Rendang Mizaki, Pasarkan Makanan Tradisional dengan Cara Modern

Di tengah kemajuan zaman semua harus beradaptasi, seperti halnya Rendang Mizaki, yang memasarkan makanan tradisional dengan cara modern. Sri Wahyuni..

Penulis: Panji Rahmat | Editor: Fuadi Zikri
TribunPadang.com/Panji Rahmat
Seorang karyawan Rendang Mizaki tengah live TikTok untuk penjualan produk rendang secara online saat TribunPadang.com berkunjung, Jumat (23/6/2023). 

TRIBUNPADANG.COM, PADANG PANJANG - Di tengah kemajuan zaman semua harus beradaptasi, seperti halnya Rendang Mizaki, yang memasarkan makanan tradisional dengan cara modern.

Pemilik Rendang Mizaki, Sri Wahyuni (34), mengatakan, rendang merupakan makanan tradisional masyarakat Minangkabau, makanan ini hadir untuk para perantau Minang.

Makanan ini terkenal dengan rasa lezat dan daya tahan yang lama. Dulunya rendang di produksi untuk dapat dinikmati perantau yang tersebar di seluruh Indonesia dan luar negeri.

Baca juga: Rendang Mizaki Padang Panjang, Berdayakan Pekerja Perempuan, Terutama Janda

Bahkan, produksi Rendang Mizaki masih menggunakan cara tradisional dengan tungku kayu dan rempah-rempah pilihan asli tanah Minang.

Kendati demikian cara pemasarannya sudah berbeda, tidak lagi dibawa oleh perantau tapi melalui jasa pengiriman.

"Kami juga memasarkannya melalui pasar online, seperti media sosial," terangnya.

Pemilik Rendang Mizaki berpose di kedainya di Padang Panjang memegang kemasan rendang produknya, Jumat (23/6/2023).
Pemilik Rendang Mizaki berpose di kedainya di Padang Panjang memegang kemasan rendang produknya, Jumat (23/6/2023). (TribunPadang.com/Panji Rahmat)

Di media sosial, Sri memanfaatkan tik tok sebagai sarana pemasaran. Ia merekrut sejumlah anak muda untuk melakukan hal tersebut.

Menurutnya anak muda sangat melek dengan media sosial dan mengerti cara untuk memanfaatkannya.

"Makanya saya sengaja memilih anak muda, supaya mereka bisa tetap bermain media sosial tapi dibayar," jelasnya.

Baca juga: Buah Pandemi Covid-19, Rendang Mizaki Tatap Pasar Online dan Ekspor

Saat ini ia memperkerjakan dua orang anak muda untuk melakukan live tik tok sebanyak tiga kali sehari.

Sepekan menerapkan cara ini, penjualannya meningkat. Sekarang penjualannya di pasar online lebih banyak dari pasar offline.

Terlihat para anak muda ini dengan cakapnya berbicara di depan kamera memasarkan produk Rendang Mizaki. Sesekali mereka mengangkat produk yang ditanyai penonton di kolom komentar.

Sri mengakui, cara pemasaran di pasar online ini akan terus ia tingkatkan. Para SDM yang ada juga akan ia ikutkan pelatihan supaya lebih inovatif dan kreatif.

Baca juga: Berawal dari Garasi Mobil, Rendang Uni Adek Sudah Miliki Dua Gerai dan Jamah Pasar Ekspor

Berdiri sejak tahun 2013, Rendang Mizaki hadir untuk memenuhi kebutuhan para perantau berdarah Minang.

Buktinya sampai sekarang, tidak hanya perantau di Indonesia bisa menikmati, produk Rendang Mizaki sudah menyasar perantau di luar negeri.

Selain dua perempuan muda itu, Rendang Mizaki, sampai saat ini diproduksi oleh kaum hawa. Kebanyakan di antaranya adalah emak-emak dan janda.

Ia sengaja memilih perempuan sebagai tonggak produksi, supaya tidak menghilangkan ciri khas masakan rendang.

"Kita semua tahu bahwa rendang, dari dulunya di masak oleh emak-emak untuk anaknya di rantau. Hal itu, terus saya rawat di Rendang Mizaki," terang perempuan yang sempat berjualan rendang keliling itu.

Perempuan murah senyum itu, ingin produk Rendang Mizaki bisa menghadirkan ingatan kampung halaman bagi para perantau saat menikmatinya.

Sekarang di dapur produksi Rendang Mizaki, ada sebanyak delapan pekerja emak-emak, memproduksi rendang secara bergantian.

Produksinya masih dilakukan serba tradisional, menggunakan tungku dan kayu bakar sebagai sumber api.
Semua bahan pokok pembuatan hingga rempah, mengutamakan hasil alam Sumatera Barat.

Dari delapan perempuan yang bekerja di dapur produksi Rendang Mizaki enam di antaranya adalah janda.

Suasana memasak rendang untuk korban gempa Cianjur yang diinisiasi Bundo Kanduang Kota Solok, Selasa (3/1/2023).
Suasana memasak rendang untuk korban gempa Cianjur yang diinisiasi Bundo Kanduang Kota Solok, Selasa (3/1/2023). (TribunPadang.com/Nandito Putra)

"Saya sengaja mempekerjakan janda, supaya mereka tidak merasa sendirian dan saling menguatkan," terang perempuan yang pernah menjanda beberapa tahun silam itu.

Belajar dari pengalamannya sebagai janda saat masih muda, Ayu mengaku butuh bantuan lingkungan agar bisa bangkit dari keterpurukan itu.

Bantuan serupa itu yang ia hadirkan pada janda yang ada di dapur produksi Rendang Mizaki. Mempekerjakan para janda, ayu melihat semangat mereka kembali timbul dan cita mereka mulai muncul.

Belakangan para janda yang bekerja dengannya sudah mulai memiliki ide baru, mereka ingin mengembangkan usaha sendiri di luar Rendang Mizaki.

Keinginan para janda ini disambut baik oleh Ayu, ia merasa berhasil merubah mindset mereka, sehingga mereka kembali berani menata masa depan.

Bahkan sampai sekarang tiga dari enam janda yang bekerja di Rendang Mizaki sudah memiliki produk sendiri dan dalam waktu dekat akan launching.

"Produk itu nanti akan ada juga di Rendang Mizaki, serta akan saya upayakan produk tersebut bisa berkolaborasi dengan UMKM toko oleh-oleh," jelasnya sembari menarik garis bibirnya.

________________
Baca berita TribunPadang.com terbaru di Google News

Sumber: Tribun Padang
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved