Larangan Mudik di Sumbar Makan Korban Jiwa, Mahyeldi akan Evaluasi Sistem Penyekatan Perbatasan
Gubernur Sumatera Barat (Sumbar) Mahyeldi, menyebut perlu dilakukan evaluasi terhadap sistem penyekatan di pintu masuk Sumbar.
Penulis: Rizka Desri Yusfita | Editor: Saridal Maijar
Laporan Wartawan TribunPadang.com, Rizka Desri Yusfita
TRIBUNPADANG.COM, PADANG - Gubernur Sumatera Barat (Sumbar) Mahyeldi, menyebut perlu dilakukan evaluasi terhadap sistem penyekatan di pintu masuk Sumbar.
Menurut Mahyeldi, evaluasi perlu dilakukan setelah sistem penyekatan memakan korban jiwa.
Selain itu, kata Mahyeldi, masih banyak juga pemudik yang lolos melewati pos penyekatan.
Baca juga: Pemeriksaan Kendaraan di Pos Penyekatan Perbatasan Sumbar-Riau Diperpanjang hingga 24 Mei 2021
Diketahui, masa larangan mudik telah berakhir pada 17 Mei 2021.
Seluruh personel dari Pemprov Sumbar, mulai dari Satpol PP hingga Dinas Perhubungan, ditarik.
"Pengawasan sudah dilakukan rutin kemarin itu. Kalau sudah habis masanya, tentu tidak boleh lagi di sana karena ada batasnya," kata Mahyeldi kepada TribunPadang.com, Selasa (18/5/2021).
Menurut Mahyeldi, kebijakan atau sistem penyekatan perlu dievaluasi.
Baca juga: Masa Larangan Mudik Berakhir, Pemprov Sumbar Tarik Seluruh Petugas di Perbatasan
Sebab, informasi yang ia terima masih banyak para pemudik yang lolos dari pemeriksaan petugas.
"Sebetulnya dari penyekatan kemarin itu, saya perlu ada evaluasi juga karena dari informasi yang saya dapatkan, juga masih banyak yang lewat. Itu juga terjadi di daerah yang lain, apalagi itu ada korban," terang Mahyeldi.
Mahyeldi menyebut, ada pemudik yang nekat ke Sumatera Barat (Sumbar) menggunakan perahu.
Mereka menyewa perahu mesin, namun naas mereka tenggelam.
"Jadi mereka lewat sungai, ini tentu menjadi perhatian evaluasi kita," tambah Mahyeldi.
Baca juga: Walau Hari Ini Idul Fitri Tim SAR Terus Cari 3 Korban Hanyut Saat Mudik Lewati Sungai Batang Kapur
Mahyeldi menyebutkan, Sumbar sudah punya Perda nomor 6 tahun 2020 tentang Adaptasi Kebiasaan Baru.
Dia meminta ikuti saja Perda itu sehingga bisa mengendalikan Covid-19 di Sumbar.
"Kepada OPD yang bertanggung jawab di provinsi, lakukan pengawasan dan evaluasi tentang implementasi Perda itu," ujar Mahyeldi.
Mahyeldi menambahkan, jangan semua daerah itu dikategorikan zona merah, oranye, kuning, maupun hijau.
Baca juga: Tiga Pemudik Riau Sumbar yang Hanyut di Sungai, Ditemukan Meninggal Dunia
Menurutnya, perlu skala yang lebih kecil seperti arahan Presiden pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) berbasis mikro.
Dikatakan Mahyeldi, Sumbar sudah lebih dulu menerapkan kebijakan itu.
"Ada namanya kongsi Covid-16 dan Nagari Tageh. Artinya ketika mengkategorikan suatu daerah, skopnya harus lebih kecil, bukan seluruh kabupaten kota itu misalnya zona oranye. Ini yang perlu dievaluasi," jelas Mahyeldi.
Mahyeldi ingin mengikuti aturan yang sudah ada saja.
Baca juga: Sidak Pegawai Hari Kedua Gubernur Sumbar Panggil ASN Satu per Satu, Absen Online atau Manual?
"Jangan dibuat lagi kebijakan baru untuk itu yang kadang kala itu terkesan merugikan."
"Sementara antara kesehatan dan ekonomi harus berjalan, tidak bisa satu aja. Kuncinya satu, ikuti protokol kesehatan, dan lakukan pengawasan," jelas Mahyeldi.
3 Pemudik Tewas Tenggelam
Sebanyak 3 orang pemudik asal Riau, tewas setelah hanyut terbawa arus sungai di Kabupaten Limapuluh Kota, Sumatera Barat (Sumbar), Rabu (12/5/2021).
Tiga pemudik tersebut hanyut setelah nekat melewati jalur sungai untuk menghindari pos penyekatan perbatasan Sumbar-Riau.
Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan Padang, Asnedi mengatakan, korban hanyut di aliran sungai Batang Kapur, Taluak Subanio, Nagari Muaro Paiti, Kecamatan Kapur IX, Kabupaten Limapuluh Kota.
Baca juga: Sidak Gubernur Sumbar Berlanjut, Banyak Pejabat Belum Datang, Mahyeldi: Jam Berapa Masuk Kantor?
Diceritakannya, awalnya ada 4 orang yang berencana mudik dari Riau ke Sumbar.
Dikarenakan jalur darat dilakukan penyekatan, 4 orang tersebut berinisiatif melalui jalur sungai.
Ia menyebutkan, korban melalui jalur sungai dengan menggunakan perahu.
Namun, di tengah sungai menuju Kapur IX, perahu yang korban naiki terbalik.
"Hanya ada satu orang ditemukan selamat, dan tiga orang ditemukan meninggal dunia," ujarnya. (*)