Mengenal Bank Sampah Sakinah, Belasan Tahun Menyulap Sampah Plastik di Kota Padang

seorang ibu rumah tangga asal Lubuk Kilangan, Kota Padang Sumatera Barat (Sumbar) dirikan bank sampah.

Penulis: Panji Rahmat | Editor: Rahmadi
TribunPadang.com/Panji Rahmat
Pendiri bank sampah sakinah Asri Astianingsih bersama contoh hasil garapan sampah jadi produk tas untuk diperjualbelikan di bank sampah sakinah, lubuk kilangan, Kota Padang, Kamis (29/6/2023). 

TRIBUNPADANG.COM, PADANG - Di tengah teror sampah menghantui, seorang ibu rumah tangga asal Lubuk Kilangan, Kota Padang Sumatera Barat (Sumbar) dirikan bank sampah.

Bank sampah itu terletak di Jalan Bukit Ngalau, Kelurahan Batugadang, Kecamatan Lubuk Kilangan.

Ibu rumah tangga yang menginisiasi bank sampah itu bernama Asri Astianingsih.

Asri memberi namanya Bank Sampah Sakinah, bank sampah itu ia dirikan tahun 2012. Sejak awal berdiri, Bank Sampah Sakinah mengusung pemberdayaan masyarakat.

Pelaksanaannya, ada pelatihan membuat kerajinan dari barang bekas dan pengolahan kompos kepada masyarakat yang berkediaman di sekitar Bank Sampah Sakinah.

Baca juga: Geliat UMKM Rendang Sumbar, Perlahan Tembus Pasar Internasional

Hasil dari pelatihan dan karya masyarakat tersebut memiliki nilai ekonomis tinggi.

"Kami ingin sampah ini bisa menggerakkan ekonomi masyarakat," terang tamatan fakultas hukum itu, Kamis (29/6/2023).

Sampai sekarang Bank Sampah Sakinah sudah membuat beragam kerajinan yang bernilai ekonomis. Seperti celemek, kotak pensil, hingga tas-tas cantik.

Bank Sampah Sakinah berhasil menyulap barang yang tidak bermanfaat jadi pemasukan tambahan masyarakat melalui karya.

Hasil kerajinan sampah itu ia jual dengan harga cukup terjangkau mulai dari Rp 30 ribu hingga Ratusan ribu rupiah, melalui media sosial, mitra, bazar dan toko online.

Baca juga: Manfaatkan Rempah Berlimpah di Padang Panjang, Yozi Zulfasari Kembangkan Usaha Jamu Bundo Kanduang

Pendiri Bank Sampah Sakinah Asri Astianingsih, menerangkan kondisi persediaan sampah di bank sampah sakinah kawasan lubuk kilangan, Kota Padang, Sumatera Barat, Kamis (29/6/2023).
Pendiri Bank Sampah Sakinah Asri Astianingsih, menerangkan kondisi persediaan sampah di bank sampah sakinah kawasan lubuk kilangan, Kota Padang, Sumatera Barat, Kamis (29/6/2023). (TribunPadang.com/Panji Rahmat)

" Hingga saat ini masih banyak pesanan-pesanan yang datang ke kita bahkan luar Sumbar hingga Malaysia ,” ujarnya.

Selain nilai ekonomi, keberadaan Bank Sampah Sakinah diharapkan bisa mengurangi pencemaran sampah hasil olahan rumah tangga yang menjadi salah satu faktor dominan penyumbang sampah di Kota Padang.

Setiap pekan Bank Sampah Sakinah bisa mendapat 200 kg sampah plastik,  dari 500 orang anggota yang terdaftar.

Ia bahkan berani membeli mahal  sampah plastik milik masyarakat tersebut. Jika masih bisa diolah dan kondisinya bagus Bank Sampah Sakinah berani membeli hingga Rp5 ribu per kg.

Selain itu, Bank Sampah ini, menerima bungkusan plastik agar dapat diolah menjadi kerajinan yang bernilai tinggi.

“Kalau bank sampah lain hanya fokus pada botol plastik dan besi yang siap jual. Sedangkan kami mencari plastik-plastik yang bisa diolah jadi barang kerajinan sehingga tidak hanya harga yang naik, nilai barang tersebut juga akan naik,” katanya.

Baca juga: Rendang Mizaki Padang Panjang, Berdayakan Pekerja Perempuan, Terutama Janda

Contoh hasil garapan sampah jadi produk tas untuk diperjualbelikan di bank sampah sakinah, lubuk kilangan, kota Padang.
Contoh hasil garapan sampah jadi produk tas untuk diperjualbelikan di bank sampah sakinah, lubuk kilangan, kota Padang. (TribunPadang.com/Panji Rahmat)

Cikal Bakal Bank Sampah Sakinah

Bank Sampah Sakinah memiliki lika liku yang rumit, sebelum sampai ke tahap sekarang.

Awal bank sampah ini berdiri, ketika Asri berkunjung ke Korea Selatan, saat itu ia ditegur warga sipil karena bungkus makanannya jatuh diterpa angin.

Peristiwa itu punya makna mendalam bagi Asri, ia tersadar akan pentingnya budaya membuang sampah pada tempatnya. Budaya yang sulit ditemukan di tengah masyarakat tempat ia berdomisili.

Sepulang dari perjalanan itu Asri mulai membiasakan diri tertib membuang sampah.

"Setelah berhasil tertib membuang sampah, saya mulai mengurangi penggunaan sampah plastik yang sulit didaur ulang," jelasnya mengenang.

Baca juga: Kurangi Polusi Plastik, DLH Kota Solok Upayakan Bank Sampah di Setiap Kelurahan

Berhasil menerapkan pada diri dan keluarganya, Asri mulai mengajak masyarakat setempat untuk melakukan hal yang sama.

Meski sulit ia terus berupaya, hingga muncul ide untuk mendirikan bank sampah yang berbasis pemberdayaan dan memiliki nilai ekonomis.

Upaya itu cukup ampuh, masyarakat perlahan tertarik mengikuti Asri, bahkan sampai saat ini ia sudah mampu menggerakkan ekonomi masyarakat setempat melalui Bank Sampah Sakinah.

Dalam menjalankan Bank Sampah Sakinah, Asri coba mencari bantuan pada sejumlah BUMN seperti Bank BRI. Ia meminjam uang untuk mengoptimalkan pemberdayaan masyarakat di bank sampahnya.

Buktinya, belakangan selain kerajinan dari sampah, sekarang Asri memiliki ragam kerajinan, seperti sulaman, bordir hingga batik.

"Di sini palu gada saja, sistemnya kekeluargaan yang penting bisa melibatkan masyarakat setempat, terutama perempuan," terangnya mengenang usaha yang sudah belasan tahun berjalan itu.

Sumber: Tribun Padang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved