Sebanyak 2500 Ekor Ternak di Kabupaten Padang Pariaman Sudah Divaksin PMK

Angka ternak mendapatkan vaksin Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) di Padang Pariaman sudah mencapai 2.500 ekor dari total 5.000 dosis vaksin yang ada

Penulis: Panji Rahmat | Editor: Mona Triana
TribunPadang.com/Panji Rahmat
Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disnakkeswan) Padang Pariaman melalui Kepala Bidang Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner Disnakkeswan Padang Pariaman Devi Yanti, saat ditemui Senin (22/8/2022) 

Laporan Wartawan TribunPadang.com, Rahmat Panji

TRIBUNPADANG.COM, PADANG PARIAMAN - Angka ternak mendapatkan vaksin Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) di Padang Pariaman sudah mencapai 2.500 ekor dari total 5.000 dosis vaksin yang ada.

Sedangkan 2.500 dosis tersisa akan diambil pekan ini untuk dibagikan sebagai dosis vaksin tahap 2.

Kata Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disnakkeswan) Padang Pariaman melalui Kepala Bidang Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner Disnakkeswan Padang Pariaman Devi Yanti, pihaknya akan menjemput vaksin 2.500 dosis lagi untuk booster ke Pemerintah Provinsi Sumbar.

Baca juga: Sebanyak 443 Ternak Terjangkit PMK di Sijunjung, 180 Diantaranya Dinyatakan Sembuh

Menurutnya meskipun sudah ribuan ternak di Padang Pariaman telah divaksin PMK, tetapi masih banyak sapi dan kerbau di daerah itu yang tidak mendapatkannya akibat keterbatasan vaksin serta berada dalam zona merah.

"Masih banyak yang belum menerima vaksin, populasi ternak di Padang Pariaman mencapai 44 ribu ekor," katanya.

Katanya hingga saat ini kasus ternak yang terjangkit PMK di Padang Pariaman telah mencapai 2.295 ekor, tersebar di seluruh kecamatan.

Baca juga: Mengenal Obat Tradisional PMK dari Warga Nagari III Koto Aur Malintang Padang Pariaman

Kendati demikian pihaknya belum menemukan tanda-tanda akan adanya penurunan kasus PMK di Padang Pariaman atau masih ditemukannya penambahan kasus ternak yang terjangkit penyakit itu.

"Ini karena penyebarannya cepat dan mudah. Melalui angin bisa tersebar ke ternak lainnya," ujarnya.

Lebih lanjut katanya, permasalahan yang dihadapi pihaknya selama menangani PMK yaitu banyak warga yang tidak melaporkan ternaknya mengalami sakit.

serta kekurangan obat untuk mengobati penyakit sesuai gejala yang dialami ternak. (*)

Mengenal Obat Tradisional PMK dari Warga Nagari III Koto Aur Malintang Padang Pariaman

Penyebaran Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) di Kabupaten Padang Pariaman belum juga usai, tercatat ada ribuan ternak yang sudah terpapar penyakit ini.

Penyebarannya yang marak, tidak sebanding dengan ketersediaan obat untuk penanganannya.

Sehingga banyak masyarakat harus putar otak agar ternak mereka bisa terhindar dari penyebaran ini.

Sedangkan peternak yang ternaknya sudah terpapar berusaha mengobati dengan obat tradisional.

Seorang peternak asal Nagari III Koto Aur Malintang, Padang Pariaman Zainal Abidin memiliki ramuan tersendiri dalam mengobati ternaknya yang terpapar PMK.

Dalam mengobati ternaknya Zainal Abidin memanfaatkan ragam tumbuhan yang berada di sekitar rumahnya.

ragam dedaunan dan air cucian beras yang akan diremas oleh peternak untuk diberikan pada ternak yang terpapar PMK di Nagari III Koto Aur Malintang Padang Pariaman
ragam dedaunan dan air cucian beras yang akan diremas oleh peternak untuk diberikan pada ternak yang terpapar PMK di Nagari III Koto Aur Malintang Padang Pariaman (TribunPadang.com/Panji Rahmat)

"Kami punya ramuan yang di proses secara alami oleh masyarakat setempat untuk mengatasi penyakit PMK ini,"katanya Jumat (29/7/2022).

Di antaranya ramuan tersebut adalah daun sungkai, daun capo, daun rambutan dan daun Bungo Rayo.

Seluruh dedaunan tersebut ia peroleh dari tanaman yang ada di sekitar rumahnya.

Ragam dedaunan itu katanya akan diremas dengan air cucian beras hingga halus, sampai zat pada daun tercampur pada air cucian beras itu.

Setelah dedadunan dan air beras bercampur, Zainal menyaring air tersebut ke dalam botol untuk memisahkan ampas dedaunan.

Baca juga: Berita Populer Sumbar: Harga Emas di Bukittinggi Mulai Naik dan Vaksinasi PMK di Pariaman Berlanjut

Baca juga: Kota Padang Kebagian 1.800 Dosis Vaksin PMK, Sudah Disuntikkan ke 100 Sapi yang Ada di RPH Aia Pacah

Ia menyarankan untuk ramuan ini sebaiknya dicampur dengan telur ayam kampung agar kasiatnya lebih tinggi.

"Tapi kalau tidak ada telur ayam kampung cukup dedauanan dan air beras saja,"sebutnya.

Obat tradisional ini biasanya diberikan oleh Zainal menggunakan botol, dengan harapan obat tersebut lebih mudah ditelan oleh ternak.

dedaunan dan air cucian beras berada dalam satu wadah hendak diremas oleh peternak sebelum diberikan sebagai obat tradisional untuk mengatasi PMK di Nagari III Koto Aur Malintang Padang Pariaman, Jumat (29/7/2022)
dedaunan dan air cucian beras berada dalam satu wadah hendak diremas oleh peternak sebelum diberikan sebagai obat tradisional untuk mengatasi PMK di Nagari III Koto Aur Malintang Padang Pariaman, Jumat (29/7/2022) (TribunPadang.com/Panji Rahmat)

Obat ini ia berikan setiap pagi hari sebanyak satu kali, khasiat obat ini katanya untuk menambah nafsu makan dan menjaga daya tahan tubuh ternaknya.

Sepengalamannya setiap ternak yang diberikan obat ini  berhasil sembuh dari Penyakit PMK, dengan catatan peternak harus rutin memberikannya.

"Dalam 5 hari biasanya sudah nampak reaksi obat ini, disamping adanya bantuan pengobatan dari tenaga medis dari dinas peternakan," terangnya.

Wali Nagari III Koto Aur Malintang Azwar Mardin, mengatakan di nagrinya memang banyak peternak yang terdampak PMK.

Namun peternak berhasil mengatasinya dengan memanfaatkan obat tradisional yang rutin diberikan pada ternak.

"Jadi kami terkendala masalah obat-obatan dari dinas terkait, terlebih untuk vaksinasi PMK ketersediaannya masih terbatas,"katanya.

Azwar Mardin berharap pemerintah bisa cepat tanggap dalam mengatasi penyebaran PMK yang terjadi di Nagari III Koto Aur Malintang ini.

Ia menilai dengan tanggap cepat pemerintah dalam mengatasi PMK bisa meminimalisir kerugian yang diderita oleh masyarakat. Terlebih ternak tersebut mati akibat terpapar PMK ini

"Jadi saat ini hampir semua peternak lebih banyak memanfaatkan obat tradisional seperti rempah dan dedaunan di sekitar rumahnya,"tuturnya.

Padahal menurut data dari Wali Nagari di III Koto Aur Malintang, 60 persen warganya memiliki ternak minimal satu ekor. (*)

 

Sumber: Tribun Padang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved