Pakar Gempa Universitas Andalas Sebut Padang Paling Siap, Hadapi Bencana Gempa dan Tsunami
Kota Padang dinilai sebagai daerah yang paling siap dalam menghadapi bencana gempa dan tsunami
Penulis: Rima Kurniati | Editor: Emil Mahmud
"Telah terjadi berkali-kali gempa dan tsunami seperti yang terjadi pada 26 Desember 2004."
"Demikian juga di wilayah Pesisir Pantai Barat Sumatera Barat, jadi pertemuan subduksi di wilayah Selatan atau sebelah Barat Mentawai ini masih memiliki potensi dan energi yang belum lepas, di Nias sudah pernah lepas," ungkap Doni Monardo saat mengunjungi seawall yang dibangun di Tugu Merpati Perdamaian, Kamis (15/4/2021).
Ketua Satuan Tugas Penanganan Covid-19 ini juga menambahkan, antara Mentawai hingga Enggano Bengkulu masih memiliki potensi terjadinya gempa dan tsunami.
Menurutnya, mitigasi merupakan satu dari banyak cara yang terbaik. Meski begitu masyarakat harus terus meningkatkan kesiapsiagaan.
Baca juga: Doni Monardo Resmikan Ruang Bernadus Wisnu Widjaja, Jadi Nama Ruangan di BNPB
Baca juga: BNPB Melaporkan Hingga Hari Ini Minggu (17/1/2021), Korban Gempa Sulbar 56 Meninggal & 826 Luka-luka
Baca juga: BNPB Rekomendasikan Sejumlah Strategi Hadapi Fenomena La Nina, Antisipasi Peristiwa Ekstrem
"Kita tidak boleh panik, harus tetap tenang karena ini adalah peristiwa alam, gempa dan tsunami pasti akan terjadi sebagaimana yang saya katakan tadi di Aceh, tapi kapan waktunya tidak ada satupun yang bisa menentukan," terang Doni.
Oleh karena itu, harus ada persiapan diri. Masyarakat sudah terbiasa terutama di wilayah Padang untuk berlatih.
Kata dia, pelatihan-pelatihan tidak boleh berhenti. Selain itu, kesiapsiagaan juga harus selalu dilakukan.
Baca juga: BNPB Pusat Distribusikan APD Gunakan Helikopter, Penanganan Percepatan Covid-19 di Pesisir Selatan
Baca juga: 3 Korban Kapal Tenggelam di Padang Belum Ditemukan, Helikopter BNPB Dikerahkan
Baca juga: Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Sumbar Terima Bantuan 5.000 APD Melalui BNPB Pusat
"26 April 2021 mendatang adalah hari kesiapsiagaan bencana. Kita berharap warga Sumbar terutama di tempat-tempat yang relatif padat penduduk di wilayah pesisir pantai harus mau berlatih," harap Doni.
Kemudian pada malam hari, lanjutnya, teknologi tidak bisa sepenuhnya menjamin memberikan informasi kepada masyarakat. Maka, cara tradisional harus dilakukan.
Dia mencontohkan menempatkan kaleng-kaleng bekas di dekat tempat istirahat atau tempat tidur.
"Ketika ada gempa, kalengnya jatuh, itu peringatan kita untuk mengambil langkah-langkah yang bisa dilakukan," tutur Doni.
Baca juga: Respon Wagub Sumbar Nasrul Abit Saat BNPB Minta Pemda Kaji Penyebab Banjir Bandang Malalo
Baca juga: BNPB Datangi Lokasi Banjir Bandang Tanah Datar, Serahkan Bantuan Rp 250 Juta Dana Siap Pakai
Baca juga: POPULER - Prakiraan Cuaca BMKG Rabu (25/12/2019)| Kepala BNPB Doni Monardo Sebut Kearifan Lokal
Jika tidak ada shelter di pinggir pantai, tambah Doni, maka harus ada solusi mencari bangunan yang lebih tinggi atau pepohonan yang ada di sekitar rumah.
"Kita pernah punya pengalaman, banyak yang bisa diselamatkan karena memanjat pohon," imbuh Doni.
Doni mengimbau masyarakat Sumbar bersahabat dengan alam serta menjaga lingkungan.
Sebab, pada saatnya nanti ketika terjadi bencana alamlah yang bisa menyelamatkan.
Doni juga menilai kesiapsiagaan Sumbar sudah baik, tetapi masih perlu diingatkan.
Latihan-latihan yang berhubungan dengan kesiapsiagaan kebencanaan harus dilaksanakan.
"Ini tidak boleh kendor. Rutinitas ini harus selalu dilakukan dengan melibatkan warga dan pejabat," tutupnya. (*)