Kota Padang
POPULER PADANG: Kubus Apung di Batang Arau dan Trotoar Pantai Padang Dikomentari Brigjen Singgamata
Berita populer Padang hari ini, ada berita tentang kubus apung tangkap sampah di Batang Arau dan trotoar Pantai Padang dikomentari Brigjen Singgamata.
TRIBUNPADANG.COM - Inilah berita populer Padang selama 24 jam terakhir tayang di TribunPadang.com.
Ada berita tentang kubus apung di Batang Arau dan trotoar Pantai Padang dikomentari Brigjen Singgamata.
Simak berita selengkapnya Berita populer Padang hari ini:
Baca juga: Pemerintah Siapkan BIM Sumbar untuk Angkut 6.329 Calon Jemaah Haji dengan 17 Kloter
1. Kubus Apung, Jurus Jitu Pemko Padang Atasi Masalah Sampah di Laut
Pemerintah Kota (Pemko) Padang, Sumatera Barat (Sumbar) memasang dua kubus apung di aliran Batang Arau, Kecamatan Padang Selatan, Kota Padang.
Kubus apung ini merupakan yang kedua dipasang Pemko Padang melalui Dinas Lingkungan Hidup. Kubus apung pertama dipasang di aliran Banda Bakali, Padang Timur 2020 lalu.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Padang, Mairizon mengatakan, kubus apung kedua ini dipasang pihaknya berdasarkan hasil evaluasi pemasangan kubus apung yang pertama.
Ia menuturkan dari hasil evaluasi itu, pihaknya melihat penurunan jumlah sampah yang sampai di muara, pantai, dan laut signifikan. Angkanya melebihi 50 persen.
"Kita melihat ini sebagai salah satu cara terbaik untuk mengatasi persoalan sampah di Pantai Padang yang selama ini menjadi persoalan," ujar Mairizon kepada TribunPadang.com, Sabtu (20/5/2023).
Baca juga: Minimalisir Sampah Hanyut ke Laut, Pemko Padang Pasang Kubus Apung di Batang Arau
Dia membeberkan kubus apung ini baru dipasang satu bulan belakangan, anggaran bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kota Padang.
Mairizon menyebut, terdapat dua kubus apung yang dipasang di aliran sungai terbesar di Kota Padang itu, yakni di depan Masjid Darussalam, Pasa Gadang dan di pertemuan air di dekat jembatan Koto Baru, Seberang Padang.
"Kubus apung yang berada di Pasa Gadang saat ini telah selesai dikerjakan dan sudah difungsikan. Sementara, kubus apung di Koto Baru sedang dalam tahap pemasangan," bebernya.
"Dari satu bulan itu, (di Pasa Gadang) rata-rata kita mengangkut sampah satu truk sehari. Ini menandakan dampak besar setelah kita pasang kubus ini," kata dia.
Ilham (36), seorang petugas kubus apung Batang Arau mengatakan dalam sehari minimal 500 kilogram sampah diangkut dari sungai. Paling banyak pernah melebihi angka satu ton.
Baca juga: DLH Padang Hanya Miliki Satu Kubus Apung di Sungai Banjir Kanal Padang Barat, Bantu Menjaring Sampah
Ia menyebut, rata-rata sampah yang tersangkut di kubus apung ialah sampah non organik dan terbanyak sampah plastik dan popok.
"Bisa dikatakan 80 persen itu sampah non organik. Sisanya kayu, ranting, daun, dan ada juga bangkai, seperti anjing, ayam, kucing," kata Ilham.
Ilham yang merupakan warga sekitar menyebut pemasangan kubus apung ini cukup berdampak mengurangi sampah di laut. Ia melihat, sejak kubus apung dipasang, jumlah sampah di kawasan Muara Padang mulai berkurang.
"Dulu sebelum ini (kubus apung dipasang), saya melihat sampah di sungai ini seperti orang tawuran, berlari ramai-ramai menuju laut, miris juga melihatnya," ungkap Ilham.
Ilham menambahkan, sedikit kekurangan dari kubus apung ini ialah ketika hujan tiba dan debit air meningkat, kubusnya harus dipinggirkan agar tidak hanyut terbawa air.
"Sedangkan pas air besar itu, jumlah sampah lebih banyak dari pada debit air normal seperti biasnya," ucapnya.
Di lain sisi, Direktur Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Sumbar, Wengki Purwanto berharap pemerintah tak hanya memikirkan solusi penanganan sampah di hilir saja, namun juga dari hulu yang merupakan sumbernya.
"Hulu seharusnya juga menjadi fokus untuk penanganan sampah ini. Kalau hanya di hilir saja, persoalan ini tidak akan selesai," ungkapnya saat diwawancarai, Jumat (19/5/2023).
Wengki mengatakan, berdasarkan hasil riset hidrologi Jerman beberapa tahun lalu, persoalan sampah di Kota Padang berada pada angka 70 persen mendesak untuk diselesaikan.
Sementara dari hasil riset Walhi, air Batang Arau sudah tercemar mikro plastik. Pihaknya menemukan fakta dalam setiap 100 liter air terdapat 110 partikel mikro plastik.
"Ini kalau tidak diselesaikan dengan cepat, maka akan semakin parah," ujarnya.
2. Trotoar Pantai Padang Dikomentari Brigjen Singgamata, Begini Tanggapan Pemko
Dinas Pariwisata Kota Padang menanggapi kelurahan Mantan Direktur Lalu Lintas (Dirlantas) Polda Sumbar, Brigjen Singgamata yang mengomentari trotoar di Pantai Padang.
Sebelumnya, Kepala Satuan Manggala Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) itu menyampaikan komentarnya di akun Instagram pribadinya usai berkunjung ke Pantai Padang.
Terdapat empat video yang diunggah Singgamata yang memperlihatkan kondisi trotoar Pantai Padang yang tidak tersambung satu sama lain.
"Sedikit sudah bagus jogging track-nya (trotoar), tapi masih terputus-putus," ujar Singgamata dalam video pertama yang memperlihatkan kondisi trotoar di depan Tugu IORA.
"Padahal disambung bisa (trotoar). Coba lihat, diujung sana (dari arah Tugu IORA) sudah ada joggnig track, ditambah kesini (depan kampung elo pukek) dan terus ke sana (depan hotel My All)," keluh Singgamata pada video kedua.
Baca juga: Pakai Trotoar untuk Jualan, Pedagang Takjil di Seberang Padang Ditertibkan Satpol PP
Pada deskripsi unggahannya, Singgamata menuliskan kondisi di objek wisata andalan Kota Padang itu mengecewakan dan menyedihkan.
Ia juga bercerita, saat ia bertugas di Sumbar pada 2018 lalu dan pernah mengusulkan agar jogging track atau trotoar di Pantai Padang diperbaiki dan ditata dengan baik.
Hal itu, kata dia, sebagai sarana bagi masyarakat umum dan dapat meningkatkan daya tarik wisatawan di Kota Padang.
Melihat kondisi sekarang, Singgamata menyebut tak ada bedanya dengan semasa ia di Sumbar lima rahun lalu.
"Saya yakin Pemda telah berbuat, tapi kondisi jogging track-nya saya yang tidak berubah. Kasihan masyarakat umum, kasihan Kota Padang. Ada potensi besar daya tarik wisata tapi tidak dioptimalkan," kata Singgamata.
Baca juga: Kubus Apung, Jurus Jitu Pemko Padang Atasi Masalah Sampah di Laut
Kabid Destinasi Pariwisata Kota Padang, Diko Rivo Putra menyebut, trotoar di Pantai Padang sudah jauh bertambah dibanding lima tahun lalu.
Misalnya, Pemko Padang sudah membangun trotoar sepanjang 230 meter dari depan Hotel My All hingga Kampung Elo Pukek.
"Terkait kenapa tidak tersambung, karena saat itu ada wacana pembangunan dermaga di kawasan tersebut dan juga akan menjadikan daerah itu sebagai Kampung Tematik," katanya, saat dihubungi, Minggu (21/5/2023).
Diko menambahkan sementara pembangunan trotoar dari Hang Tuah sampai Simpang Hotel My All masih menunggu proses hukum soal ganti rugi lahan.
"Proses hukum ganti rugi lahan ini dilakukan oleh Pemprov Sumbar," kata Diko.
Selain itu, Pemko Padang juga akan mengajukan usulan pembangunan trotoar ke pemerintah pusat.
"Tahun ini kita usulkan anggaran pembangunan trotoar tersebut ke pemerintah pusat," ujar Diko.
________________
Baca berita TribunPadang.com terbaru di Google News
Petugas Damkar Evakuasi Ular Piton dari Dapur Rumah Warga di Nanggalo Padang |
![]() |
---|
Satpol PP Padang Bongkar Lapak PKL yang Membandel Gunakan Fasilitas Umum |
![]() |
---|
Satpol PP Padang Sita Peralatan Dagang PKL yang Gunakan Trotoar dan Badan Jalan di Jalan Jhoni Anwar |
![]() |
---|
Iklan Rokok Masih Marak di Jalan Protokol Kota Padang, Meski Ada Perda KTR dan Perpres Terbaru |
![]() |
---|
Patroli Balap Liar dan Tawuran di Padang, Satpol PP Temukan Remaja Menenggak Alkohol di Ruang Publik |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.