Pilkada Sumbar 2020

Peta Pilgub Sumbar Versi SBLF Riset & Consultant: Kantong Suara Dikuasai Mahyeldi-Audy

Dari peta pilgub Sumbar tersebut, terlihat kantong-kantong suara dikuasai oleh pasangan calon nomor urut 4, yakni Mahyeldi-Audy.

Editor: Saridal Maijar
Istimewa
Direktur SBLF Riset & Consultant, Edo Andrefson 

TRIBUNPADANG.COM - SBLF Riset & Consultant merilis peta pemilihan gubernur dan wakil gubernur Sumatera Barat (Sumbar) jelang kampanye usai.

Dari peta pilgub Sumbar tersebut, terlihat kantong-kantong suara dikuasai oleh pasangan calon nomor urut 4, yakni Mahyeldi-Audy.

Direktur SBLF Riset & Consultant yang juga Eks Korwil Poltracking Indonesia, Edo Andrefson menjabarkan basis secara komposisi dari tiga pasangan calon.

Dijelaskannya, pasangan nomor urut 1, Mulyadi-Ali Mukhni mampu mengamankan setidaknya 6 daerah di Dapil II Sumbar, di antaranya Lima Puluh Kota, Agam, Bukittinggi, Pasaman, Pasaman Barat, dan Padang Pariaman.

Baca juga: Totalitas Kampanye di Pilgub Sumbar, Timses Mahyeldi-Audy akan Flash Mob di Jalan

"Khusus wilayah Padang Pariaman bisa diamankan karena faktor Ali Mukhni," ujar Edo Andrefson melalui siaran pers yang diterima TribunPadang.com pada Jumat (6/11/2020).

Sementara itu paslon nomor urut 2, Nasrul Abit-Indra Catri, kata dia, tampak unggul di Pesisir Selatan dan sebagian kecil daerah lain.

Adapun paslon nomor urut 4, Mahyeldi-Audy Joinaldy tampak mengamankan Kota Padang yang menjadi dapil dengan pemilih terbesar, dengan minimal raihan 70 persen suara.

Selain itu, Mahyeldi-Audy juga mengamankan Padang Panjang, Tanah Datar, Dharmasraya, Kota Sawahlunto dan Sijunjung.

Baca juga: Kampanye Mahyeldi-Audy Sudah Menyasar ke Seluruh Kecamatan di Sumbar, Target Menang 40 Persen

"Tiga daerah yang mendukung kuat karena faktor Audy Joinaldy, yaitu Solok Raya (Kota Solok, Kabupaten Solok dan Kabupaten Solok Selatan)," kata dia.

Mahyeldi-Audy, menurut dia, juga menguasai Kota Pariaman dan Kota Payakumbuh yang notabene sebelumnya tampak mendukung paslon Mulyadi-Ali Mukhni.

Sisi Jagoan Milenial

Edo Andrefson juga menjelaskan, potensi pemilih milenial pada Pilgub Sumbar 9 Desember nanti mencapai 40 persen.

Sehingga, mengamankan kantong suara ini menjadi kewajiban bagi paslon yang berlaga.

Dijelaskannya, paslon Mulyadi-Ali Mukhni sendiri memiliki kans untuk memperoleh dukungan dari milenial.

Sebab, memang telah mulai mendekat kepada kalangan tersebut bahkan sebelum pencabutan nomor urut, dengan melakukan berbagai pertemuan dan acara bersama kaum muda.

Baca juga: Sumbangan Dana Kampanye Pilgub Sumbar: Mahyeldi-Audy Terbesar dan Terkecil FaGe, Ini Rinciannya

Perpaduan paslon Nasrul Abit-Indra Catri menjadikan keduanya sebagai paslon dengan rata-rata usia tertua.

"Sayangnya, keduanya nyaris belum bergerak dalam upaya merangkul milenial untuk memahami ide keduanya. Karena secara umur, komunikasi pasangan ini dengan milenial tentu tidak akan begitu cair," ujarnya.

Meski begitu, kata dia, di rentang waktu tersisa, pasangan ini masih dapat mendekati milenial dengan mengubah pola komunikasi, memanfaatkan media sosial secara maksimal, mengadakan pertemuan sesering mungkin dengan milenial di tempat-tempat yang santai, dan lain sebagainya.

Dari empat pasangan dan delapan kandidat yang berlaga di Pilgub Sumbar, lanjutnya, tak terbantahkan bahwa Audy Joinaldy yang paling mewakili kalangan milenial.

"Ingat, Audy masih 37 tahun. Selain itu, di banyak aktivitasnya di lapangan, pemberitaan cetak dan daring, serta puluhan video yang bertebaran di instagram dan youtube, Audy Joinaldy adalah tokoh yang paling hadir dan melebur bersama milenial, termasuk bersama warga Sumbar dari semua kalangan," sebutnya.

Baca juga: Heboh ASN Padang Pakai NSP Lagu yang Dinyanyikan Mahyeldi, Apakah Pelanggaran? Ini Kata Bawaslu

Aktivitas itu dapat dicek langsung di berbagai kanal youtube dan instagram.

Audy memang tampil sebagai anak muda dengan tutur pembicaraan yang runut dan visioner, memiliki kegemaran layaknya anak muda seperti lari, menggebuk drum, bersepeda, dan lain sebagainya.

Menurut dia, pemilih dari kalangan milenial memiliki kecenderungan memilih calon yang mewakili kalangan milenial itu sendiri.

Milenial cenderung melihat jauh ke depan, melek digital, dan suka kebaharuan.

Konsep-konsep itu kerap ditawarkan oleh Audy Joinaldy selaku Cawagub nomor urut 4 yang berpasangan dengan Mahyeldi.

Selain itu, kata dia, Audy memiliki beberapa nilai plus lain sebagai kandidat milenial.

Baca juga: Bagi-bagi Tugas Mahyeldi dan Audy Saat Kampanye Pilgub Sumbar, Mochlasin: Audy Fokus di Solok Raya

Di antaranya, sebagai anak muda yang ikut mengemban tanggung jawab adat istiadat sebagai orang Minangkabau karena diangkat sebagai Datuk.
"Pebisnis/perantau sukses dengan pengetahuan yang luas, terlebih di sektor pertanian yang menjadi sektor pekerjaan terbanyak di kalangan pemilih di Pilgub Sumbar," ujarnya.

Jika pun ada milenial yang mendukung atau bahkan mati-matian menjagokan pasangan yang bukan dari kalangan milenial, kata dia, sebagian besar tentu diakomodir sebagai tim sukses atau simpatisan dari calon yang sudah berumur tersebut.

Soroti Survei Poltracking

Edo Andrefson juga menjelaskan, lembaga survei politik, baik nasional maupun lokal, tentu bekerja dengan metodologi, memastikan surveyor di lapangan memiliki kualifikasi dan kualitas teruji, serta kerap bergerak membantu klien dalam hal menentukan strategi dan membangun opini dalam upaya pemenangan kontestasi.

Sehingga, sudah rahasia umum jika lembaga survei belum atau tidak akan merilis hasil survei secara gamblang di saat kliennya belum mendapatkan hasil atau angka yang bagus dari survei tersebut.

Misal, hasil di mana kliennya hanya berjarak 2 hingga 5 persen dengan pesaing, biasanya belum akan dipublis.

"Menarik melihat rilis lembaga kaliber nasional Poltracking Indonesia terkait peta Pilgub Sumbar beberapa hari lalu," kata dia.

Baca juga: Buat Program Pro-Rakyat, Mulyadi-Ali Mukhni Bidik Keluarga Kurang Mampu di Tengah Pandemi

Pada poin ketiga dan keempat, lanjutnya, latar belakang secara gamblang disebutkan bahwa kepentingan survei sangat bermanfaat bagi para calon kepala daerah untuk memantaskan diri di depan calon pemilih, elite partai ikut mempengaruhi sejauh mana kandidat berpotensi meraih kemenangan, serta menyuarakan pada publik terkait siapa yang layak untuk memimpin daerah.

Oleh karena itu, memang untuk kepentingan membangun opini seperti di atar dibutuhkan angka survei yang bombastis agar framing (pembingkaian) seorang kandidat menjadi semakin kuat.

Oleh karena survei ini justru terlihat sebagai strategi besar dalam upaya pemenanganan.

Terlebih, media mainstream secawa luwes menampilkan hasil tersebut sebagai berita utama atau headline.

Dia menyebut, Poltracking Indonesia dalam beberapa waktu terakhir memang kerap dikritisi kredibilitasnya.

Tentunya disebabkan ketimpangan hasil survei dengan kenyataan raihan suara kandidat tertentu.

Baca juga: Blusukan Pasar Muara Labuh, Mulyadi Sampaikan Perhatian dan Dukungan kepada Pelaku UMKM

Menurut dia, dalam dokumen format pdf hasil survei Pilgub Sumbar dari Poltracking Indonesia yang tersebar di banyak kanal, tampak terjadi kenaikan dan tren kenaikan elektabilitas yang signifikan untuk Paslon Cagub-Cawagub Nomor Urut 1 Mulyadi-Ali Mukhni.

Sementara tiga paslon lain, trennya terus menurun. Selain itu, elektabilitas per orangan untuk Cawagub Ali Mukhni juga ikut meroket meninggalkan Cawagub lainnya.

"Tentu ini tidak lumrah jika kita melihat upaya sosialisasi tiga cawagub lain sejauh ini. Terlebih, slide hasil yang beredar pun tidak menampilkan infografis secara utuh," ujarnya.

Terutama sekali, lanjutnya, terkait sebaran elektabilitas per kabupaten/kota. Padahal, dari data itulah bisa kita ketahui rasionalitas dari elektabilitas keseluruhan.

Menurut dia, pada poin alasan memilih dalam dokumen survei Poltracking tersebut, juga disebutkan bahwa alasan utama masyarakat menentukan pilihan adalah karena faktor figur atau ketokohan calon gubernur dan calon wakil gubernur.

Baca juga: Dinilai Peduli Adat, Masyarakat Gaung Kabupaten Solok Dukung Nasrul Abit

Jika memang ini ukuran utama, kata dia, tentu saja tingginya elektabilitas Paslon Mulyadi-Ali Mukhni, yaitu sebesar 49,5 persen patut diragukan. Mengingat banyak isu dan kasus yang meliputi kasus ini, yang patut dianggap sebagai intrik politik guna memenangkan kontestasi.

Misalnya, kasus dijeratnya Cawagub Indra Catri sebagai tersangka atas kasus pencemaran nama baik Mulyadi, pemindahtugasan Cagub Fakhrizal sebagai Kapolda Sumbar (saat itu) dari jabatan Kapolda Sumbar ke jabatan baru di Mabes Polri, dan beberapa hal lain.

"Dari hasil survei Poltracking Indonesia, tampak kesan meng-underestimate (meremehkan) Paslon lain seperti Mahyeldi-Audy dan Fakhrizal-Genius Umar," sebutnya.

Sarana sosialisasi yang populer dan paling banyak memancing perhatian responden dalam setiap pertanyaan survei adalah kesukaan pemilih terhadap aktivitas blusukan para calon ke berbagai daerah kabupaten dan kota.

"Sayangnya, poin pertanyaan ini tidak terlihat dari hasil survei Poltracking Indonesia untuk Peta Pilgub Sumbar," ujarnya.

Namun jika ini disertakan, kata dia, jelas mudah diamati bahwa paslon Mahyeldi-Audy akan sangat jauh unggul, karena dalam sehari bisa menghadiri 14 acara di tengah warga.

Baca juga: Dituduh Anak PKI, Nasrul Abit: Saya Doakan Mereka yang Memfitnah Diampuni Allah

"Agenda sepertinya terjadwal rapi. Selain itu, terkait konsolidasi partai untuk pemenangan calon, PKS yang mengusung Mahyeldi-Audy juga paling kentara terlihat," sebutnya.

Menyusul di belakangnya Gerindra yang mengusung Nasrul Abit-Indra Catri, dan kemudian barulah Demokrat yang mengusung Mulyadi-Ali Mukhni.

SBLF Riset & Consultant dan Blueprint Institute pada Oktober 2020 memperoleh hasil survei yang berbeda dengan hasil yang dirilis Poltracking Indonesia.

Hasil survei yang akan dirilis dalam waktu dekat tersebut menempatkan Mahyeldi-Audy Joinaldy dengan elektabilitas tertinggi, disusul Mulyadi-Ali Mukhni, Nasrul Abit-Indra Catri, dan Fakhrizal-Genius Umar.

"Berbeda dengan Poltracking Indonesia yang merupakan lembaga nasional dan baru pertama kali melakukan survei Pilkada di Sumbar pada tahun ini, maka SBLF Riset & Consultant serta Blueprint merupakan lembaga survei lokal yang berpengalaman dan mengetahui serta menguasai betul medan wilayah pengambilan sampel," ujarnya. (*)

Sumber: Tribun Padang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved