PHK Karyawan AQUA
Nasib Korban PHK Pabrik AQUA Solok, Dipecat Saat Butuh Biaya Pengobatan Pasca Operasi Jantung
Pasca terkena pemutusan hubungan kerja (PHK) pada 19 Oktober 2022 lalu, salah seorang karyawan Pabrik AQUA Solok Belfitra tidak punya penghasilan
Penulis: Nandito Putra | Editor: Rahmadi
Anak bungsu Alex, baru saja lahir bulan lalu. Sedangkan ayahnya sudah tua dan menderita stroke.
Warga Jorong Kayu Aro, Nagari Batang Barus ini mengatakan, selain memenuhi kebutuhan rumah tangga, ia harus mengeluarkan biaya pempers bagi sang ayah yang tak bisa lagi berjalan.
Kini Alex tidak punya lagi pemasukan tetap. Sejak di-PHK pada pertengahan Oktober lalu, ia kalang kabut memenuhi kebutuhan keluarganya.
"Kadang terpaksa harus meminjam dan berutang," katanya.
Pria 34 tahun ini khawatir akan kesulitan mencari kerja tetap di usianya yang kian bertambah.
Baca juga: Total 101 Kena PHK, Pabrik AQUA Solok Hanya Mau Terima Kembali 66 Pekerja
"Kondisinya anjlok sekali, di usia yang sudah seperti sekarang, ke mana mau diarahkan," kata Alex.
Alex menceritakan, apa yang dituntut oleh pekerja sebenarnya tidak punya maksud untuk menjatuhkan perusahaan.
Ia mengatakan, sepanjang periode 2013 hingga 2016, PT. Tirta Investama selalu membayar upah lembur selama tiga jam pada hari terpendek, yakni di hari sabtu selama tiga jam.
"Tapi sejak 2016 sampai 2022 ini yang dibayarkan dari upah lembur di hari terpendek hanya dua jam," kata Alex.
Alex kini hanya bisa menunggu kepastian akan nasib pekerjaannya. Ia berharap bisa diperkerjakan kembali.
Baca juga: Bupati Solok Sebut Manajemen Pabrik AQUA Arogan dan Tidak Menghargai Pemerintah Daerah
"Anak saya ada tiga, ada orang tua yang harus dirawat, belum lagi angsuran rumah. Inilah yang harus saya pikirkan," katanya.
"Saya mencintai pekerjaan saya dan kami para pekerja telah lama bersama-sama dalam memajukan perusahaan AQUA di Solok ini. Semoga saya bisa bekerja kembali," katanya.
Satu-satunya sumber pemasukan keluarga Alex adalah usaha jahitan milik isterinya. Tapi pemasukan dari menjahit tidak menentu.
"Kadang ada pemasukan, terkadang tidak ada sama sekali," kata Alex.
Gusmardiana, 31 tahun, juga mengalami nasib serupa. Suaminya tidak punya pekerjaan tetap dan selama ini perekonomian keluarganya bersumber dari upah sebagai pekerja di pabrik AQUA Solok.
Baca juga: Ungkap Alasan Emosi di Pabrik AQUA, Bupati Solok: Saya Disuruh Jalan Kaki 1 Kilometer