Demo Sopir Angkot di Padang
Sopir Angkot Pasar Raya-Unand Keluhkan Anjloknya Omzet: Dulu Masih Bisa Bernapas, Kini Sudah Susah
Sejak kehadiran Trans Padang Koridor VI, rata-rata Arman hanya membawa pulang uang sebanyak Rp50 ribu saja. Sebelum kehadiran Trans Padang, ia bisa ..
Penulis: Wahyu Bahar | Editor: Fuadi Zikri
TRIBUNPADANG.COM, PADANG - Seorang sopir angkutan kota (angkot) lurus jurusan Pasar Raya - Kampus Universitas Andalas (Unand) Kota Padang, Arman mengeluhkan anjloknya omzet yang ia raup sejak kehadiran Trans Padang Koridor VI.
Ia menuturkan, sejak kehadiran Trans Padang Koridor VI, rata-rata ia hanya membawa pulang uang sebanyak Rp50 ribu saja.
Bahkan, terkadang hanya membawa pulang uang sebanyak Rp30 ribu saja untuk pemenuhan semua kebutuhan keluarga.
Uang sebanyak itu, kata dia, jauh dari kata cukup. Ia punya tiga orang anak yang masih duduk di bangku sekolah.
Setiap hari, anak-anaknya butuh jajan dan keperluan lainnya. Belum lagi, asap di dapur rumah yang mesti tetap mengepul.
Baca juga: Diminta Sopir Angkot Tak Masuk Pasar Raya, Dishub: Penumpang Pilih Trans Padang karena Lebih Nyaman
"Dulu masih bisa barangok (bernapas), kini sudah susah," ujar Arman saat demonstrasi Angkot lurus di DPRD Kota Padang, Senin (13/3/2023).
Seingat dia, sebelum kehadiran Trans Padang, ia bisa membawa pulang uang minimal Rp100 ribu, bahkan bisa lebih dua kali lipat itu.
Dulu, pekerjaan Arman sebagai sopir bisa dikatakan cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, namun bagi Arman, hari ini hari-harinya mengkhawatirkan.
"Untung saya masih bisa mencoba cari penghasilan lain, namun bagaimana dengan sopir yang hanya menggantungkan nasib dari angkot?," katanya.
Arman melanjutkan, sudah 20 tahun lamanya ia menyopir, dan semakin kesini hidupnya semakin sulit.
Baca juga: Bantah Monopoli Penumpang, Dishub Padang: Pengoperasian Trans Padang Libatkan Pengusaha Angkot
Adapun sebagai sopir angkot jurusan Pasar Raya - Kampus Unand sudah 13 tahun ia lakoni.
Dulu, angkot juga punya saingan macam Bus Kota, hingga taksi. Namun, angkot masih punya posisi tawar.
Kata dia, taksi dahulunya punya penumpangnya sendiri, dan berbeda pasar dengan angkot. Taksi dahulunya angkutan yang tergolong mewah dan ongkosnya cenderung lebih mahal.
Lalu, sekira lima tahun yang lalu, angkot masih hidup di tengah ramainya angkutan online.
Angkot, ujarnya, mulai redup secara perlahan, hingga puncaknya Trans Padang menjajal trayek Pasar Raya - Kampus Unand.
Baca juga: 7 Armada Trans Padang Tak Beroperasi saat Demo Sopir Angkot di Kantor DPRD
Dishub akan Cek ke Lapangan, Pastikan Plang Pemberhentian Trans Padang Sesuai Aturan |
![]() |
---|
Diminta Sopir Angkot Tak Masuk Pasar Raya, Dishub: Penumpang Pilih Trans Padang karena Lebih Nyaman |
![]() |
---|
Bantah Monopoli Penumpang, Dishub Padang: Pengoperasian Trans Padang Libatkan Pengusaha Angkot |
![]() |
---|
7 Armada Trans Padang Tak Beroperasi saat Demo Sopir Angkot di Kantor DPRD |
![]() |
---|
Curhat Sopir Angkot Demo: Sejak Trans Padang Koridor 6 Beroperasi Hanya Dapat Rp 50 Ribu Sehari |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.