11 Daya Tarik Desa Wisata Nyarai Padang Pariaman, Nikmati Keindahan Alam dan Budaya 

Kedelapan, Desa Wisata Nyarai juga menyediakan 10 Homestay yang masing-masingnya menyediakan 2 kamar, dengan fasilitas yang memadai.

Lalu ada 2 kamar cottage dan 1 kamar glamping yang disediakan bagi para tamu atau pengunjung yang ingin menginap.

Satu dari 10 homestay di Nyarai sudah diserifikasi dan dinyatakan masuk kategori memuaskan di CHSE Kemenpar RI yaitu Stevani Homestay.

Baca juga: 5 Wisata Sumatera Barat di Kabupaten Padang Pariaman: Pantai Tiram, Air Terjun Nyarai,Tapian Puti

Kesembilan, selain menyajikan wisata petualangan, desa wisata ini juga menyuguhkan produk-produk kreatif karya warga setempat seperti asam kandih Bundo Gamaran, yang telah menembus pasar supermarket di Sumatera Barat. Produk turunan dari asam kandih ini juga diproduksi dalam bentuk sirup.

Kesepuluh, desa wisata ini menyediakan gantungan kunci yang terbuat dari buah oak atau bahasa lokalnya buah paniang-paniang dan gelang paku ransam dari bahan tanaman pakis hutan yang tumbuh di Hutan Gamaran Desa Wisata Nyarai, untuk dijadikan oleh-oleh yang tersedia di Gallery Souvenir Desa Wisata Nyarai.

Terakhir, desa wisata ini juga telah melakukan pemberdayaan masyarakat (Community Based Tourism) yang mana mengantarkan Pokdarwis Ekowisata Nyarai menjadi Juara II  Pokdarwis Terbaik se Indonesia pada tahun 2014, dan juga mengikuti kompetisi penyelamatan lingkungan bergensi dunia yaitu EOCA (European Outdoor Conservation Association) dan meraih Juara I mengalahkan empat negara lainnya yaitu Peru, Paraguay, Afrika Selatan dan Philipina untuk kategori Outdoor pada tahun 2015.

Lalu, pada tahun 2018, pokdarwis Nyarai mendapatkan penghargaan sebagai Juara I Kalpataru Tingkat Provinsi Sumatera Barat. 

Wali Nagari Salibutan Lubuk Alung Jaidir dikutip dari rilis Humas Pemkab Padang Pariaman mengatakan keberadaan Desa Wisata Nyarai Lubuk Alung, Padang Pariaman, Sumatera Barat banyak memberi dampak positif bagi masyarakat setempat.

Kondisi masyarakat yang dulunya masih dalam kehidupan pedalaman, secara berangsur dapat berubah memahami kehidupan dengan pola modern sekarang.

"Sekarang masyarakat di sini semakin bisa membaca peluang hidup dalam mendapatkan kesejahteraan keluarganya," jelasnya.

Saat ini banyak masyarakat di daerah itu jadi pedagang, pelaku ekonomi, serta menjadi pemandu wisata.

Semua pekerjaan yang mereka tekuni tersebut, menurut Jaidir mampu memacu perputaran ekonomi di daerah tersebut. (*)