Kota Pariaman

Saya Tahu Orang Ini Tadi Makan Apa, Kisah Supardi 18 Tahun Jaga WC Umum di Pantai Gandoriah Pariaman

"Sekarang kalau masuk WC yang kotor, saya sudah tau ini orang habis makan apa dari jenis dan baunya," terangnya mengenang keahlian aneh itu.

Penulis: Panji Rahmat | Editor: afrizal
TribunPadang.com/RahmatPanji
Seorang penjaga WC umum di bawah landmark Pantai Gandoriah Pariaman, Supardi (63) sedang memeriksa kebersihan sejumlah toilet, Jumat (26/8/2022). 

Selama bercerita tidak ada rasa jijik di air mukanya, malah selama bercerita ia mengenang dengan senyum lebar dan tawa lepas.

Ia mengira perangai menjadi-jadi pengguna ini karena stigma mereka sudah membayar pada penjaga WC umum, sehingga boleh saja menggalakan kotoran.

Baginya itu tidak masalah karena memang tugasnya, tapi ia jadi kasihan dengan perilaku ini karena kesadaran masyarakat terus menurun.

Perilaku ini menurutnya adalah gambaran dari para pengguna dalam kehidupan sehari-hari, sehingga mudah saja bagi mereka meninggalkan kotoran dengan hati lapang.

"Saya sebagai petugas tidak bisa marah, lagian pada siapa saya mau marah, penggunanya ramai, mereka gunakan yang mana saya juga tidak tahu," terangnya sambil tertawa hingga batuk.

Selain itu sampah juga rutin ia pungut dari dalam WC Umum khusus perempuan ini, seperti pembalut, plastik atau popok bayi dan sampah lainnya.

Keberadaan sampah itu juga beragam ada yang bergelantungan di dinding atau pintu, terserak di lantai, dalam kloset bahkan di bawah bak penampung air.

Sesekali ada pengguna yang teriak kaget melihat hal itu dan lekas memanggilnya keluar untuk mintak tolong dibereskan, tapi beberapa ada juga yang tidak peduli dan memilih pindah ke WC sebelahnya.

"Kalau mereka bilang lebih bagus, jadi bisa langsung dibersihkan," tuturnya.

Persoalan pengguna semacam ini juga jadi sorotan baginya, menurutnya ada sebuah perlakuan umum dari para pengguna, dimana mereka tidak mau membersihkan WC umum yang kotor saat mereka masuk.

"Jadi mereka hanya menimpali bekas kotoran yang ada atau menambah sampah yang sudah menumpuk," jelasnya.

Belum lagi perangai pengunjung yang suka merusak barang di dalam WC, seperti kran air, kloset, ember dan gayung.

Tidak terhitung juga kalinya sejak tahun 2020 Supardi belanja ke tempat toko bangunan untuk membeli yang baru.

Terlebih WC umum ini sudah ia kontrak seharga Rp 2.5 juta pertahun dari Disparbud Kota Pariaman, jadi semua kerusakan dan pengelolaan jadi tanggung jawabnya.

"Mau tidak mau harus saya ganti, lagian saya tidak tahu siapa yang merusak," katanya, karena kejadian serupa ini sering terjadi saat pengguna WC umum ramai.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Padang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved