan lahan di hulu sungai untuk segera menghentikan aktivitas tersebut sebelum nantinya terjadi bencana yang lebih besar.

“Kita imbau, sudahlah, kasihan masyarakat kita yang terdampak akibatnya. Banyak fasilitas umum kita juga yang rusak, aktivitas ekonomi masyarakat terganggu, begitu juga dengan jalannya kondusifitas keamanan di Kabupaten Pasaman ini,” imbuhnya.

Selama ini sebutnya, pemerintah daerah juga telah melaksanakan kegiatan penghijauan di daerah yang tandus sebagai langkah antisipasi kejadian seperti ini.

“Kita bersama-sama dengan pemerintah nagari terus mengajak untuk melakukan penghijauan atau penanaman pohon di daerah-daerah yang mengalami rawan longsor dan banjir,” ucapnya.

Terakhir, ia mengajak kepada seluruh pihak untuk bahu-membahu dan bersama-sama dalam penanganan dampak bencana banjir ini agar situasi kembali pulih seperti biasa.

Sebelumnya banjir bandang menerjang ratusan rumah warga di Panapa, Nagari Durian Tinggi, Kecamatan Lubuk Sikaping, Kabupaten Pasaman, Sumatera Barat, terendam banjir, Minggu (3/12/2023).

Ketinggian air yang merendam mencapai setengah meter hingga satu meter. Sementara kondisi jalan utama dekat Pasar Lubuk Sikaping tidak bisa dilewati karena ketinggian air hingga pagi ini masih setinggi lutut orang dewasa.

“Banjir tadi malam masuk ke rumah kami dan menggenangi halaman dan jalan di sekitar sini. Karena memang curah hujan yang tinggi,” kata Altas Maulana, salah seorang warga setempat kepada TribunPadang.com, Minggu (3/12/2023).

Halaman
12
Sumber: Tribun Padang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved