Citizen Journalism
Cerita Masyarakat Bukittinggi Kelola Sampah jadi Peluang Usaha, Budidaya Maggot hingga Pengomposan
Kota Bukittinggi, sebuah destinasi wisata yang indah di Provinsi Sumatra Barat, menarik perhatian tidak hanya karena kekayaan budaya, sejarah, dan ala
"Akhirnya kondisi sendiri yang membuat masyarakat harus memilah, karena TPS sudah tidak ada. Kebetulan pas kami membagikan tong sampah, barulah warga ingin ikut juga, soalnya sudah tidak bisa membuang sampah keluar (TPS)," ujar Sri.
Nantinya, tiap kantong sampah di rumah-rumah warga akan dijemput oleh operator dengan becak motor untuk dikirim ke rumah kompos dan maggot. Dengan satu syarat kata Sri, sampah-sampah hanya akan diangkut jikalau sudah dipilah antara yang organik dan anorganik.
Saat ini katanya, bersama WALHI Sumbar, sudah dibagikan 100 pasang tong sampah organik dan anorganik kepada warga di RW 4. Dari pembagian tersebut, sudah ada 49 rumah tangga yang memilah sampah, dari yang awalnya hanya tiga KK saja.
Selebihnya ungkap Sri, warga juga telah berkomitmen untuk memilah sampah. Hanya saja masih belum konsisten menerapkannya setiap hari. Kadang memilah kadang tidak.
Ia berharap seluruh warga dilingkungannya bisa memilah sampah dengan aktif dan berkelanjutan. Sebab itu semua katanya, berpengaruh dalam menciptakan lingkungan yang bersih dan bermanfaat.
Lurah Bukit Apit Puhun Ath Thariq, ikut merasa terbantu dengan adanya program WALHI Sumbar tersebut.
"Alhamdulillah sangat membantu masyarakat khususnya ibu rumah tangga dalam mengurai sampah. Karena memang Masyarakat umunya membuang sampah itu melalui bentor- bentor atau truck sampah. Sekarang sampah itu bisa diolah kembali," tuturnya, Selasa (21/11/2023).
Saat ini di Kelurahan Bukit Apit Puhun kata Thariq, kelompok-kelompk peduli sampah sudah mulai berkembang. "Target kita 100 kk, respon warga cukup bagus, kita genjot lagi dan kita sebarkan di seluruh RT RW," katanya.
Thariq juga mencanangkan kedepannya agar bisa dibentuk Bank Sampah di kelurahan tersebut.
Baca juga: Pemko Bukittinggi Gelar Festival Olahraga bagi Penyandang Disabilitas, Diikuti Ratusan Siswa SLB

Sampah Jadi Peluang Usaha
Ternyata keseriusan dalam mengelola sampah bisa mendatangkan nilai tambah. Untuk bisa membuat sampah menjadi sesuatu yang bernilai dan produktif, saat ini WALHI Sumbar di kelurahan Bukit Apit Puhun Kota Bukittinggi bekerja sama dengan kelompok budidaya yang dikelola masyarakat.
Teguh mengatakan proses memaksimalkan produktifitas rumah kompos dan maggot telah mereka bangun. "Proses sudah kita bangun, dari penguatan kapasitas masyarakat, pelatihan budidaya, sudah kita datangkan ahli-ahlinya ke sini, dan masyarakat kini sudah pada tahap implementasi," ujarnya.
Sekarang di RW 4 Kelurahan Bukit Apit Puhun telah ada rumah kompos dan kelompok budidaya maggot Sejati. Tak hanya itu, warga yang tergabung dalam kelompok budidaya tersebut juga sedang melakukan pengembangan pada pertanian perkotaan dan perikanan budidaya darat dengan sistem bioflok.
"Jadi dari itu semua nantinya bisa meningkatkan perekonomian masyarakat. Contoh succes story sudah banyak sekali. Dari budidaya maggot, bank sampah, membuat pengomposan. Bahkan sampai sekala besar," kata Teguh.
Hanya saja, untuk menciptakan sesuatu yang berkelanjutan, kelompok masyarakat yang akan melakukan pengolahan sampah dengan metode 3R (Reduce, Reuse, Recycle) perlu dibekali. Baik dari pengetahuan budidaya, pemanfaatan sampah, pembuatan media budidaya, sampai manajemen kelembagaan.
Opini Ruang Kota Tanpa Asap: Car Free Day Antara Negara Serumpun Indonesia & Malaysia |
![]() |
---|
Opini Bahasa Melayu: Bila Percuma di Malaysia, Gratis di Indonesia |
![]() |
---|
UNP Pelatihan Emotional Spritual Question di SMAN 1 Tanjung Mutiara Kabupaten Agam, Sumatera Barat |
![]() |
---|
Opini Isyarat Nonverbal di Jalanan, Mengulik Gaya Berkendara di Indonesia dan Malaysia |
![]() |
---|
Membangun Kematangan Digital Anak melalui Keterampilan Parenting Mediasi di Nagari Tiku Selatan Agam |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.