Sambut Jenazah Santri Al Khoziny, Ayah: Saya Ikhlas Setulus Hati, Itu Bukan Kehendak Kiai
Syukur mengaku ikhlas atas tragedi rubuhnya musala Pondok Pesantren Al Khoziny Sidoarjo yang merenggut nyawa putranya.
TRIBUNPADANG.COM - Jenazah korban rubuhnya musala Pondok Pesantren Al Khoziny Sidoarjo, Jawa Timur satu per satu dipulangkan setelah operasi penyelamatan korban resmi ditutup Selasa (7/10/2025).
Dalam tragedi yang terjadi Senin (29/9/2025) tersebut, tercatat 67 korban meninggal dunia, termasuk 8 body part, dan korban selamat 104 orang.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), robohnya musala Ponpes Al Khoziny menjadi bencana dengan jumlah korban paling besar sepanjang tahun 2025.
Bukan karena bencana alam, musala empat lantai tersebut ambruk diduga karena konstruksi tak sesuai standar.
Kendati demikian, salah satu orang tua santri mengaku ikhlas atas musibah yang terjadi.
Adalah orang tua korban bernama Mohamad Royhan Mustofa (17), Syukur.
Mohamad Royhan Mustofa adalah santri Ponpes Al Khoziny dari Kampung Karang Anyar, Desa Banyuajuh, Kecamatan Kamal, Kabupaten Bangkalan, Madura, Jawa Timur.

Jasad Royhan ditemukan pada hari keenam proses evakuasi, Sabtu (4/10/2025) sekitar pukul 14.00 WIB dan tiba di kampung halaman pada Senin (6/10/2025) sekira pukur 22.45 WIB.
Syukur mengaku ikhlas atas tragedi yang merenggut nyawa putranya.
Baca juga: Penyebab Musala Ponpes Al Khoziny Ambruk, 3 Santri Tewas dan 91 Diduga Masih Terjebak Reruntuhan
Syukur menganggap tragedi tersebut bukan kehendak kiai pimpinan ponpes, melainkan musibah dari Allah.
Ia pun meyakini almarhum putra pertamanya tersebut meninggal dalam keadaan syahid.
"Saya ikhlas dengan setulus hati, itu bukan kehendak kiai, itu musibah dari Allah. Bagaimanapun saya ikhlas menerimanya, insya Allah anak saya Syahid," ungkap Syukur, dilansir Tribun Madura.
Lebih lanjut, tak dilakukan tes DNA terhadap jasad Royhan.
Proses identifikasi terhadap Royhan berjalan lancar karena terbantu sejumlah tanda pengenal pada tubuh, mulai dari jahitan luka, tanda lahir pada bagian leher, hingga ada tumbuh daging di bagian dada.
"Itu yang membuat proses identifikasi berjalan lancar sehingga tidak sampai tes DNA ke Jakarta karena tanda lahir terlalu banyak," pungkas Syukur.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.