Kabupaten Sijunjung

Mengunjungi Makam Syekh Abdul Wahab Sijunjung, Melihat Batu Apuang yang Tak Bisa Sembarang Diangkat

Sijunjung memiliki berbagai keunikan dalam budaya maupun peninggalan yang masih terjaga.

Penulis: Arif Ramanda Kurnia | Editor: Rahmadi
TribunPadang.com/Arif Ramanda Kurnia
Batu Apuang terletak di Situs Cagar Budaya Makam Syekh Abdul Wahab di Kabupaten Sijunjung, Sabtu(2/12/23). 

TRIBUNPADANG.COM, SIJUNJUNG - Sijunjung memiliki berbagai keunikan dalam budaya maupun peninggalan yang masih terjaga.

Salah satunya batu apuang yang terdapat di Makam Syekh Abdul Wahab.

Masyarakat  Muaro Sijunjung biasa menyebut batu itu ,batu apuang, kadang ada juga masyarakat  luar daerah menyebut batu angkek-angkek.

Untuk melihat batu itu harus sedikit mendaki menaiki anak tangga yang berada di belakang Surau Tinggi Calau, kemudian akan tampak tiga batu yang berdekatan dilindungi pagar aluminium.

Di dalam pagar aluminium itu ada dua batu berukuran kecil dan satu lagi berukuran besar, salah satu batu itu ada yang telah disambung karena patah.

Baca juga: Distribusikan Dana Zakat Rp1,5 Miliar Tahun Ini, Bupati Sijunjung Apresiasi Baznas Sijunjung

Makam Syekh Abdul Wahab terletak di atas perbukitan Kampung Calau Nagari Muaro Kecamatan Sijunjung Kabupaten Sijunjung
Makam Syekh Abdul Wahab terletak di atas perbukitan Kampung Calau Nagari Muaro Kecamatan Sijunjung Kabupaten Sijunjung (TribunPadang.com/RizkaDesriYusfita)

Batu apuang terletak di sebelah makam Tuanku Pangian yang merupakan guru dari Syekh Abdul Wahab.

Seorang khalifah (penerus) Kampung Calau bernama Umar SL TK Mudo menjelaskan asal usul batu apuang yang berasal dari Pudak saat ditemui TribunPadang.com, Sabtu,(2/12/2023).

“Batu ini dahulu berasal dari Pudak yang hanyut dibawa arus sampai ke tempat pemandian dekat beringin yang tidak jauh Surau tinggi Calau,” ujapnya.

Umar juga menjelaskan murid dari Syekh Ahmad melihat 2 batu tersebut mengapung di pusaran sungai dan mendekati batu tapian mandi, ketika hendak diangkat malah tak bisa karena berat.

Kemudian murid tersebut memberitahu syekh Ahmad maka diberi izin untuk mengangkat kembali batu tersebut dan batu itu berhasil diangkat.

Baca juga: Jelang Ramadhan, Jemaah Sattariyah Surau Tinggi Calau Sijunjung Laksanakan Salat 40

Tak hanya batu yang hanyut, batu tapian mandi pun ikut dibawa ke tempat syekh Ahmad.

“Tiga batu ini pun dijadikan sebagai simbol para syekh yang ada di Calau, dua batu hanyut itu simbol dari Syekh Abdul Wahab dan Syekh Jalaluddin kemudian batu tepian mandi tersebut menandakan Syekh Ahmad,” ucapnya.

Sekarang 3 batu tersebut telah diberi pagar aluminium supaya tidak ada lagi yang mengangkatnya.

“Batu apuang sering diangkat oleh peziarah menimbulkan kemusyrikan jika berhasil mengangkat batu maka pintanya terkabul,” ungkap Umar.

“Salah satu peziarah ingin membuktikan kesaktian batu tersebut dengan mengangkatnya mungkin karena berat akhirnya batu  tersebut patah hingga merusak peninggalan yang kami jaga sampai sekarang,” tambahnya.

Umar berharap batu ini dapat terus dijaga, jangan karena kemusyrikan batu ini menjadi rusak.(*)

 

Sumber: Tribun Padang
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved