Kuliner Sumbar: Ampiang Dadiah, Kopi Luwak di Rafflesia Luwak Coffee, Gratis Scrub Wajah
Kuliner Sumatera Barat (Sumbar) cukup beragam. Ada ampiang dadiah, kuliner Ranah Minang berbahan susu kerbau yang difermentasi dan kopi luwak
Penulis: Rizka Desri | Editor: Rizka Desri Yusfita
Susu kerbau yang diperah difermentasi di dalam potongan bambu yang ditutup dengan daun pisang.
Fermentasi susunya pun alami tanpa tambahan bahan lainnya.
"Fermentasinya biasanya selama satu malam," kata Rudi kepada Tribun.
Ia menuturkan, semakin lama proses fermentasi maka dadiahnya semakin keras.
Namun, untuk jualannya, ia menggunakan dadiah yang difermentasi satu malam agar sedikit kenyal.
"Tapi ini beda dengan 'yoghurt' pada umumnya" ungkapnya.
Berusia puluhan tahun
Rudi menuturkan kuliner ini sudah ada sejak tahun 1973 atau bahkan lebih.
Sedari kecil ia sudah sering mengkonsumsi dadiah yang dibuat neneknya.
Dulu sebelum dicampur dengan ampiang, kata Rudi, dadiah ini dijadikan teman makan nasi.
"Orang-orang tua dulu memakan dadiah ini dengan nasi, ditambah bawang dan cabai," katanya.
Karena perkembangan zaman, untuk memenuhi selera, dadiah pun dicampur dengan ampiang. (*)
Baca juga: Pisang Bakar Santan dan Kalikih Santan, Kuliner Tradisional yang Wajib Dicoba saat ke Sumbar
2. Menikmati Menyeruput Kopi Luwak di Rafflesia Luwak Coffee Kabupaten Agam, Gratis Scrub Wajah
Surga tersembunyi bagi para pencinta kopi ternyata ada di Kabupaten Agam, Provinsi Sumatra Barat (Sumbar).
Sebuah desa di daerah itu menyimpan salah satu kopi termahal di dunia yaitu kopi dari kotoran musang alias kopi luwak.