Citizen Journalism
Bareh Randang: Kuliner Berbahan Dasar Tepung Beras Khas Payakumbuh
INDONESIA terdiri dari berbagai suku, adat dan budaya dari Sabang sampai Merauke, hingga memberikan bangsa Indonesia segudang manfaat.
Oleh: Putri Salsabila Eryadi, Mahasiswa Prodi Sastra Inggris, FIB Unand
INDONESIA terdiri dari berbagai suku, adat dan budaya dari Sabang sampai Merauke, hingga memberikan bangsa Indonesia segudang manfaat.
Salah satunya adalah keanekaragaman warisan dari nenek moyang. Warisan yang diturunkan dapat berupa adat istiadat, kuliner, serta gaya hidup. Warisan ini pun berbeda-beda, mulai dari suku Sunda, Batak, Bugis, hingga Suku Minang.
Salah satu warisan budaya yang memiliki segudang keunikan adalah suku Minang. Suku Minang dikenal dengan rumah adat-nya yang indah, yakni Rumah Gadang dan makanan Rendang yang memiliki cita rasa lezat dengan proses pembuatan yang tak kalah unik.
Sumatera Barat (Sumbar), rumah dari suku Minangkabau yang menuturkan bahasa Minang, memiliki adat istiadat yang asri tak lekang oleh zaman.
Suku Minang adalah suku yang bangga dan kokoh dalam memegang warisan adatnya, bahkan perantau Minang sekalipun tak akan melupakan adat istiadat-nya walau berada di tanah rantau.
Hal ini membuat warisan dari nenek moyang tetap asri dan bisa dinikmati hingga kini. Salah satu warisan dari Minangkabau adalah kulinernya yang lezat dan terbuat dari bahan yang mudah didapatkan, misalnya Bareh Randang.
Bareh Randang merupakan makanan ringan dari Sumbar yang patut dicoba ketika berkunjung ke Sumbar karena rasanya yang lezat dan harga-nya yang terjangkau.
Bareh Randang sendiri memiliki arti beras dari bareh dan rendang dari randang. Secara harfiah bareh rendang memiliki arti makanan yang terbuat dari beras dengan proses pembuatan di rendang (sangrai).
Adapun Bareh Randang tepatnya merupakan makanan khas dari Payakumbuh, namun sering juga ditemukan di daerah Darek (Lima Puluh Kota, Agam, Tanah Datar dan Payakumbuh).
Walaupun makanan khas daerah Darek, namun makanan ini juga mudah ditemukan di pasar-pasar tradisional yang terletak di daerah Sumbar lainnya.
Makanan ini sering ditemukan di prosesi adat dan pernikahan masyarakat Minang sebagai sajian ringan dengan kue-kue lainnya. Bareh Randang ini berbahan dasar tepung beras, namun bukan tepung beras yang biasa dijual di pasar, melainkan tepung dari beras ketan.
Seorang pedagang bareh randang di Pasar Raya Padang, Mulyadi, menuturkan bahwa Bareh Randang ini masih banyak peminatnya diantara gempuran kue-kue modern.
Menurutnya, Bareh Randang ini masih banyak peminatnya, terutama untuk para turis atau wisatawan non lokal yang mencari oleh-oleh khas Sumatera Barat.
Sampai sejauh ini lanjutnya, peminat Bareh Randang, masih banyak dan masyarakat Minang dipergunakan biasanya untuk acara adat, pernikahan, dan Hari Raya Lebaran.

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.