BERITA POPULER SUMBAR

Berita Populer Sumbar: Biaya Haji 2022 Naik, Harimau Sumatera, Nelayan di Pesisir Selatan

berita populer Sumatera Barat (Sumbar): biaya haji 2022 naik hingga Harimau Sumatera, nelayan di Pesisir Selatan ditemukan sudah tak bernyawa

Editor: Rizka Desri Yusfita
AFP
Para jemaah tengah melaksanakan ritual ibadah haji pada tahun 2020. - Berita populer Sumatera Barat (Sumbar): biaya haji 2022 naik hingga Harimau Sumatera, nelayan di Pesisir Selatan ditemukan sudah tak bernyawa 

TRIBUNPADANG.COM - Inilah berita populer Sumatera Barat (Sumbar) selama 24 jam terakhir yang tayang di TribunPadang.com.

Ada berita tentang biaya haji 2022 naik hingga Harimau Sumatera bergeser ke Kota Solok.

Selain itu juga ada berita tentang nelayan di Pesisir Selatan ditemukan sudah tak bernyawa.

Simak berita selengkapnya:

1. Tak Semua Kuota Jamaah Haji Sumbar Bisa Berangkat, Nomor Kursi Pendaftaran Jadi Penentu

Tidak semua kuota jamaah haji tahun 2020 berangkat tahun 2022 ini.

Hal ini imbas pemberlakuan kuota yang diberikan oleh pemerintah Arab Saudi untuk total jamaah haji yang hanya 1 juta jamaah.

Artinya ada pengurangan total jumlah kuota jamaah haji tahun ini dibandingkan tahun sebelumnya. 

Kuota jamaah Indonesia tahun 2020 sebanyak 221 ribu juga berkemungkinan akan berkurang.

Efeknya tentu saja kuota jamaah haji di daerah termasuk Sumatera Barat. 

Baca juga: Pendaftar Calon Jamaah Haji Menurun di Sijunjung Tahun 2021, Efek Covid-19 dan Lamanya Masa Tunggu

Baca juga: Keberangkatan Jemaah Haji dari Padang Pariaman, Kakan Kemenag: Belum Terima Surat Resmi

Seksi Akomodasi dan transportasi Haji reguler, Ami Mulyawan mengatakan jamaah yang akan berangkat  adalah jamaah yang sudah terdaftar dan batal berangkat pada tahun 2020 lalu.

Jumlahnya sebanyak 4.613 jamaah, hanya saja belum bisa dipastikan berapa jumlah pasti yang akan diberangkatkan.

"Wacananya yang berangkat ini kan setengah dari kuota yang ada, jadi sesuai dengan prinsip first come first serve maka jamaah tahun 2020 yang akan diberangkatkan," katanya.

Bila memang kuotanya setengah, jamaah yang berangkat itu nantinya akan dirangking sesuai nomor kursi yang duluan mendaftar.

"Jadi kalau memang kuotanya setengah, berarti tidak seluruh jaamah tahun 2020 berangkat," bebernya.

Baca juga: Tak Semua Kuota Jamaah Haji Sumbar Bisa Berangkat, Nomor Kursi Pendaftaran Jadi Penentu

Baca juga: 85 Persen Calon Jemaah Haji Bukittinggi Sudah Vaksinasi Covid-19, Bahkan Ada Booster

Selain jumlah kuota, pada tahun 2022 ini usia jamaah juga dibatasi sesuai ketentuan pemerintahan Arab Saudi yaitu maksimal 65 tahun.

Sesuai dengan aturan tersebut dan menimbang kondisi Pandemi covid 19, tentu masyarakat harus bisa menerimanya.

Jika sesuai wacana kuota 50 persen, maka hanya 2.306 jamaah berusia di bawah 65 tahun yang berangkat sesuai dengan rangking nomor urut kursi pendaftaran.

"Kami harap masyarakat berbesar hati juga untuk menerima keputusan tersebut," terangnya. 

Baca juga: 283 Jemaah Haji Tahun 2020 di Bukittinggi Berhak, Berangkat Musim Haji Tahun 2022

Baca juga: Simak Rincian Penggunaan Biaya Haji yang Naik Jadi Rp 39,8 Juta Tahun 2022

2. Penyebab Harimau Sumatera Bergeser ke Kota Solok hingga BKSDA Tak Pasang Perangkap di Kabupaten

Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumatera Barat memasang perangkap harimau di Kota Solok Provinsi Sumatera Barat (Sumbar).

Pemasangan perangkap ini dilakukan setelah harimau sumatera (Panthera tigris sumatrae) sempat muncul di Kabupaten Solok dan Kota Solok.

Rabu (6/4/2022), lalu, warga dihebohkan dengan adanya jejak si Raja Belang di Kelurahan Kampung Jawa, Kecamatan Tanjung Harapan, Kota Solok. 

Sehari berikutnya, Kamis (7/4/2022), warga juga melaporkan adanya sapi warga diterkam harimau di Nagari Kuncir, Kecamatan IX Koto Diatas, Kabupaten Solok.

Namun, petugas BKSDA Sumbar memilih memasang perangkap besi di RT 03/RW 06, Kelurahan Kampung Jawa, Kecamatan Tanjung Harapan, Kota Solok.

Baca juga: Harimau Sumatera Diduga Berkeliaran di 3 Kelurahan Kota Solok, BKSDA Sumbar Tambah Kandang Jebak

Baca juga: Giliran di Kota Solok Ditemukan Jejak Kaki Diduga Harimau Sumatera, Warga Lihat di Transad

Kepala BKSDA Sumbar, Ardi Andono, mengatakan jika mengamati pergerakan satwa ini, ditemukan hasil harimau bergeser lagi ke Kota Solok karena penghalauan. 

Penghalauan ini dilakukan menggunakan meriam dengan membuat suara-suara gaduh setelah harimau menerkam sapi milik warga di Kabupaten Solok.

Harapannya, harimau sumatera kembali ke dalam hutan.

Namun, terakhir jejak harimau ditemukan dekat Kota Solok.

Lokasinya masih terdapat hutan, ladang, dan hutan kota.

Alasan itulah yang membuat petugas BKSDA Sumbar memasang perangkap besi di Kota Solok.

Dijelaskan Ardi Andono, sampai saat ini telah dipasang satu unit perangkap besi.

Pihaknya pun merencanakan menambah satu unit lagi.

"Namun, kalau dapat lokasi perangkap ini diisolasi agar tidak ada bau manusia," katanya.

Jika kerangkeng besi didekati manusia akan meninggal bau dan membuat satwa liar ini tidak jadi masuk.

"Kita membuka call center, sehingga jika ada tanda-tanda terbaru bisa langsung menghubungi kami,' ujarnya.

Pihaknya akan mendatangi lokasi terbaru adanya tanda-tanda keberadaan satwa liar ini.

"Tanda-tandanya masih ada. Tadi juga ada laporan adanya tanda-tanda keberadaannya di sekitar kerangkeng," katanya.

Ardi Andono mengatakan, untuk satwa harimau ini hanya menunggu waktu untuk masuk ke kandang jebak saja lagi.

"Belum lari ke hutan, karena ada masyarakat yang sudah melapor ada pergerakannya," katanya.

Selain pemasangan kerangkeng, pihaknya juga melakukan pengusiran agar satwa ini kembali ke hutan dengan menggunakan meriam.

Baca juga: Update Nelayan Hilang di Pessel: 8 Hari Hilang, Tim SAR Hentikan Pencarian Junaidi

3. Sempat Hilang Sehari Nelayan di Pesisir Selatan Ditemukan Sudah Tak Bernyawa, Diduga Jatuh saat BAB

Jasad seorang nelayan ditemukan di pinggir pantai Kabupaten Pesisir Selatan, Provinsi Sumatera Barat.

Sebelum ditemukan, nelayan yang bernama Edison (45) itu sempat dinyatakan hilang.

Warga pun sempat melakukan pencarian nelayan yang berasal dari Koto VIII Mudiak Pelangai, Kecamatan Ranah Pesisir, Kabupaten Pesisir Selatan, Sumbar ini. 

Sekretaris Nagari Koto VIII Pelangai, Rumi, mengatakan korban dikabarkan hilang Selasa (12/4/2022) lalu. 

Edison merupakan warga Koto VIII Mudiek Pelangai, Kecamatan Ranah Pesisir, Kabupaten Pesisir Selatan.

Korban hilang Selasa (12/4/2022) sekitar pukul 04.30 WIB.

Saat itu Edison bersama seorang nelayan pergi melaut menggunakan perahu atau sampan tundo.

Korban diduga terjatuh saat sedang buang air besar di ekor perahu.

"Informasinya temannya ini tidak memperhatikan korban dan sudah hilang saja," kata Rumi, Kamis (14/4/2022).

Sementara teman korban juga tidak pandai mengemudikan perahu tersebut.

"Akhirnya dijemput oleh warga ke tengah laut," katanya.

Sementara itu Edison yang terjatuh tidak juga ditemukan hingga siang hari. 

Korban baru ditemukan di bibir pantai kawasan Pantai Sumedang Dusun Baru, Nagari Nyiur Melambai sekitar pukul 09.00 WIB pada Rabu (13/4/2022). (*)

 


 

 

Sumber: Tribun Padang
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved