Kabupaten Solok
Perbandingan Kondisi Gunung Talang Dulu dan Kini, Jumlah Pendaki Makin Ramai dan Banyak Sampah
Ia berharap pemerintah daerah dan pengelola pos pendakian bisa lebih tegas dalam aturan, terutama terkait sampah dan pembatasan jumlah pendaki.
Penulis: Ghaffar Ramdi | Editor: Rezi Azwar
TRIBUNPADANG.COM, SOLOK – Gunung Talang di Kabupaten Solok, Sumatera Barat, masih menjadi salah satu destinasi favorit bagi para pendaki, terutama saat momentum hari besar dan libur panjang.
Namun, kondisi gunung yang populer dengan ketinggian 2.597 mdpl itu dinilai mengalami banyak perubahan dibandingkan beberapa tahun lalu.
Hal itu disampaikan seorang pendaki asal asal Alahan Panjang bernama Yuda, yang telah beberapa kali menaklukkan Gunung Talang sejak tahun 2017.
Ia mengaku cukup kaget dengan kondisi terkini gunung tersebut saat kembali mendaki pada perayaan HUT ke-80 RI, Minggu (18/8/2025).
Baca juga: Viral Video Jaksa Solok Selatan Diduga Selingkuh, Kejati Sumbar Tegaskan Sudah Diproses dan Dihukum
“Kalau dibandingkan dulu, suasananya jauh lebih alami. Jalur pendakian masih sepi, hutan terasa lebih lebat, dan sampah jarang terlihat. Sekarang, jumlah pendaki semakin ramai dan sayangnya banyak sampah plastik berserakan di jalur maupun sekitar area camping,” ujar Yuda kepada TribunPadang.com, Rabu (20/8/2025).
Menurutnya, perubahan paling mencolok terlihat di area pos pendakian hingga puncak, khususnya jalur Bukik Bulek.
Kini, warung-warung dadakan dan penjual makanan banyak bermunculan. Meski hal itu membantu pendaki yang butuh logistik tambahan, Yuda menilai keberadaannya turut mengurangi kesan alami Gunung Talang.
“Sekarang lebih ramai, hampir seperti pasar. Memang ada sisi positifnya karena ekonomi masyarakat sekitar terbantu. Tapi di sisi lain, suasana alam yang tenang jadi berkurang,” ungkapnya.
Baca juga: Rivalitas Baru Lamine Yamal dan Kylian Mbappe, Dua Bintang LaLiga Tampil Gacor Awali Musim

Selain itu, Yuda menyoroti kondisi jalur pendakian yang sudah lebih terbuka akibat banyaknya lalu lintas pendaki. Menurutnya, jika tidak dikelola dengan baik, dikhawatirkan jalur akan semakin rusak.
“Beberapa tahun lalu jalurnya masih rimbun, sekarang sudah lebih lebar karena sering dilewati. Kalau tidak ada perawatan dan pengelolaan, bisa-bisa makin parah. Padahal Gunung Talang ini termasuk gunung dengan panorama yang luar biasa indah di Sumatera Barat,” katanya.
Meski demikian, Yuda tetap mengapresiasi upaya sejumlah relawan, petugas posko dan komunitas pecinta alam yang berusaha menjaga kebersihan dengan mengadakan aksi pungut sampah.
Baca juga: Keluarga di Sumbar Masuk Kategori Miskin Jika Habiskan Uang di Bawah Rp3,8 Juta Per Bulan
Ia berharap pemerintah daerah dan pengelola pos pendakian bisa lebih tegas dalam aturan, terutama terkait sampah dan pembatasan jumlah pendaki.
“Kalau ingin Gunung Talang tetap jadi destinasi kebanggaan, kita semua harus ikut menjaga. Jangan hanya menikmati keindahannya, tapi juga bertanggung jawab terhadap kelestariannya,” tutup Yuda.
Sebelumnya diberitakan, Gunung Talang di Kabupaten Solok, Sumatera Barat menjadi salah satu pusat perhatian pada perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-80 Republik Indonesia.
Ribuan pendaki dari berbagai daerah memadati jalur pendakian untuk merayakan kemerdekaan dengan cara mendaki gunung berketinggian 2.597 meter di atas permukaan laut tersebut.
Baca juga: Lahan Pertanian di Bukittinggi Menyusut Drastis, Hanya Tersisa 153 Hektare Akibat Alih Fungsi
Pengusaha Kayu di Solok Polisikan Petugas Gakkum KLHK, 5 Truk Kayu Diduga Dibawa Tanpa Surat Resmi |
![]() |
---|
Gegara Gunung Lain Tutup, Gunung Talang Solok Diserbu Ribuan Pendaki Rayakan Hari Kemerdekaan |
![]() |
---|
Diduga Berbuat Terlarang di Gunung Talang, Syairun: Mereka Hanya Main Sambil Mendengar Musik |
![]() |
---|
Viral Video Pendaki di Gunung Talang Diduga Berbuat Terlarang, Ketua Pokdarwis: Dipastikan Hoax |
![]() |
---|
Sambut HUT RI ke-80, Warga Sungai Janiah Solok Penuhi Jalan dengan Bendera Merah Putih |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.