Gunung Marapi Erupsi

Sepekan Erupsi, Jumlah Letusan Gunung Marapi Sumbar Capai 173 Kali, 2 Wilayah Dihujani Abu Vulkanik

Sejak letusan pertama, Sabtu (7/1/2023), Pos Pemantau Gunung Api (PGA) Marapi mencatat sebanyak 173 kali erupsi terjadi di Gunung Marapi hingga kini,

Penulis: Alif Ilham Fajriadi | Editor: Rizka Desri Yusfita
Istimewa
Visual kawah Gunung Marapi saat erupsi sekira pukul 11.13 WIB, Kamis (12/1/2023). 

TRIBUNPADANG.COM, BUKITTINGGI - Sejak letusan pertama, Sabtu (7/1/2023), Pos Pemantau Gunung Api (PGA) Marapi mencatat sebanyak 173 kali erupsi terjadi di Gunung Marapi hingga kini, Jumat (13/1/2023).

Rinciannya, Sabtu (7/1/2023) Gunung Marapi mengalami erupsi sebanyak 15 kali.

Lalu pada Minggu (8/1/2023) jumlah erupsi Marapi meningkat jadi sebanyak 27 kali.

Erupsi Gunung Marapi juga terjadi pada Senin (9/1/2023), tercatat ada 35 kali letusan.

Baca juga: Seminggu Erupsi Gunung Marapi: Abu Vulkanik Turun di Cumantiang Agam, Warga Cium Aroma Belerang

Selasa (10/1/2023) Marapi mencatatkan erupsi 34 kali.

Jumlah erupsi gunung marapi menurun pada Rabu (11/1/2023), tercatat ada 23 kali letusan.

Selanjutnya, kemarin, Kamis (12/1/2023) terjadi letusan di Gunung Marapi sebanyak 24 kali.

Sementara pada hari ini, Jumat (13/1/2023) terjadi letusan di Gunung Marapi sebanyak 15 kali hingga pukul 18.00 WIB.

Berdasarkan catatan dari Pusat Vulkananologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), kolom asap dan vulkanik tertinggi hari ini berkisar 250 meter dari puncak kawah.

Sedangkan, status Gunung Marapi sejak awal erupsi hingga kini berada di Level II atau waspada.

Baca juga: Abu Vulkanik Erupsi Gunung Marapi Turun ke Pemukiman Warga, BPD Sumbar Kirim Bantuan Masker

Diberitakan sebelumnya, dua wilayah di sekitar kaki Gunung Marapi terkana dampak erupsi berupa hujan abu tipis.

Daerahnya itu, ialah Nagari Padang Laweh, Kabupaten Tanah Datar dan Cumantiang, Kabupaten Agam, Sumatera Barat (Sumbar).

Sementara itu, para ahli memperkirakan, dampak bahaya dari erupsi Gunung Marapi tidak semenakutkan yang dibayangkan.

Pasalnya, erupsi Gunung Marapi itu masuk kategori letusan freatik. Terjadi akibat adanya gerakan uap air yang terlalu panas di dasar kawah.

"Kita ibaratkan serupa air dalam teko, saat dia panas, maka air otomatis keluar lalu menimbulkan uap, itulah yang kini terjadi di Gunung Marapi," kata Kepala pos PGA Marapi, Teguh Purnomo.

Teguh menyampaikan, Gunung Marapi memiliki keunikan dibanding gunung api yang lainnya. Keunikan itu pula yang bisa disebut sebagai keberuntungan.

"Jika gunung api yang lain ketika erupsi ini menimbulkan letusan percikan api dan lava yang mengalir, Gunung Marapi tidak seperti itu," ungkap Teguh.

Sebab, kata Teguh, potensi paling bahaya dari erupsi di Gunung Marapi ini, hanya berdampak kepada ketebalan asapnya dan turunnya abu vulkanik ke pemukiman warga.

Baca juga: Pemprov Sumbar Siap Bantu Penanganan Kabupaten Terdampak Erupsi Gunung Marapi dan Kerinci

Lebih lanjut, jika ledakan erupsi Gunung Marapi cukup dahsyat dan melebihi rata-rata, kata Teguh, bakal menyebabkan material batuan kecil sebesar kelereng sampai ke pemukiman.

"Radiusnya pun juga tidak terlalu jauh. Material yang terlempar itu berdampak kepada pemukiman di badan Gunung Marapi saja," kata Teguh.

"Kalau abu vulkanik yang dikeluarkan itu, bisa turun ke pemukiman yang dibawa ke mana arah angin pada saat itu," tambah Teguh.

Oleh karena itu, Teguh mengatakan, masyarakat tidak perlu terlalu cemas dan takut ketika erupsi di Gunung Marapi. Serta, selalu memperhatikan atap rumah dan bahan pangannya.

"Ditakutkan nanti ada abu vulkanik yang turun dan sampai ke atap hingga sumur, ini berisiko besar terhadap keracunan jika sampai termakan," pungkas Teguh. (TribunPadang.com/Alif Ilham Fajriadi)

Sumber: Tribun Padang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved